01. Jadi asdos

1.9K 187 12
                                    

Warn: cerita di bawah hanya fiktif belaka serta adanya tindakan dan kata-kata yang seharusnya tidak ditiru harap bijak dalam membaca.

❀❀❀

Siang itu, keempat anak manusia tengah menikmati waktu mereka di sebuah kafe dekat kampus. Berhubung mereka juga sudah selesai dengan urusan masing-masing.

"Lo jadi nyalon asdos Bel?" Tanya Risa, tangannya mengambil beberapa kentang goreng yang terletak diatas piring.

Bella yang tengah menyeruput es kopi mengangguk, "Jadi, do'ain aja semoga gue kepilih."

"Terus, kalo udah kepilih apa yang bakal lo lakuin?" Tanya Una dengan alis berkerut bingung.

"Ya apalagi? Ngelakuin semua perintah dosennya lah!!" Sahut Lia, padahal yang ditanya adalah Bella.

Bella tertawa kecil dan membenarkan ucapan Lia barusan. Tapi, ia juga berharap bahwa yang menjadi dosennya nanti adalah Pak Fadil.

"Lo beneran Bel, ngabdi jadi asdos?" Tanya Una seraya mengerucutkan bibir, tentu saja ia tak rela karena pasti mereka akan jarang berkumpul.

"Beneran lah Na, lagian nih gue mau tambah-tambah pengalaman. Biar tau rasanya jadi asisten dosen, terus nih gak ngabdi juga Na, karena cuma satu semester doang."

Risa melirik sekilas pada Bella, "Berat Bel, temen gue juga ampe kewalahan." Ungkap gadis itu seraya kembali mencocol kentang goreng dan memakannya.

"Gapapa, gue bakal tetep ngelakuin itu." Ucap Bella dengan percaya diri, soalnya gadis itu sudah memilih siapa dosen yang akan ia bantu kedepannya.

❀❀❀

Hari itu Jeffian yang sedang makan siang bersama kedua orang tuanya, tiba-tiba berhenti makan setelah tau pembahasan ayahnya mengenai kepindahan dirinya.

"Kenapa harus ke New York? Di Indonesia juga masih banyak dan perlu pembenahan Jeff." Ujar sang ayah dengan suara parau.

Jeffian menghela napas dan menatap kedua orang tuanya bergantian, "Pah, mah, aku itu udah keterima jadi dosen disana. Masa iya, tiba-tiba aku batalin gitu aja?"

"Jeff, bukannya kami ngelarang kamu buat ngajar diluar negeri. Tapi, coba dulu didalam negri. Kamu itu dosen muda yang hebat, kamu bahkan udah dapet gelar professor diusia yang gak semua orang bisa." Terang ibu jeffian menatap anaknya sendu.

Jeffian Winarta adalah sosok pria yang tegas, cerdas dan juga berwibawa. Pria yang bahkan sudah mendapatkan gelar professor di usia yang terbilang muda itu juga sangat tampan, maka tak heran ia bisa dengan mudah diterima oleh perguruan tinggi luar negri maupun dalam negri dengan sangat mudah.

"Jeff, papah mohon sama kamu. Tolong sekali ini saja kamu turutin keinginan kami, lagian kamu juga bisa sangat berjasa kalau universitas yang kamu ajar bisa jadi maju dan dapat akreditasi bagus."

Jeffian sendiri sebenarnya agak tidak rela harus melepas panggilan kerjanya di New York. Tapi, karena kedua orang tuanya meminta ia untuk tinggal dan mengajar di Indonesia maka ia pun tidak punya alasan untuk menolak.

Professor Galak ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang