KARSA - 28

491 43 12
                                    

Geby teringat saat pertama dia bersyukur atas kelahiran anak pertamanya. Tak dapat ia gambarkan kebahagiaannya waktu itu. Namun sekarang berbeda, meskipun dia dulu tawuran juga sampai penuh luka dan darah. Untuk detik ini, dia tak kuasa untuk melihat kondisi dengan luka dan darah sebanyak itu terus-menerus menyerang tanpa peduli lukanya.

Blesssssss! Karambit menusuk telak lurus ke depan. Abimanyu sudah tersenyum psikopat karena yakin serangan kali ini tak akan meleset. Apalagi feels yang ada ditangannya adalah karambit yang berhasil mengoyakkan daging. Sangatlah menyenangkan dan menikmati sentuhan karambit ke daging.

Namun tiba-tiba karambit bergerak sendiri yang mengagetkan Abimanyu. Rupanya karambit tersebut menyangkut di lengah bawah tangan kanan Zee. Lumayan dalam tusukannya, mungkin jika Zee telat bereaksi dalam sepersekian detik saja, jantungnya sudah tak berdetak lagi.

Sesaat setelah Abimanyu siap melancarkan tusukannya, Zee berusaha untuk memundurkan badannya lalu menyilangkan tangannya untuk menjadi pelindung. Meskipun Zee sempat ragu bahwa karambit tersebut tetap akan mengenai bagian tubuh yang vital, tapi tak ada waktu untuk berfikir lagi. Zee menutup matanya dan mencoba memperkirakan sebelah mana titik incaran dari serangan itu.

Setelah dia merasakan ada sesuatu yang menusuk lengan kanannya, Zee yakin bahwa karambit itu telah menyangkut di tangannya. Ditengah kelengahan Abimanyu, Zee menendang Abimanyu untuk menjauhkan jarak mereka lalu mencoba menarik paksa karambit yang tersangkut di lengannya. Abimanyu yang tak siap dengan serangan kejutan tersebut langsung terpental beberapa meter dan kehilangan kendali atas karambitnya.

Sementara di sisi lain, Daniel dengan penuh perhitungan untuk kecepatan gerakannya telah banyak mengukir luka di hampir seluruh bagian tubuh Arjuna. Namun Arjuna tetaplah Arjuna, ntah apa yang ada di dirinya sampai karambit hanya mampu menggores tipis tak mampu menembus lebih dalam. Mungkin inilah alasan kenapa Cobra lebih suka tangan kosong menghadapi Arjuna.

"Boleh juga buat sekelas anak Cobra" puji Arjuna.
"Sorry gua bisa naik sendiri, ga butuh pujian dari lu" balas Daniel.
"Niellll Niellll, coba aja Cobra ga mati waktu itu, saya ga akan melihat seorang Daniel Aldevaro penuh luka lebam dan beberapa bekas luka sajam. Ternyata kamu petarung jalanan juga ya seperti Cobra dulu" ucap Arjuna.
"Kalo gaada orang kek lu, papah juga ga akan segila itu di jalanan" ucap Daniel yang langsung maju menyerang kembali.
"Percuma kamu nyerang pake sajam, ga mempan" ucap Arjuna.
"Hanya orang tolol yang menjelaskan kelemahan di depan lawannya, hadehh arjuna bego arjuna bego" ucap pelan Arman sembari memegang dahinya dan menggelengkan kepalanya.

Daniel yang paham maksud dari ucapan tersebut akhirnya memasukkan kedua karambit ke sarungnya. Arjuna yang melihat hal tersebut hanya tertawa mengejek mengira Daniel bisa melukai dirinya. Daniel yang melihat tertawa ejekan tersebut langsung membalasnya dengan sebuah senyuman smirk penuh arti dan mulai maju menyerang.

FLASHBACK ON

"Nanti kamu kalo berhadapan sama Arjuna coba dulu pake sajam, kalo ya mempan pake tangan kosong" jelas Jaenan.
"Emang kenapa Yah?" tanya Daniel.
"Dia ada isi katanya kalo kamu pertama ketemu pake sajam, maka sajam tak akan mempan. Jika kamu pertama tangan kosong, maka sajam adalah solusi" ucap Jaenan.
"Ga mungkin dong bunuh orang pake tangan kosong" ucap Daniel mencari jawaban untuk pertanyaan yang ada di otaknya.
"Dulu Cobra pernah bilang, titik lemah Arjuna ada di bahunya yang pernah dia buat retak atau patah dan yang ke dua, ada di perut bagian samping antara paha sampai ketiak" terang Jaenan.

FLASHBACK OFF

Indah bersama Jaenan tiba saat Daniel sedang fokus melawan orang yang ada di depannya. Mata Indah langsung berkaca-kaca melihat kondisi Daniel sekarang. Orang yang sangat dicintainya dan membuatnya lupa akan semua luka yang dideritanya harus melihat orang tersebut terluka banyak lebam dan penuh darah mengucur dari luka lamanya yang belum sepenuhnya kering.

K E M B A L I [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang