Sesampainya di rumah, Daniel memarkirkan CB kesayangannya itu di samping motor WIN kesayangan ayahnya, Gracio. Daniel merasa heran kenapa garasi rumah sepi banget padahal biasanya selalu penuh dan sesak sulit untuk berjalan melewati celah celah kendaraan. Setelah sedikit melamun ia baru sadar kalo mobil putih yang biasanya terparkir di garasi tak terlihat ada di sana. Daniel tidak ambil pusing karena mobil itu bukanlah tanggungjawabnya, dia langsung saja mengetuk pintu. Setelah beberapa kali ketukan tidak ada respon, dia langsung masuk.
"Assalamu'alaikum pah, mahhh" ucap Daniel.
Daniel berjalan menuju kamar mandi sembari melihat ruang keluarga dan ruang makan yang berantakan bahkan ada beberapa piring dan gelas yang pecah masih tergeletak di sana. "Pasti habis berantem, gini nih kalo pulang suka ngaret, ga bisa lu cegah kan Niel. Lu emang Bego Niel Daniel,,,,,BEGO" batin Daniel sembari melangkah menuju kamar orang tuanya. Setelah menghindari pecahan pecahan gelas dan piring yang tak beraturan di lantai, sampailah Daniel di depan pintu kamar tujuannya.
"Assalamu'alaikum pah, mahhh. Maaf Daniel baru pulang karena tadi di jalan pas ujan jadi Daniel neduh dulu" ucap Daniel sembari membuka pintu kamar.
"LOHHHH KOK GAADA ORANG, PAHHH MAHHH DIMANA?" teriak Daniel cukup keras sehingga terdengar oleh Gracio yang sedang menikmati kopi dan rokoknya di lantai 2.
"Papah di atas niel, mandi dulu sana baru sini ke atas papah mau ngomong berdua sama kamu" ucap Gracio dengan santai sembari menutupi bahwa dirinya masih berusaha untuk meredam emosinya.
"Oke pah, sebentar ya" jawab Daniel
*Di lantai 2
"Widihhhh jagoan papah Gracio, Daniel Aldevaro. Ganteng bener anak papah kayak papah waktu masih muda dulu" puji Gracio ke anak satu-satunya.
"Baru tau pah? kan emang fotocopy papah pas muda dulu haha. cuma yang ini agak nakal sama jahil dikit sih hehe" kata Daniel sambil menggaruk lehernya yang tak gatal.
"Mau kamu nakal, mau kamu jahil, mau kamu berantem, mau kamu bolos sekolah. Apapun itu, terserah kamu yang penting kamu bertanggung jawab dengan konsekuensi atas apa yang sudah kamu perbuat sendiri, jangan melibatkan papah atau mamahmu" nasihat Gracio.
"Aman pah, Daniel janji gaakan ngrepotin papah atas ulah Daniel sendiri" ucap Daniel sembari mengambil gitar yang ada di pojok ruangan.
Daniel yang sebenarnya ingin menanyakan kemana mamah Shani pergi ke papah Gracio menjadi pupus harapan karena dia tak ingin melihat raut wajah kesedihan papahnya. Daniel tau mereka berdua pasti habis bertengkar dengan hebat melihat bekas yang ada di lantai bawah tadi saat akan masuk ke dalam. Daniel duduk di pagar rooftop rumahnya sembari menyanyikan lagu lagu galau dan yang menggambarkan perasaannya atas pertemuan singkatnya dengan Indah siang tadi. Karena terlalu asik bernyanyi, Daniel melihat jam yang ada di dinding ruangan seberang rooftop tempat papahnya tadi ngopi dan merokok.
"Daniel, turun nak udah malem. Jagoan papah kan besok sekolah, istirahat dulu sana" suara Gracio di bawah tangga yang terdengar sampai ke Daniel.
"Yeee papah, Daniel kan udah SMA. Full day school juga. kan sekolah cuma sampai jumat sabtu minggu libur. Jadi Daniel besok libur" sedikit pembelaan Daniel karena dia masih betah di posisinya saat ini.
"Yaudah kalo libur, jangan berisik ya papah mau tidur. Besok papah ada acara mau ketemu sama temen papah yang kemarin papah ceritain itu. Kamu jangan pergi ya jaga rumah. Bi Asih katanya besok izin libur karena ada saudaranya yang menikah. Besok papah habis ketemu temen papah mau ke acara nikahan tersebut karena diundang. kamu mau ikut?" tawar Gracio.
"Gak pah, tadi katanya suruh jaga rumah, Daniel ga ikut lagian juga bukan anak SD lagi kali" ledek Daniel ke papahnya.
"Yaudah gapapa jaga yang bener rumahnya awa kalo bergeser satu milimeter aja, papah sita CB kamu" ledek balik Gracio.
"Papah mah ga asik, masa main sita gitu aja" ucap Daniel agak memelas.
"HAHAHA badan doang gedhe kek anak SMA tingkah kek anak SD. Sebesar apapun kamu bagi papah Daniel akan tetap menjadi jagoan kecil papah yang ganteng" ucap Gracio yang membuat Daniel berlari ke arahnya dan memeluk Gracio dengan erat.
"Udah sana papah tidur katanya besok pergi, Daniel ijin di atas dulu ya mau telponan sama Adel" ucap Daniel.
"Adel apa cewekmu niel?" ledek Gracio.
"Jagoanmu masih jomblo pah, untuk sementara ini gatau besok" ucap Daniel sambil senyam senyum kek orang gila.
"Dah ada inceran ni keknya" ucap Gracio mengelus kepala anaknya.
"Hehehe" Daniel menggaruk lehernya.
"Yaudah papah ke kamar dulu ya" pamit Gracio lalu mencium dahi anaknya itu.
Waktu yang semakin malam justru membuat Daniel semakin nyaman di rooftop. Dia menikmati kesunyian itu dengan sesekali menggeser layar hpnya karena dia sedang berselancar di Instagramnya sembari mencoba mencari tau tentang Indah. Namun, Daniel bukanlah orang yang pandai dalam mencari identitas orang di sosial media. Dia akhirnya cuma melihat reels ignya yang kebetulan full jkt48. Tiba-tiba ada notif wa dari Adel terlihat di hpnya ia agak berdecak kesal dalam hati karena menganggunya menonton reels jkt48.
==================================
ADEL 🐕
===================================
"WOIIIII NIEL"
"santai dul, apaan jam segini ganggu ae"
"Lu suka sama Indah beneran?"
"apa urusan anda menanyakan hal itu kawan"
"DIHHHH, MAU DIBANTU JUGA"
"BOLEHHH"
"Ada info apa nih tentang Indah"
"Lu beneran suka dulu ngga?"
"LU TADI LIAT MUKA GUA BECANDA?"
"sumpah cok, cakep banget itu. manala temanmu ini becanda. suka beneran aku ni.ada inpo apa
kawanku adul"
"Dihhhhh najis"
==================================
Adel memberi tahu Daniel semua yang dia dan Ashel tau tentang Indah. Menurut Adel informasi ini cukup berguna untuk dia karena akan menjadi pondasi untuk Daniel berani mendekati Indah. Yaaa walaupun sebenernya Daniel modal nekat aja berani deketin Indah. Selama Daniel, dia gas ga peduli apapun halangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
K E M B A L I [END]
Novela JuvenilSelama bisa melakukannya sendiri jangan pernah merepotkan Tuhan untuk membalaskannya Fiksi yagesya, jangan dibawa ke real life