Amarta Gulita - 5

674 56 4
                                    

"Tu cewek siapa dah, segitunya liatin Daniel. Bikin males aja" batin Indah melihat Lia.

"OKE UNTUK SISI KIRI SAYA ADA TIM DARI 11 IPA 2 DAN SISI KANAN SAYA ADA TIM 11 IPS 2, CAPTAIN MASING-MASING TIM SILAHKAN KEMARI" Pak Drajat berteriak agar penonton juga merasakan seperti feels turnamen walaupun sebenarnya hanya latihan.

Sesuai briefing dari Gito tadi, Daniel diletakkan di posisi 5 karena Gito sudah hapal line up tim lawan yang pasti akan menaruh Heru di posisi 2. Gito juga melakukan perjudian untuk posisi Adel dimana dia menaruh Adel di posisi 3 dan setter lawan ada di posisi 4, Gito menaruh dirinya di posisi 2 dan Lulu ada di posisi 6 bersilangan dengan Adel. Menurut Gito, Lulu memiliki passing yang cukup baik meskipun bukan setter alami tapi toss Lulu dapat dimanfaatkan untuk memberi bola ke Daniel, yup andalan kelas mereka.

Daniel berpikir sejenak, dia memikirkan skenario dari Gito tentang posisi yang dipasang sekarang. Daniel baru sadar bahwa posisi mereka ada di kiri wasit yang mana bola servis pertama milik tim kanan wasit. Daniel melirik sejenak siapa yang mengambil servis, dan perjudian Gito kali ini berhasil dipahami Daniel. Daniel hafal arah servis pemain lawan pasti akan mengarah ke posisinya dimana Daniel akan menerima lalu lanjut toss Adel kembali ke Daniel untuk melakukan back attack. Gito meyakinkan Daniel bahwa dia percaya 95% back attack dari Daniel di awal set akan menjadi poin pertama.

"PRITTTT" peluit pak Drajat meniup peluitnya.

Bola diservis dan benar saja mengarah ke Daniel, dan bola tersebut pelan tapi mengapung. Daniel menerima dengan passing atas tepat di depan Adel. Adel yang paham maksud Gito langsung melambungkan bola ke depan Daniel sesuai pesanan Daniel kalo sedang latihan berdua dengannya. BOOOMMMMM!!!!! bola cross dari posisi 5 menukik tajam ke arah posisi 5 dan jatuh tepat di depan pemain posisi 5 musuh. Penonton bersorak tak terkecuali Indah.

"KEREN SAYANG" teriak Indah tak sadar.

Daniel yang mendengar mati-matian menahan saltingnya mendengar dirinya dipanggil sayang oleh Indah. Adel yang sadar akan tingkah Daniel menggoda Daniel saat mereka melakukan rotasi.

"Ekhmmm sayang ga tuh, salting mah salting aja gausah ditahan" ledek Adel.

"Lu mending diem, toss yang enak gua persembahin headshot ntar" Daniel tersenyum jahat ke arah Adel karena sedari lama dia menyimpan permasalahan pribadi dengan Leo.

Flashback ON

"Bola dari lu kurang tinggi anjing, mana bisa gua ngejarnya. Kalo ngasih bola lari tuh ke Heru, bola gua diapungin aja jangan lari" protes Daniel ke Leo karena toss dari Leo bukanlah bola kesukaannya dan terbilang menyusahkan.

"Gua setternya, gua yang kasih arahan dan lu tinggal eksekusi apa susahnya sih" balas Leo sedikit emosi.

"Emang lu yang ngatur serangan gua tau itu, cuma cara gua bertarung di udara gimana kalo smash gua juga lu ambil kendali, harusnya itu kendali gua dan lu yang menyesuaikan bukan sebaliknya asal lu tau" balas Daniel tak kalah emosi.

"Lulu, siap siap ambil no 3 gantiin Daniel, kita sudah kalah kalo Daniel ga bisa kontrol emosinya meskipun ada Heru, saya kurang yakin kita dapat menang" pak Drajat memanggil Lulu.

"Siap coach" Lulu mengambil kertas dan menyerahkan ke wasit.

"Kontrol emosi atau kamu ga akan bermain di set kali ini" ucap pak Drajat dingin ke Daniel.

"Menang ataupun kalah set ini, selama setter tidak ganti saya juga tak sudi untuk bermain coach, ini nafas terakhir kita di turnamen kali ini. Semoga beruntung coach" ucap Daniel tak kalah dingin yang kemudian berlalu menuju tempat para pemain cadangan.

"Udah tenang Niel, gua tau cekcok lu tentang apa" Adel menenangkan Daniel.

PRITTTTT

Tim SMA Daniel kalah dari tetangga. Padahal sebelum Daniel ditarik keluar mereka unggul 6 poin. Daniel melihat papan skor dimana tertulis 3-1 dengan masing masing poin tiap set 25-23, 30-28, 33-35, 25-19.

K E M B A L I [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang