KARSA - 20

491 47 17
                                    

Seminggu setelah Daniel sudah tidak mengalami drop sama sekali. Seminggu pula Indah di rumah sakit menemani sekaligus menjaga Daniel. Sudah tak terhitung berapa momen yang mereka ciptakan dari di IGD sampai detik ini.
Indah sedang duduk di kursi tempatnya mengerjakan tugas sekolahnya dan Daniel sedang diperiksa oleh dokter untuk mengetahui kapan Daniel bisa pulang. Sebenarnya tugas sekolah Indah tidak banyak hanya beberapa saja karena setiap dapat info tugas dari Marsha ataupun Ashel, Daniel selalu menyuruhnya untuk langsung mengerjakannya dan bilang bahwa pendidikannya lebih penting lagian Daniel juga sudah tidak begitu merasakan sakit.

"Bagaimana dok kondisinya?" tanya Indah.
"Luka-luka kecilnya sudah mengering sempurna hanya tinggal beberapa luka besar yang cukup parah belum ada tanda-tanda untuk kering dalam waktu yang singkat" jawab dokter.
"Jadi kapan saya boleh pulang dok?" tanya Daniel yang langsung mendapat tatapan 'kamu serius nanyain itu?' oleh Indah.
"Tergantung, tapi tidak akan kurang dari 10 hari lagi" dokter memberikan perkiraannya yang langsung direspon senyum kecut Daniel.
"Saya permisi" ucap dokter
"Terimakasih dok" balas Indah.

"Mas kenapa kok mukanya berubah gitu?" tanya Indah.
"Udah seminggu ya dari Marsha kesini aku tidur?" tanya Daniel.
"(Apa jangan jangan mas Daniel dengar tentang apa yang Zee ucapin) udah, pas malahan mas. ada apa?" Indah memastikan.
"Cukup ga ya" gerutu pelan Daniel yang masih didengar Indah.

"APA?!! MAS JUJUR SAMA INDAH SEKARANG" ucap Indah pelan namun menusuk membuat Daniel tak bisa mengelak lagi.
"Tinggal seminggu kan?" tanya Daniel dengan senyum dipaksakan.
"Mas jangan ngaco deh" tegas Indah.
"Ini dendam dan rencana balas dendam milik mas ga seharusnya Zee Ollan yang nglakuin" ucap Daniel dengan menunduk takut melihat reaksi Indah.

"Kamu mikir ga sih mas?" kesal Indah.
"Coba sekali aja ya, sekali, Indah mohon sekali aja, jangan maksain diri. Indah tau mas jago mas kuat mas bukan orang yang gampang kalah ataupun menyerah tapi tolong......." ucap Indah memegang tangan Daniel sembari menahan air matanya yang akan jatuh.
"tolong untuk kali ini saja dengerin Indah..." air mata Indah menetes dan jatuh tepat di tangan mereka berdua.
"Pikirin kesehatan sama kondisi mas, jangan maksain buat ngelakuin hal yang belum tentu mas kuat karena belum pulih seperti sebelumnya. Indah gamau kehilangan mas untuk selamanya" ucap Indah dengan menangis di pelukan Daniel.

Melihat Indah yang menangis di pelukannya, hatinya hancur. Jujur, Daniel paling tidak bisa melihat orang yang dia sayangi menangis. Daniel hanya bisa diam mematung dengan tatapan kosong. Di satu sisi, benar yang Indah ucapkan. Daniel menyetujuinya dan jujur saja Daniel juga tak siap jika memang harus meninggal Indah selamanya, pikirnya tak apa jika Indah harus meninggalkannya asal jangan dia yang meninggalkan Indah.

Namun di sisi lain, Kematian papah bukanlah hal yang bisa untuk dimaafkan. Nyawa akan tetap harus dibayar dengan nyawa tidak ada apapun yang dapat mengimbangi nyawa saat diletakkan di neraca. Daniel juga tak akan membiarkan ada tangan lain yang mencari pengganti setimpal untuk papahnya. Saat ini bahkan detik ini Daniel dipecahkan oleh 2 hal tersebut yang memenuhi kepalanya.

"Iya...." balas Daniel saat mendengar tangisan Indah mulai mereda.
"Iya apa mas?" ucap Indah sembari mengusap airmata.
"Iya, aku ngikutin apa yang kamu mau" ucap Daniel mengulurkan tangannya untuk mengusap air mata Indah.
"Janji?" ucap Indah mengacungkan jari kelingkingnya.
"Janji" Daniel menautkan jari kelingkingnya ke kelingking Indah walaupun dengan sedikit susah payah.
"(Lebih baik minta maaf daripada minta izin kalo ini mah)" batin Daniel.

"Ayah jadi kesini?" tanya Daniel.
"Nanti agak sorean katanya nunggu mama pulang" balas Indah.
"Jam berapa sayang?" tanya Daniel.
"Jam setengah 2 katanya" ucap Indah.
"Lah? orang ini udah jam 1 lho" ucap Daniel sesaat setelah melihat jam yang ada di dinding.

"LOH? perasaan tadi masih setengah 1 deh pas dokter keluar" ucap Indah.
"Artinya kamu muasin tangismu yang tadi, setengah jam sendiri tuh wleeee" ledek Daniel.
"Ishhh ngeselin, yang bikin nangis siapa?" ucap Indah dengan muka tengil.
"Iya aku, minta maaf ya" ucap Daniel.
"Aduh ga kedengaran mas, apa mas barusan?" ucap Indah memancing Daniel untuk memanggil namanya dan mengucapkan kata maaf.
"Aku minta maaf" ucap Daniel lagi.
"Ga kedengaran serius" ledek Indah.

"Indah Syafa Berdine, sayangku cintaku duniaku, saya atas nama Daniel Aldevaro meminta maaf setulus-tulusnya atas kejadian tadi yang membuat adek Indah Syafa Berdine-ku tersayang jadi menangis" ucap Daniel.
"Iya Indah maafin kok mas" ucap Indah yang langsung memeluk Daniel.
"puk puk dong sayang" ucap Daniel yang langsung dituruti Indah dan diakhiri ciuman di pipi kanan Daniel.

"Indah mandi dulu ya mas, takutnya nanti ayah, MaCin (panggilan untuk Cindy), sama MaShan (panggilan untuk Shani) kesini Indah belum mandi kan malu" pamit Indah yang diangguki Daniel.
"Aku pinjem hpmu ya, bosen + gabut" ucap Daniel.
"Pake aja, gausah izin segala" balas Indah yang sudah membuka pintu kamar mandi.
(sekedar informasi Daniel dirawat di ruangan VVIP dimana terdapat sofa, kasur, dan kamar mandi di ruangan)














======================================
Zee dino

======================================

"p"

"hah?"

"gua Daniel"

"Oh, kirain kak Indah"

"Gua 10 hari lagi pulih
lu bisa ulurin waktu
buat ketemu mereka?"

"Gatau, liat besok"

"Oke"
"Habis ini gua tarik pesannya
biar Indah ga curiga, gua udah
janji sama dia buat ga ikutan"

"Anying nekat juga lo"

"Lebih baik minta maaf
daripada minta izin"

"Dah cocok lu berdua"
"Buru nikah biar gua
punya ponakan"
"Ntar janji deh gua ajak
muter-muter kota bareng
Marsha sama gua"

"Anjay dah jadian aja"

======================================

"Sayang, sumpah ya fypmu isinya Lotso semua" keluh Daniel saat Indah sudah selesai mandi.
"Udah sini dulu hpnya, makan dulu. Ini udah 70 menit dianggurin loh makanannya" perintah Indah.
"Sepuluh menit lagi ya?" nego Daniel.
"Sekarang atau makan sendiri Indah tinggal pulang?" ancam Indah.
"Ini hpnya sayang, aaa" ucap Daniel yang sudah kena skak mat dan langsung membuka mulutnya meminta disuapi.

Sementara itu, ketiga orang tua mereka sudah tiba dari 5 menit yang lalu tapi dengan sengaja menunggu di luar buat menyaksikan momen mereka berdua. Jaenan dan Cindy yang bangga dengan cara Indah menghormati dan menjaga Daniel. Shani yang akhirnya bisa mendapatkan jawaban bahwa Indah adalah dirinya dulu saat bersama Gracio. Mungkin sudah saatnya menjodohkan mereka.
(SABAR WOY SEKOLAH RUNG LULUS COK -author)

"CIEEE, Shan kayaknya panggilin penghulu kesini sekalian ga sih?" ucap Jaenan.
"MaCin, liat tuh kelakuan suamimu" ucap Indah yang kesal namun tersipu malu.
"Udah ah, kamu ini" ucap Cindy.
"Kathrin mana MaCin?" tanya Daniel.
"Gamau ikut, takut disuntik dokter katanya" balas Jaenan.
"Kamu gimana?" tanya Shani.
"Udah mendingan kok mah, seminggu lagi juga pulang" ucap Daniel.
"EKHMMMM, ralat sepuluh hari ya MaShan" ucap Indah.

"Indah ke kantin dulu ya" pamit Indah.
"Mau ngapain?" tanya Jaenan.
"Beli makanan sekalian es krimnya mas Daniel" balas Daniel.
"Udah kamu disini aja, biar ayah yang kesana. chat aja ya apa aja yang harus ayah beli" ucap Jaenan yang langsung meninggalkan ruangan.

TBC

Buat yang nanya kemana WIGHNA, sabar napa biarin bikin momen OnDah dulu. Author tuh suka baca wp Ondah yang keluarga cemara sebenernya wkwk tapi ntah knapa bikin wp sendiri malah kek gini. Ingpokan wp OnDah yang keluarga cemara dong hehe

Minggu depan Insyaallah upload 2-4 chapter deh, ga janji tapi author usahain

K E M B A L I [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang