15. Cemburu??

1K 150 6
                                    

Warn: cerita di bawah hanya fiktif belaka serta adanya tindakan dan kata-kata yang seharusnya tidak ditiru harap bijak dalam membaca.

❀❀❀

Memasuki hari ketiga, sejak mereka memutuskan bermain di sebuah pasar malam waktu itu.

Dan tidak ada tanda-tanda bahwa Jeffian kelihatan menyukainya, padahal malam itu pria dengan title 'prof' duluan yang mencium dirinya.

"Bella." Kali ini sebuah panggilan membuat gadis itu sontak saja menoleh dan mendapati Doy yang sedang tersenyum kearahnya dengan beberapa buku ditangan.

"Gimana kabarnya? Sehat?" Tanya lelaki itu saat sudah sampai dan duduk tepat di kursi hadapan Bella.

Gadis pirang itu mengangguk "Sehat kak. Btw, makasih ya buat makanannya waktu itu." Ungkap Bella.

"Gapapa, santai aja sama gue mah!!" Doy terkekeh pelan.

Bella balas tertawa kecil, netranya kemudian melirik beberapa buku ditangan lelaki itu "Kak Doy kemana aja? Kayaknya gue gak pernah liat deh?"

"Banyak urusan belakangan ini, biasalah namanya juga semester akhir. Belum lagi gue harus serah-terima jabatan sebagai ketua UKM." Jelas lelaki itu.

"Oh, ribet juga ya jadi anak organisasi? Kayak banyak banget yang harus diurus." Ujar Bella sembari membayangkan dirinya yang pemalas berubah menjadi super sibuk.

Doy tertawa kecil "Gak juga, malah kalau ikut organisasi kita jadi tau dan punya banyak relasi."

"Gue mah gausah ikut organisasi, kan kak Doy ada jadi bisa minta dicariin relasi aja." Bella menaikkan kedua alisnya bergantian yang menyebabkan keduanya kembali tertawa.

❀❀❀

Sementara itu, dari arah yang cukup jauh Jeffian melihat itu semua. Entahlah, rasanya ia tak suka ketika ada seseorang yang bisa membuat gadis berambut pirang itu tertawa selain dirinya.

Dengan kesal, pria itu langsung mengeluarkan ponselnya dan mengetikkan sebuah pesan disana.

Pesan yang berisikan bahwa Bella harus segera menemuinya, jika tidak ia akan mengancam bahwa gadis pirang itu tidak becus selama menjadi asdos.

Dengan cepat, pria itu memasukkan kembali ponselnya dan memastikan bahwa Bella membaca pesan yang barusan ia kirim.

"Pak, ini kopinya."

Jeffian menoleh dan mengangguk sambil menerima cup kopi yang baru di pesannya "Terima kasih ibu."

Penjual itu mengangguk dan kembali melayani yang lain, sementara netra Jeffian kembali fokus pada sosok Bella dan juga lelaki yang ada dihadapannya.

"Lama amat meriksa hapenya?!!" Gerutu Jeffian saat mendapati Bella masih terus mengobrol santai dengan lelaki itu.

Akhirnya karena kesal sendiri, pria itu pergi dengan perasaan dongkol berharap Bella segera menerima pesan darinya.

❀❀❀

Puas tertawa, karena lelucon yang diberikan Doy membuat gadis pirang itu haus dan meminum minumannya.

Professor Galak ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang