Nayanika - 10

693 48 1
                                    

*Senin pagi sebelum berangkat sekolah

ADUL🐕

                                                                          "Masuk sekolah ga lu?"

"Bolos aja yuk?"

"Males upacara gua"                                                                      

 "Oke bolos tapi abis upacara"

"LAHHHH"

                                                                           "Minimal menghargai jasa para pahlawan kita cuma berdiri doang paling sejam nahhh kan abis upacara

guru guru biasanya rapat, nah kita kabur saat itu"

"👍"


"Pahhh, Daniel berangkat dulu ya" ucap Daniel sambil mencium tangan Gracio.

"Assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam, tiati jagoan papah" balas Gracio ke anaknya.

Gracio langsung menuju motor WIN kesayangannya dan berangkat ke kantornya. Semenjak istrinya pulang ke rumah orang tuanya sampe saat ini belum ada kabar karena dia diblokir oleh istrinya. Gracio jadi lebih sering pergi menggunakan motornya untuk melepas stresnya. Sebenarnya Gracio muda sama persis seperti Daniel sangat menyukai motor bahkan dia sudah touring sampe ke 0 km Sabang.

Kembali ke Daniel

Dia sampe di sekolahnya dan memarkirkan motornya di sebelah motor Adel. Tempat biasa mereka berdua menaruh motor agar pas ingin bolos ga ribet keluarin motornya. Pas akan ke kelas dia berpapasan dengan Lia.

"Pantesan aku telpon ga jawab, lagi di jalan ya tadi" sapa Lia.

"Ehhh (daniel heran darimana dia dapet nomernya)" balas Daniel yang masih memikirkan itu.

"ohhh mungkin dikasih gito" ucap Daniel dalam hati.

"Gito mana Li?" tanya Daniel.

"Tuhhh nyiapin lapangan buat upacara"

"Kamu ga ikut bantuin Li?"

"Eh iya juga, yaudah aku duluan Niel"

"huhhhh selamat" batin Daniel

Daniel mengecek hpnya dan terlihat ada 3 panggilan tak terjawab dari nomer asing, mungkin itu nomernya lia. Daniel langsung menuju ke kelasnya. Setelah menaruh tas dia berjalan menuju gerombolannya, maklum karena Daniel sering bolos dia jadi hanya memiliki beberapa teman saja di kelasnya.

"ANJAYYY BOS BESAR DATANG CUIIII" ucap Lulu yang didengar seisi kelas.

"Diem Lu, lu mau gua bogem?" tanya Daniel sinis.

"Aelah becanda niel, gimana lu?" tanya Lulu.

"Masih sama" jawab Daniel.

"Masih?" Lulu bingung.

"Masih tentang cewek, Daniel naksir temen pacar gua" jelas Adel sambil menepuk bahu Lulu.

"HAH?" Lulu kaget.

"emang ada cewe yang mau sama cowo kek Daniel ini?" ledek Lulu.

"Lu gatau aja, dia dalam sebulan terakhir di tembak cewek 3x apa 4x" kata Adel.

"HAH? LU SERIUS?" Lulu heran.

"Udah ah anjing, malah bahas gua. Jadi Del?" tanya Daniel

"Aman, mereka katanya pulang lebih awal. tapi gatau ya cewe lu, secara dia kan anaknya aktif di lab membantu guru kalo ada mapel praktikum."

"Lu tau kan tempatnya?" tanya Daniel.

"Aman"

Terdengar bel masuk berbunyi artinya semua siswa diharuskan ke lapangan untuk mengikuti upacara bendera.

...........

"AMANAT PEMBINA UPACARA, PASUKAN DIISTIRAHATKAN"

Daniel yang ada di barisan bagian belakang menunduk nunduk karena dia tak memakai topi. Daniel lupa dimana ia menyimpan topinya. Tanpa disadari Daniel ada tangan yang menariknya dari belakang. Daniel diseret ke belakang barisan oleh Pak Edi. Daniel sekarang berada di belakang barisan kelasnya dan di depan 2 orang PMR yang bertugas di belakang barisan kelas Daniel.

"Dimana topimu?" tanya pak Edi dengan tatapan tajam.

"Lupa pa..."

plakkkkkk

Sebelum selesai memberikan jawaban pipi Daniel ditampar cukup keras yang mengakibatkan kulit pipinya sobek karena menabrak giginya. Daniel mengarahkan lidahnya untuk menutupi kulit pipi bagian dalam yang sobek tersebut. Daniel tersenyum ke arah Pak Edi.

"Saya minta maaf pak, karena..."

plakkkkk

Tamparan ke dua yang mendarat di tempat yang sama dan lebih keras dari sebelumnya.

"Bagus kalo kamu sadar dengan kesalahanmu. Lain kali jangan diulangi"

"Baik pak, sekali lagi saya minta maaf"

Pak Edi pergi meninggalkan Daniel. Kepala Sekolah yang melihat kejadian itu tak bisa berbuat banyak, selain Pak Edi yang merupakan kerabat dari Pemegang yayasan sekolah ini. Pak Edi juga teman akrabnya saat masih kuliah di Jogjakarta dulu.

Daniel melihat Pak Edi sudah kembali ke barisan para guru, Daniel membuka mulutnya dan mengeluarkan air liurnya yang sudah bercampur darah yang sudah sangat merah.

"Mas gapapa?" tanya salah satu petugas PMR yang merupakan adik kelasnya pas SMP.

"Udah gapapa kok, udah sering juga jangan khawatir." tenang Daniel.

"Oke mas" petugas PMR pergi kembali ke barisannya.

*Upacara selesai

Daniel langsung menuju parkiran dan diikuti Adel. Tanpa babibu mereka langsung menarik gas motor mereka meninggalkan sekolahnya. Mereka tiba di tempat dimana Adel janjian dengan Ashel.

"Lu gapapa niel?"

Tanpa bicara Daniel membuang air liurnya yang masih bercampur darah.

"KELEWATAN EMANG EDI BANGSAT ITU" marah Adel.

"Udah ah ga baik maki maki guru, yang salah juga gua ga bawa topi tadi"

"Udah tenang ya gua gapapa kok Del"

"Hmm" Adel masih tak menerima begitu saja jawaban Daniel.

"Haiiii Sayang" ucap Ashel mengagetkan Adel.

"Ehhh halo sayang, tumben sendirian. MANA INDAH" Adel menekan akhir kalimatnya sambil melirik ke Daniel.

"Tadi bilangnya ke lab sebentar nahhh trus keluar gatau kemana, tadi sempet papasan si di jalan. mungkin dia di foodcourt pojok sana"

Tanpa babibu Daniel mencari Indah.

"Keknya mereka makin deket nih ay" ucap Adel ke Ashel

"Baguslah, biar dia ga kesepian kan ay" jawab Ashel.

*di foodcourt

Daniel melirik kanan kiri dan berkeliling mencari Indah, namun dia tak menemukan Indah di tempat itu setelah berkeliling satu kali. Daniel melihat ke sudut alun-alun seberang foodcourt, Daniel melihat motor Indah. Daniel langsung berlari ke arah motor tersebut dan melihat empunya sedang duduk sendiri di kursi panjang.

"Haiii, boleh duduk" ucap Daniel sedikit menahan perih.

K E M B A L I [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang