Setelah puas dengan jawaban Indah, Shani akhirnya merestui mereka berdua jika memang ingin melanjutkan ke jenjang yang serius. Namun ada satu permintaan dari Shani bahwasanya mereka berdua tak boleh menyepelekan pendidikan, silahkan bersama namun setelah semua pendidikan yang dicita-citakan sudah digapai.
"Hayooooo tadi abis ngomongin apa sama Mamah?" tanya Daniel saat sudah tinggal berdua di ruang rawatnya karena yang lain sudah pulang.
"Mamah merestui kita mas kalo memang mas pengen serius sama aku, tapi...." ucap Indah terjeda berniat untuk menggoda Daniel.
"Tapi knapa sayang?" tanya Daniel setelah senyumnya sedikit meluntur.
"Tapi mamah Shani berpesan kalo kita harus menyelesaikan pendidikan yang dicita-citakan sebelum akhirnya kita bersama untuk selamanya" terang Indah dibalas senyuman yang tulus tapi dengan tatapan kosong."Mas knapa bengong?" tanya Indah.
"Aku selalu percaya bahwa di dunia ada yang namanya kesetaraan, mungkin di salah satu sisi aku bisa setara denganmu tapi...." ucap Daniel terjeda karena bibirnya dicium oleh Indah.
"Maaf lancang mas, tapi aku tau kemana arah pembicaraanmu dan aku sudah menyampaikan ke MaShan tentang hal itu, aku ga keberatan atau merasa sebuah masalah, aku ga peduli kamu dari keluarga yang hancur ataupun keluarga cemara. Karena aku butuhnya kamu sebagai kepala keluarga kita nantinya, mungkin kamu bernasib kurang beruntung dalam menjadi anak dan tak ingin kelak anakmu merasakan hal yang sama, aku juga demikian mas" ucap Indah.
"btw tadi enak sayang, lagi boleh?" tanya Daniel menggoda.
"Yaudah deh mumpung sepi sekalian biar mas cepet sembuh" balas Indah yang langsung mencium bibir Daniel dan mempertemukan lidah mereka.
(dah jangan berharap lebih lanjut buat part ini, ini hanya tambahan buat hiburan sebelum akhirnya cerita ini tamat wkwk)---------
Hari yang ditunggu akhirnya tiba, suasana pagi yang tidak seperti biasanya. Basecamp penuh dengan pecahan barang barang yang sengaja untuk melatih seberapa keras pukulan Zee dan Ollan. Di bawah bimbingan dan pengawasan Pak Man, mereka disiksa untuk bersiap menghadapi siksaan yang sebenarnya.
Zee tak keberatan dengan cara Pak Man melatih mereka. Zee sendiri pernah mendengar cerita dari Papah Geby tentang kehidupan Pak Man di luar pulau Jawa yang tidak diketahui banyak orang. Geby pernah menjelaskan ke Zee bahwasanya Pak Man pernah menghadapi 10 orang sendirian di tengah hutan hanya karena Pak Man menghajar bos mereka yang bersikap kurang ajar telah menyusup ke rumahnya dan membunuh anak serta melukai istrinya.
Pak Man setelah mengetahui bahwa istrinya masih bernafas dia pun dengan kekuatan yang dimilikinya berlari sejauh 20km tanpa berhenti dengan memapah tubuh istrinya sampai ke rumah sakit karena mereka hidup di perdesaan yang jauh dari fasilitas kesehatan. Namun takdir berkata lain, saat sudah sampai di depan Rumah Sakit tujuannya, istrinya sudah menghembuskan nafas terakhirnya. Akhirnya dia meminta pihak Rumah Sakit untuk menjemput jenazah anaknya yang masih di rumah dan mengurus kedua jenazah orang yang dicintainya. Pak Man berniat untuk memakamkan mereka berdua di tanah kelahiran istrinya.
Tak bisa tinggal diam karena telah mengambil 2 orang yang sangat berharga baginya, Pak Man langsung bergegas meninggalkan Rumah Sakit dan mencari pelakunya. Pak Man sudah tau siapa pelakunya karena ada sebilah karambit dengan sebuah nama di pegangannya. Pak Man hafal betul siapa dia dan dimana dia berada.
Setelah ketemu dan berhasil membalaskan dendam anak istrinya Pak Man berniat kembali ke Rumah Sakit, tapi sayangnya dia dihadang oleh 10 orang pengikut setia orang yang ia bunuh. Mau tak mau Pak Man dengan sisa tenaga setelah berlari 20km tanpa henti untuk membawa istrinya ke RS dan mengendarai motor menuju lokasi pembunuhnya lalu berkelahi sampai membunuh harus menghadapi 10 orang yang menghadangnya dengan sisa tenaganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
K E M B A L I [END]
Teen FictionSelama bisa melakukannya sendiri jangan pernah merepotkan Tuhan untuk membalaskannya Fiksi yagesya, jangan dibawa ke real life