Daniel kaget melihat sosok yang ada di depannya sekarang. Dia dengan kondisi mata yang bengkak bekas menangis dan muka sedihnya membuat Daniel terkejut bukan main. Daniel mencoba memegang tangan orang tersebut.
"Kamu kenapa? Siapa yang nyakitin kamu sampe kaya gini?" Tanya Daniel
Tanpa menjawab orang tersebut langsung memeluk Daniel dan menyembunyikan kepalanya di dada Daniel. Gracio yang penasaran melihat anaknya dari kejauhan. Gracio cukup terkejut ada wanita muda datang ke rumahnya untuk pertama kalinya. Gracio yang tau jika itu Indah langsung saja pergi dari ruang keluarga dan pergi ke rooftop. Gracio ingin membiarkan anaknya untuk berdua dan memantau apa yang akan terjadi. Dengan sengaja Gracio meninggalkan hpnya dengan membuka rekaman suara dan disembunyikan di dekat sofa.
"Masuk dulu yuk, ga enak kalo dilihat orang" Pinta Daniel yang dibalas anggukan oleh Indah.
Setelah duduk di sofa ruang keluarga, Daniel mendudukkan Indah di sebelahnya tentu masih dengan Indah yang tidak melepaskan pelukan kepadanya.
"Ceritain ke aku, siapa yang buat kamu begini, udah jangan nangis yaa" Daniel mencoba menenangkan Indah. Hatinya cukup terasa sakit melihat wanitanya yang dia cintai menangis di pelukannya.
"Aku minta maaf" Ucap Indah lirih.
"Kenapa minta maaf? Apanya yang salah?" Daniel masih bingung.
"Aku kemarin lupa untuk menghubungi kembali karena mama minta Indah buat nemenin Zee keluar buat cari barang yang dibutuhin, Zee itu sepupu aku anak dari adiknya mama" Terang Indah.
"Aku lihat Ollan kemarin makanya aku pikir dia mungkin memberitahu kamu jadinya kamu tadi ga bareng Adel ke sekolahku padahal aku ingin ketemu kamu di situ buat jelasin ini, aku takut kamunya salah sangka dan cemburu" Lanjut Indah dengan nafas berat sisa menangisnya.
"Udah gausah nangis, aku gapapa kok. Kok kamu tau alamatku? Padahal aku nyembunyiin alamat rumahku dari banyak orang" Daniel mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Kamu beneran gapapa?" Indah memastikan.
"Aku yang harusnya minta maaf Ndah, maaf aku dari semalam sampai tadi siang sengaja menghindar dari kamu. Jujur hatiku sedikit sakit melihat foto itu, tapi aku juga tak menyangkal jika aku cemburu. Di luar dugaanku kamu datang ke rumah bahkan ini cukup jauh dari rumahmu hanya untuk menjelaskan alasannya. Kamu keren, terimakasih buat penjelasannya, sekali lagi aku minta maaf dan ucapin terimakasih ke kamu" Daniel mencoba menenangkan keadaan.Indah mendongakkan kepalanya melihat wajah Daniel. Daniel melihatnya tak tahan dan langsung mencubit hidung Indah. Indah yang mendapat perlakuan seperti itu langsung memerahkan pipinya, Daniel tersenyum melihat Indah yang salting (salah tiga dapet nilai 70 tuh kalo kata Oniel) . Disaat suasana sedang hening tiba-tiba ada alarm berbunyi dari hp di laci meja dekat sofa. Daniel yang paham nada alarm itu milik siapa langsung berdiri dan mengambil hp tersebut dengan menggandeng Indah menuju ke rooftop.
"Kalo mau jadi intel, pinter dikit dong pah" ledek Daniel.
"Hah? kok intel?" Gracio mencoba mengelak.
"Minimal alarmnya dimatiin boss" Daniel menunjukkan hp Gracio yang masih merekam suara tapi alarmnya sudah dimatikan.
"Yahhh bego emang hahaha" Gracio tertawa atas kekonyolannya sendiri.
"Pah, kenalin ini Indah. Indah kenalin ini papahku, Gracio" Daniel saling mengenalkan.
"Indah om, maaf kesini tidak kasih kabar dulu" Indah menjabat tangan Gracio.
"Apaan nih pacarnya Daniel kok manggilnya om, papah dong" ledek Gracio.Mendengar celetukan papahnya, Daniel menginjak kaki papahnya. Gracio meringis melihat kebarbaran anak satu-satunya itu. Setelah selesai dengan papahnya, Daniel berjalan menuju tempat duduknya di rooftop. Gracio sekali lagi dengan tengil berpamitan ke Daniel mau keluar karena malas menjadi nyamuk untuk Daniel dan Indah. Gracio teriak dari depan kamarnya untuk pamitan ke Daniel dan segera berlari ke motornya. Daniel mendengar teriakan tersebut langsung lari untuk mengejar papahnya, tapi kurang beruntung karena papahnya sudah dulu meninggalkan rumah.
"Kamu tiap hari gini sama papahmu?" tanya Indah mengawali topik.
"Engga, emang lagi waktunya papah ngeselin aja hari ini. baru juga pulang ke rumah udah ngeselin aja" jelas Daniel.
"Tadi siang kemana?" Indah memastikan alasan Adel.
"Tidur" polos Daniel yang tak tau alasan apa yang Adel jelaskan ke Indah.
"Berarti Adel boongin aku dong, katanya kamu pergi"
"Berarti kamu tau alamatku dari Adel ya? udah kuduga sih sebenernya" selidik Daniel.
"hehe iya" jawab Indah.
"Kamu sering disini ya?" tanya Indah sembari melihat sekeliling.
"Tempat favoritku di rumah ya di sini Ndah, apalagi kalo malam pas abis ujan trus ada kopi, gorengan, sama gitar. Udah zona nyaman kelas VVIP dah" Daniel menjelaskan dengan semangat.
"Kalo gitu..." Indah bangkit dari duduknya dan berjalan mengambil gitar.
"Mainin aku sebuah lagu untuk gambarin suasana sore ini" pinta Indah sembari menyerahkan gitar ke Daniel diikuti dengan senyum semanis gula kapas.
"Gambarin suasana ini apa gambarin kamu?" tanya Daniel dengan senyum menerima gitar dari Indah.
"Dua²nya juga boleh" Indah duduk tepat di hadapan Daniel.
KAMU SEDANG MEMBACA
K E M B A L I [END]
Teen FictionSelama bisa melakukannya sendiri jangan pernah merepotkan Tuhan untuk membalaskannya Fiksi yagesya, jangan dibawa ke real life