KARSA - 17

498 43 6
                                    

"Apa yang terjadi sebenernya?" tanya Jaenan yang barusan tiba bersama Indah.
"Mamah....Daniel mah" ucap Indah sembari menangis di pelukan Shani.
"Shan, ini gimana kejadiannya?" tanya Geby.
"Daniel ke rumahku, trus gatau kenapa tiba-tiba pergi, aku cari dia eh ketemu sama Pak Man udah ga sadar" ucap Shani.
"Terimakasih Shan, sudah menjaga Daniel" ucap Jaenan dan Geby tanpa ada dendam atau kebencian sedikitpun di mata mereka.
"Sudah tugas seorang ibu untuk menjaga anaknya" ucap Shani.
"Gitu dong baikan" ucap Pak Man.
"Lah mana ada musuhan? sekarang pak Man ceritain gimana bisa ketemu Daniel" ucap Geby.
"Jadi gini...."

FLASHBACK ON

Sepulang dari tengkulak andalannya, Pak Man pulang membawa cukup banyak barang di motornya yang dikasih keranjang di sebelah kanan dan kiri. Setelah menata dengan seimbang agar tak kesusahan di jalan, Pak Man mulai melajukan motornya membelah jalanan tengah malam yang sepi.

Saat mendekati, halte dekat sekolah tempat dimana dia pertama bertemu dengan Gracio yang waktu itu sedang dihajar Arjuna dan beberapa anak buahnya. Bahkan dia masih mengingat betul kondisi tubuh penuh luka Gracio yang berhasil menumbangkan 5 orang sendirian tanpa senjata apapun.

Saat sedang terbayangkan bagaimana dulu Gracio bertarung di sana, bayangan tersebut langsung pecah saat melihat kenyataan bahwa yang dilihat sekarang adalah seorang Daniel bukan Gracio. Pak Man bergegas menuju Daniel dan membubarkan pengeroyokan tersebut.

FLASHBACK OFF

"...Gitu ceritanya, yang jelas saya liat ada Arman" ucap Pak Man.
"Apakah dia kembali Geb?" tanya Jaenan.
"Arman siapa yah?" tanya Indah.
"Teman akrab sekaligus tangan kanan Arjuna" jelas Geby.
"Ternyata dia kembali setelah bebas dari penjara, kirain udah tobat. Apakah kita juga harus comeback juga Nan?" ucap Geby.
"Heleh banyak gaya, baru dilirik sama bini aja udah ciut kalian" remeh Shani.
"Gausah, kalian udah punya tanggungan istri dan anak, pertanggungjawabkan apa yang sudah kalian pilih sekarang jangan kembali ke dulu. Dulu kalian masih remaja dan perjaka jadi tidak ada tanggungan yang berarti kecuali nyawa masing-masing" nasehat Pak Man.
"Kalo udah Pak Man yang bilang sih, kita ga bisa ngelawan ya Geb" ucap Jaenan.
"Hahaha" tawa Geby.

"Maaf yah, om, kek, tante. Dokternya udah keluar mau ketemu keluarga korban katanya" sela Zee di tengah tawa Geby.

"Gimana kondisi anak saya dok?" tanya Shani.
"Anak ibu tidak ada masalah berarti yang mengakibatkan luka fatal, semua aman hanya mungkin beberapa hari terakhir tubuhnya sedang tidak fit makanya tadi tak sadarkan diri. Pasien sekarang juga belum sadarkan diri, boleh kalau mau menjenguk tapi cukup 1 orang saja yang di dalam. Saya permisi bu" ucap Dokter.
"Terimakasih dok" ucap mereka serentak.
"Shan, masuklah" perintah Pak Man.
"Indah, udah jangan nangis. Masuklah dan temui Daniel" ucap Shani yang menjongkokkan diri agar dapat mengusap air mata Indah.
"Boleh mah?" tanya Indah yang dibalas anggukan oleh Shani.
"Yah?" tanya Indah.
"Masuklah dan temui Daniel seperti kata Shani" ucap Jaenan.
"Udah masuk sana Ndah, kami mau ke kamar Adel dulu ya" pamit Ollan mewakili WIGHNA.

Indah memakai baju hijau yang disediakan rumah sakit lengkap dengan maskernya. Indah masuk langsung terlihat sosok yang sedang lemah tak berdaya dengan beberapa alat tertempel di badannya. Sungguh air mata Indah ingin jatuh saat itu juga melihat orang yang disayanginya yang sangat kuat menerjang badai kehidupan harus tertidur tak berdaya. Indah mulai menguatkan dirinya dan berjalan menuju kursi di samping bangsal Daniel.

"Mas..." sapa Indah lemah.
"Mas masih kuat kan, mas masih akan kembali bersama Indah lagi kan" ucap Indah sambil menggenggam tangan kanan Daniel.
"Maafin Indah ya, dulu sempet meragukan mas dan lebih memilih dia. Indah bodoh mas, udah dapet orang setulus dan sepenyayang mas tapi malah milih orang yang membunuh Papah Cio" tangis Indah perlahan pecah dan air matanya mengalir membasahi tangan Daniel.
"Andai saja Indah waktu itu tidak dekat dengan dia, mungkin mas gaakan kaya gini. Semua terjadi karena kesalahan Indah mas, Indah berha...rap mas ma....uuuuu hikss hikss ma...u..... ma....afin Indah ya mas" ucap Indah yang langsung menangis menundukkan kepalanya tepat di atas tangan kanan Daniel yang dia pegang.

Di luar terdapat perbincangan antara WIGHNA, Jaenan, Geby, Shani, dan Chika. Chika yang baru saja mendapatkan kabar dari Ollan bahwa Daniel habis dikeroyok dan tidak sadarkan diri. Sesampainya di rumah sakit, Chika langsung mencari Shani dkk.

"KITA MAU TERUS DIAM SAJA APA SETELAH ADEL DAN DANIEL KENA?" tanya Ollan penuh emosi.
"Sabar dulu Llan, dengerin mplor" ucap Miran.
"LU MPLOR, LU PIKIR RENCANA GINI BAGUS?" tanya Ollan.
"LU DIEM DENGERIN APA GUA HABISIN LU DI SINI" ucap Zee mencengkram baju Ollan.
"Jadi gini....." semua diam mendengarkan penjelasan Floran.

Di ruangan IGD yang sangat sunyi hanya terdengar suara alat alat kesehatan dan tangisan tak berdaya Indah. Indah sangat terpukul mengetahui keadaan Daniel yang sudah 5 jam belum sadar juga. Indah hanya bisa duduk di sebelah bangsal sembari berdoa untuk menguatkan dirinya sendiri dan mendoakan Daniel agar segera sadar.

"......." kaget Indah saat ada tangan yang mengelus kepalanya.
"U..d..ah j...anga...n n..a...ngis la...g...i, hi...l..a..ng c...a....ntik sa..m...a s..e....nyu....m...m...u ya...ng ma...n...is, a...k...u g..a..pa...p....a sa...y..a...ng" ucap Daniel cukup lemah dan terlihat bersusah payah untuk mengeluarkan kalimat dari mulutnya.
"Mas, kamu beneran Mas Daniel? beneran udah sadar?" ucap Indah memegang tangan kiri Daniel dan menempelkan di pipinya.

Daniel menggerakkan jari jari di tangan kirinya sebisa mungkin untuk mengusap air mata Indah. Daniel sebenarnya merasakan sakit yang luar biasa saat menggerakkan anggota tubuhnya walaupun itu gerakan yang sangat kecil. Namun, Daniel tak ingin Indah mengetahui dan merasakan hal tersebut makanya Daniel tetap menahan senyumnya untuk menguatkan Indah.

Dokter memasuki ruang IGD untuk memastikan kondisi Daniel dan Indah disuruh keluar. Indah disambut dengan raut wajah penasaran dan khawatir. Shani yang terlihat sangat khawatir akhirnya bisa bernafas lega saat Indah tersenyum dan Daniel sudah sadar. Tak terasa 5 jam lebih mereka menunggu kabar ini, akhirnya sampai juga.

"Pasien sudah sadar, tapi kami beri obat agar pasien bisa beristirahat untuk memulihkan lukanya. Mungkin sekitar 2 jam nanti dia akan sadar" ucap dokter.
"Boleh saya masuk dok?" tanya Shani.
"Mohon maaf bu, tolong sterilkan bangsal tersebut selama pasien belum sadar. Nanti jam 07.30 ibu bisa masuk bersama saya untuk memastikan kondisi pasien sudah bisa dipindahkan ke ruang perawatan umum atau belum, saya permisi bu" pamit dokter.
"Terimakasih dok" ucap Shani.

TBC

































Touring dulu brok, Mandira aja touring masa author kaga wkwkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Touring dulu brok, Mandira aja touring masa author kaga wkwkwk

Maturnuwun JogjaMaturnuwun Jambore Daerah 1 CB DIY (JAMDA 1 CB DIY)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maturnuwun Jogja
Maturnuwun Jambore Daerah 1 CB DIY (JAMDA 1 CB DIY)

K E M B A L I [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang