09. Perasaan nyaman

1.2K 161 6
                                    

Warn: cerita di bawah hanya fiktif belaka serta adanya tindakan dan kata-kata yang seharusnya tidak ditiru harap bijak dalam membaca.

❀❀❀

"Nggak, yang itu kayaknya gak seger deh sayurnya. Udah taro lagi, abis itu ambil sebelahnya." Titah Jeffian untuk yang kelima kalinya.

Bella saja sudah jengah, melakukan apa yang disuruh dosennya tersebut "Pak, ini udah sayur yang kelima. Saya liat-liat ini bagus kok!!"

"Tau darimana kamu kalau sayur itu bagus?"

"Dari warnanya pak, nih liat ijo seger sejauh mata memandang." Bella memperlihatkan sayuran tersebut kehadapan Jeffian.

Tentu saja pria itu langsung menjauhkan sayuran tersebut dari wajahnya, "Yaudah kalau menurut kamu bagus ambil."

Bella tersenyum kemudian memasukkan sayuran tersebut kedalam troli dan mendorongnya mengikuti langkah sang dosen.

"Ini udah selesai pak? Abis itu kita mau beli apalagi?" Tanya Bella sambil melihat sekilas isi troli yang penuh dengan belanjaannya dan juga belanjaan Pak dosen.

Jeffian menggeleng "Gada, kita pulang aja."

Mendengar penuturan Jeffian yang berkata seperti itu membuat Bella hanya mengangguk saja.

❀❀❀

Sementara itu dilain tempat, lelaki dengan kacamatanya terus menatap keluar jendela kafe, tepat dikepalanya ada sesuatu yang dipikirkan.

"Kenapa? Lo mikirin dia lagi?" Tanya salah seorang temannya yang mempunyai perut sedikit buncit.

Doy mengangguk sambil melepas kacamatanya, lelaki itu memijit pangkal hidung dan menatap temannya "Menurut lo harus gak gue ungkapin perasaan gue?"

Raja-orang yang bertanya tadi langsung terkekeh ringan "Ya haruslah!! Daripada dipepet orang." Katanya dengan bersemangat.

Entahlah, disemangati seperti itu justru membuat nyali Doy semakin ciut, karena bisa saja kalau ia mengutarakan perasaannya pada Bella mungkin gadis itu akan menolaknya secara langsung.

"Kenapa lo? Masih mikirin gimana cara nembak cewek?" Tanya Raja dengan wajah meledek.

Doy menggeleng, "Gak, gue malah udah punya konsep dari awal mau nembak Bella kayak gimana. Tapi, gue kayaknya bakal pikirin masalah lain dulu deh."

"Masalah apalagi sih?" Tanya Raja sambil menghela nafas dan mulai menyesap kopi.

"Masalah seandainya gue ditolak sama Bella."

❀❀❀

Sebenarnya Bella sudah yakin bahwa hari ini akan turun hujan deras, karena tadi juga sudah gerimis.

Dan benar saja, hujan begitu derasnya mengguyur jalanan. Bahkan angin bertiup cukup kencang hingga membuat gadis pirang itu kedinginan.

Sambil mengusap dua bahunya sendiri, gadis itu terus melihat kearah jalanan dan memikirkan cara untuk pulang.

Sedang asik melamun, tiba-tiba sebuah jaket tersampir di pundaknya. Saat menoleh ia malah mendapat wajah Jeffian yang menatap kearah lain dengan telinganya yang memerah.

Professor Galak ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang