KARSA - 27

452 43 29
                                    

"Selamat datang kawan di tanah kelahiran kali ini kita buktikan siapa pemenangnya" ucap orang tersebut setelah menunjukkan identitas aslinya dengan memutar-mutar sepasang karambit di tangannya.
"Widihhhhh dah sehat lu brok?" ucap Ollan yang baru menyadari bahwa psikopat yang menyiksa lawannya adalah kawan akrabnya sendiri.
"Gua gamau ngrepotin kalian, Zee (melempar 1 karambit dengan tertulis di pegangannya Gracio dan baliknya Cobra) abisin tuh pecundang" ucap Daniel.
"Dengan senang hati" Zee mulai melangkah maju dan direspon langkah mundur perlahan oleh Abimanyu.

"Pantesan persis Cobra, ternyata anaknya" ucap Arman.
"Gerakan emang ga asing, saya kira tadi Cobra bangkit buat balas dendam" ucap Arjuna.
"Takut kan lu? cupu lu aslinya mah kalo ga main kotor" ejek Arman.
"Jaga mulutmu" ucap Arjuna.

"Mulut gua paling alergi sama kebohongan soalnya, orang yang gua bilang juga fakta kan?" skak Arman.
"Bacot" belas Arjuna.
"Yodah kalo emang lu ga cupu, noh katanya mau ngabisin anak cobra" ucap Arman.
"Lah ya ayo" Arjuna mulai turun mendekat ke anaknya yang membuat Zee berhenti dan memilih mendekat ke Daniel.

DOR! DOR! DOR! tiba-tiba terdengar 3 tembakan beruntun yang membuat semua orang terkejut, bahkan Pak Man dan Geby yang baru tiba tak bisa berkata-kata lagi. Tanpa sepengetahuan Arjuna, pistol yang dititipkan Arjuna ke Arman digunakan untuk membunuh 3 kaki tangan titipan Arjuna dan membiarkan 1 teman akrabnya untuk hidup. Arjuna melihat ke belakang dengan wajah tak suka.

"APA MAKSUDNYA?" marah Arjuna.
"Santai pak tua, seperti yang gua bilang tadi, meskipun gua seorang pembunuh tapi gua ga pernah pake cara kotor untuk menyelakai seseorang, dan tanpa lu tau gua udah tau apa peran lu di balik kematian Cobra" ucap Arman.
"Kerja bagus Man" ucap Hamdan, satu-satunya orang yang memang setia bersama Arman di manapun itu.

"WOI ANAK COBRA, DENGERIN GUA...." teriak Arman.
"LU GAUSAH TAKUT GUA JOIN, MULAI SEKARANG GUA DI PIHAK LU DAN KALO LU BUTUH BANTUAN GUA BUAT ABISIN NI PAK TUA BESERTA TAINYA DENGAN SENANG HATI GUA LAKUIN" ucap Arman lantang yang membuat mental Abimanyu agak down.
"GAUSAH REPOT REPOT PAMAN, SEPELE DOANG INI KALO GAADA KECURANGAN" balas Daniel.
"YAUDAH SOK ATUH LANJUTIN, TAMBAH LAGI PERSEMBAHAN NYAWA DI TANAH INI LU UDAH CALON NYUMBANG DUA SERAH DEH MAU AMBIL 2 LAGI BIAR GENAP ATAU AMBIL PEMBUNUH COBRA DOANG, GUA UDAH PERSEMBAHIN 5 NYAWA DISINI SOALNYA SAMA INI 3" teriak Arman yang berdiri agak mundur ke tempat perjanjiannya bertemu dengan Jaenan.

FLASHBACK ON

"Lu jadinya join apa kaga Man?" tanya Jaenan.
"Kalo lu minta gua buat ngabisin lu sih gua gamau join, tp kalo anak Cobra nyuruh gua abisin tuh pak tua. Dengan senang hati gua persembahin nyawa lagi buat tuh tempat" balas Arman.
"Mode pembunuh berdarah dingin nih?" tanya Jaenan.
"Kaga bro, enakan nasi di luar sini daripada di sel" balas Arman.

Jaenan sedikit memikirkan peluang untuk membunuh Arjuna sebesar apa, karena jujur dia khawatir akan kehilangan Daniel untuk selamanya. Bagaimanapun Indah sudah cinta mati dengan Daniel, jika Daniel harus tewas kali ini, apa respon Indah nantinya. Jaenan terus bengong berkutat dengan pikirannya.

"Woi, keburu jadi ager tuh kopi" ucap Arman.
"Mikirin apasih lu, bini? ada, anak? sehat, uang? ah elah orang kek lu gaada sejarahnya ga pegang uang, mobil? noh di depan lu, rumah? ga akan bergeser tuh dari tempatnya" bercanda Arman.
"Daniel Man, gua malah takut dia yang akan mati kali ini" ucap Jaenan sedikit resah.
"Ah elah itu doang, gua jamin saat dia tiba. Semua akan fair 2vs2" ucap Arman enteng.

"Maksud lu?" tanya Jaenan.
"Udah besok temuin gua di sebelah sini, kita buat pak tua itu gaada jalan buat kabur. Sisi lain gua udah yakin pasti dijagain Geby sama Pak Man" balas Arman.
"Lu mau ngapain anjiir?" bingung Jaenan.
"Udah, gausah diambil pusing" balas Arman.

"Oiyaaa, gua nitip sesuatu kasih ke Pak Man" ucap Arman.
"Apaan?" bingung Jaenan setelah melihat Arman mengeluarkan sepotong kain yang dilipat asal.
"Kasih ke Pak Man, tolong benerin dan kasih ke Daniel. Ini pertempuran jalanan, gaada rules biar fair. Siapa yang lebih bersiap dia yang menang" ucap Arman sembari menyerahkan sebilah karambit tua.

K E M B A L I [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang