Amarta Gulita - 4

700 56 0
                                    

Sinar mentari pagi menerobos masuk ke kamar Daniel melalui jendela dan ventilasi. Sinar tersebut mengarah tepat ke arah wajah Daniel. Daniel yang sedari tadi malas membuka matanya walaupun sudah diserang sinar mentari pagi akhirnya harus mengakui kekalahannya.

"eumgghhh ghhhh ini hari apa? jam berapa?" Daniel mencari hpnya.

"Loh hari kamis? kok semalem Adel bilang suruh bawa baju ganti buat olahraga?" Kebiasaan Daniel tiap pagi jika nyawa belum terkumpul adalah sedikit amnesia.

"Au ah mending mandi, dah jam 06.10 lagi anjing, sempet ga ya biar ga telat" Daniel masih ngomong dengan dirinya sendiri.

"Alah telat tinggal bolos aja kok susah amat Niel" pikir Daniel sejenak sebelum memutuskan untuk ke kamar mandi dan melakukan serangkaian ritual paginya.

Setelah selesai semua Daniel membawa kopi buatannya ke meja makan dimana Daniel juga membuatkan kopi untuk papahnya.

"Pah, ini kopinya" panggil Daniel yang melihat pintu kamar papahnya terbuka.

"Makasih Niel" balas Gracio yang ada di depan pintu kamarnya.

"Tumbenan rapi, ga bolos? atau ada seleksi buat skuad utama line up tim voli?" tanya Gracio.

"Jelas yang ke 2 lah pah, btw kok bisa tau?" Daniel heran.

"Bisalah, orang semalem ada pemuda yang telponan suaranya keras banget jadinya papah denger deh wleeee" ledek Gracio.

"Ehehehe maaf ya pah ganggu waktu istirahat papah" Daniel tertawa canggung.

"Pah, Daniel berangkat dulu ya. Takut telat ntar ga jadi masuk malah bolos" pamit Daniel lalu mencium tangan Gracio.

"Hati-hati di jalan" balas Gracio.

Daniel menarik gas motornya dengan agak agresif karena waktunya udah sangat mepet. Beberapa lampu merah dia terobos karena saat udah deket di lampunya tadinya kuning langsung jadi merah. Beruntung pagi ini tak banyak polisi lalu lintas yang bertugas ntah itu di penyebrangan jalan ataupun melakukan operasi tilang. Daniel sampai di kelasnya pas 5 menit sebelum masuk.

"Widihhhh jagoan kita datang nih, menang nanti kita" ucap Gito antusias.

"Tenang aja Git, ntar gua kasih jamu si kudaniel ini biar lebih semangat" Adel melihat Daniel dengan tatapan mengejek.

"Daniel mana doyan jamu njiiir, dia mah doyannya cewek. Secara kan dia buaya" ucap Lulu polos yang tak tahu maksud Adel.

"YA EMANG ITU LULU, ANJING EMANG GA PEKA LU" Adel sedikit emosi dengan ketidaknyambungan Lulu.

"Udah ngecenginnya?" tanya Daniel malas.

Setelah bel masuk berbunyi Daniel hanya duduk di kursinya sampai jam istirahat. Jam istirahat dia ke kantin dan bertemu rombongan Lia. Daniel yang berpapasan di tempat pemesanan yang sama langsung menyapa Lia dengan senyum dan mengangguk. Lia yang kaget karena tumben Daniel ada di sekolah pun hanya bisa membalas senyum Daniel dan pergi ke tempat teman-temannya duduk. Setelah selesai memesan Daniel kembali bersama ke 5 temannya yang berisi tim voli SMA dimana mereka semua adalah cadangan kecuali Daniel dan Gito. Apabila diibaratkan dalam anime Haikyuuu Gito ini seperti Daichi Sawamura. Daniel sendiri menolak bergabung ke tim jika bukan Gito yang menjadi captain.

"Ini kan udah istirahat ke 2, nah 3 jam mapel terakhir mapel kita kan Olahraga bareng kelas Lia, nah kita ambil nilai setelah semua selesai kita dibolehkan untuk warming sekalian nunggu pak Drajat dateng, Pak Edi sih bilangnya yang jadi wasit nanti Pak Drajat sekalian mengambil yang terbaik buat jadi line up utama besok di POPDA dan Tarkam di deket sekolah" jelas Gito ke Daniel.

K E M B A L I [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang