Nayanika - 11

690 55 0
                                    

"Haiii, boleh duduk" ucap Daniel sedikit menahan perih.

Indah yang mengetahui itu adalah suara Daniel langsung memberinya tempat untuk duduk dengannya.

"Makasih"

"Kamu bolos?" tanya Indah

Daniel hanya mengangguk.

"Kalo diajak ngomong tuh dibales pake suara juga jangan cuma..." Indah menoleh dan kaget saat melihat pipi kanan Daniel bengkak dan memerah.

"Kamu kenapa?" tanpa Indah sadari tangan Indah bergerak sendiri memegang pipi Daniel.

Daniel mengelus tangan Indah yang ada di pipinya dan mengangguk pelan menyakinkan Indah. Daniel melepas tangan Indah dan langsung membuang semua air liur yang sudah dia tahan dari saat bersama DelShel tadi. Indah yang kaget dengan air liur Daniel yang merah itu langsung mengelus rambut Daniel

"yakin?"

"Emang aku ada ngeluh sakit?" tanya Daniel balik.

"Engga sih, tapi kamu kenapa kok sampe berdarah dan bengkak" tanya Indah lembut.

"Tadi upacara ga bawa topi trus diseret guru ditampar 2x di belakang, beliau ga salah soalnya emang dari awal aku yang salah ga pake atribut lengkap" jelas Daniel

Indah kagum dengan kebesaran hati Daniel dan keberanian Daniel dalam mengakui kesalahannya.

"Mau Es krim?" tanya Indah sembari menunjukkan kotak es krim yang ia pegang.

"Engga, buat kamu aja. Aku udah..." belum selesai ngomong mulut Daniel disumpal sendok berisi es krim.

Daniel memakan es krim dengan pelan pelan sembari matanya menutup sedikit karena menahan perih lukanya saat bersentuhan dengan es krim.

"Eh iya, maaf lupa" tangan Indah memegang pipi Daniel yang bengkak.

"Boleh ku lihat lukamu?" tanya Indah.

"Caranya?"

"Buka mulutmu mas Daniel Aldevaro, gitu aja nanya ih" kesal Indah.

Indah yang memang basicnya di bidang kesehatan, dia bisa menilai dan tahu tentang penanganan dan ciri-ciri luka tersebut parah atau tidak. Daniel membuka mulutnya mengikuti arahan Indah. Indah melihat ada luka robek yang agak panjang namun sudah berhenti mengalirkan darah. Indah salut Daniel tau cara menangani luka itu dengan menahan air liurnya dan menjaganya agar air liur itu menyentuh lukanya.

"Udah berhenti darahnya, dua hari lagi juga sembuh" perkiraan Indah.

"iya" jawab Daniel pendek karena dia masih tak menyangka bahwa Indah mulai menunjukkan rasa suka balik ke Daniel.

Mereka berdua diam menikmati udara pagi yang masih segar karena belum banyak kendaraan yang lalu lalang melewati alun-alun. Sesekali Daniel menunjukkan ke Indah kalo ada burung, tupai, ataupun awan dengan bentuk tertentu. Indah tertawa dan tersenyum bahagia merespon apa yang Daniel tunjukkan.

DUARRRR

Mengagetkan mereka berdua.

"Apa itu yang meledak? kok suaranya kayak dari motorku?" tanya Indah.

Daniel bangkit dari duduknya dan mengecek ternyata ban motor Indah meledak.

"BANMU MELEDAK NDAH" teriak Daniel

Indah melambaikan tangan memberi sinyal ke Daniel mendekat.

Daniel membalas dengan tangan memberi sinyal tunggu sebentar.

"Itu bukannya bocah-bocahnya Ollan" Daniel menyipitkan matanya melihat dari jauh.

Tak lama setelah itu Daniel melihat Ollan bersama mereka. Saat Daniel memalingkan pandangan menuju Indah, Ollan melihat Daniel dari seberang.

K E M B A L I [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang