Amarta Gulita - 3

649 53 0
                                    

Sedikit flashback saat Daniel baru sampai rumah dan mengabari Indah sebelum akhirnya mereka berdua sleep call.

Sementara itu Daniel yang baru sampai rumah terkejut melihat motor kesayangan papahnya ada di depan rumah. Daniel mngusap matanya dua kali untuk memastikan apakah yang barusan dilihat itu tidak salah. Setelah cukup yakin bahwa itu bukan mimpi Daniel merasa bingung.

"Tumben motor papah jam segini belum di garasi, masukin sekalian aja ah. Siapa tau ayah lupa ya kan? yoi sebagai anak kesayangan gitu loh" Daniel bermonolog sendiri.

Setelah selesai memasukkan kedua motor kesayangan masing masing penghuni rumah. Daniel menutup pintu garasi dan menguncinya lalu bersiap menuju ke kamarnya. Sebelum meninggalkan garasi Daniel mengecek sakunya dan benar saja kunci motornya masih belum diambil dan ternyata kunci motor papahnya juga masih di sana. Daniel mengambil kedua kunci dan berjalan menuju kamar mandi yang ada di kamarnya.

"Kebiasaan, ga papah ga Daniel sama aja" gumam Daniel sembari berjalan melalui ruang keluarga.

"Cieeeee abis jalan sama cewek niii, siapa tuh kok papah ga dikasih tau" ledek Gracio yang dari tadi duduk di sofa nyantai sambil menonton fast and furious kesukaannya.

"LOH KOK PAPAH TAU" batin Daniel yang kaget.

"Apasih pah, orang belum kan masih calon" Daniel tersenyum kikuk.

Flashback ON

Gracio yang khawatir karena Daniel pergi dari rumah begitu saja dengan emosi yang meledak bahkan siap menghantam apapun yang ada di depannya jika menghalanginya. Gracio berlari menuju kamarnya mengambil kunci motor kesayangannya dan langsung lari menuju garasi.

"Kebiasaan kalo emosi ga bisa nutup pintu garasi" ucap Gracio sambil menggelengkan kepalanya.

Gracio mengejar Daniel yang menaiki motornya dengan kecepatan tinggi. Mungkin kalo mesin motor Daniel bisa bicara akan ngomong gini "PELAN WOI PUNYA TUAN GINI AMAT ANJING. PANAS BANGET INI COK". Gracio hanya membuntuti semampunya dan sebenarnya Gracio sudah tau kemana tujuan anaknya tersebut setelah mengikuti jalan yang dilalui Daniel.

Gracio melihat motor Daniel parkir di pinggir jalan dan melihat anaknya sedang duduk berdua dengan seorang cewek. Gracio memperhatikan keduanya yang mengingatkan masa mudanya yang sama seperti Daniel. Gracio muda juga sering mengajak mantan pacarnya yang dulu ke sini bahkan di tempat yang sama dengan Daniel duduki berdua saat ini. Gracio menarik napas leganya setelah tahu Daniel tidak nekat.

"Dahlah daripada liat anak sendiri pacaran jadi keinget masa muda mending ngopi di tempat pak Man, lama juga ga kesana sekalian makan malam juga ntar Daniel bungkusin aja gampang" monolog Gracio.

Gracio menuju ke warung pak Man dengan perut yang meminta untuk diisi. Gracio menuju ke warung tersebut karena pemilik warung sudah seperti orang tua Gracio waktu masih muda. Sekarang juga masih sama.

"Widih tumben Cio kesini" sambut pak Man ramah.

"Iya ni pak, lama ga kesini kangen jaman dulu pas sering nongkrong disini" balas Gracio sembari tos dengan pak Man.

"Seperti biasa ya pak, umur dan anak boleh nambah tapi buat urusan menu andalan disini mah ga pernah berubah. Mana rasanya selalu sama ga berubah" pesan Gracio.

"Yaudah sana duduk, nih kalo masih rokok ada rokok di laci ambil aja gausah sungkan udah bapak anggep Cio kayak anak bapak sendiri, tapi kalo Cio cari botol kaca yang isinya air kebahagiaan udah gaada di sini, bapak udah tua hahaha" balas pak Man.

Mereka berbincang-bincang karena warung pak Man yang sebenarnya udah mau tutup tapi karena melihat ada Gracio maka pak Man cuma menutup dan memberesi dagangannya tapi tidak menutup pintu warungnya. Di sela-sela perbincangan Gracio mendengar suara knalpot motor anaknya. Gracio keluar sebentar dan memotret anaknya yang berboncengan dengan cewek.

K E M B A L I [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang