21. Cemburu

759 125 19
                                    

Warn: Cerita di bawah ini hanya fiktif belaka, serta adanya tindakan dan kata-kata yang seharusnya tidak ditiru. Harap bijak dalam membaca.

❀❀❀

Karena masih kesal dengan kejadian tadi saat Jeffian tiba-tiba menerima ajakan Jisya, Bella akhirnya memutuskan untuk pulang dengan bus saja.

Gadis berambut pirang itu kini tengah terduduk di halte sambil melihat sekelilingnya yang nampak ramai.

"Bella? Lo balik pake bus?"

Bella menoleh kemudian mengangguk, "Iya, soalnya tadi pagi gak bawa mobil." Ringis gadis itu, padahal kan memang tiap berangkat ngampus ia bersama Jeffian.

"Kak Doy sendiri? Pulang naik bus?" Tanya Bella, dilihat dari penampilan lelaki itu nampaknya baru pulang dari kampus juga.

Doy menggeleng "Gue kesini sih niatnya mau ngasihin buku ini ke temen, gak sengaja malah ketemu lo."

Gadis pirang itu hanya mengangguk, bingung ingin mengatakan apa lagi. Toh, ia juga sedang dalam mood yang buruk untuk bercerita karena Jeffian.

Melihat raut wajah tak menyenangkan Bella, membuat Doy menebak-nebak hal apa yang membuat gadis di sampingnya ini diam terus.

"Nih!"

Bella mengernyitkan dahi saat sesuatu ditaruh diatas pahanya "Ini apa?"

"Permen." Jawab Doy seadanya, tanpa mau menjelaskan lebih.

Bella tertawa kecil "Iya, gue juga tau. Tapi, kenapa lo ngasih gue permen kak?"

"Makan aja Bel, gue tau mood lo lagi buruk."

Bella mengangguk lalu tangannya membuka bungkus permen itu dan langsung memakannya.

Doy tersenyum melihat itu "Asem ya?" Tanya lelaki itu, yang tentunya langsung dijawab dengan anggukan kepala oleh Bella.

"Sengaja emang, biar muka lo ada ekspresi yang lain selain ekspresi orang murung. Tapi, lo tenang aja abis asem pasti manis kok itu permennya." Ujar Doy menjelaskan.

Dan benar saja, rasa masam itu kini telah berubah perlahan-lahan ke rasa manis dan jujur Bella menyukai rasa manis ini "Enak pas manis."

"Bagus deh. Oh iya, nanti malem jadi kan buat nonton konser bareng gue?"

Ah, Bella benar-benar lupa kalau ini adalah malam minggu. Itu karena rasa kesal yang sangat membuncah didadanya atas kelakuan Jeffian.

"Gue harap lo bisa dateng ya."

"Sepertinya Bella tidak bisa datang." Suara itu terdengar menginterupsi dari arah belakang, bahkan sebelum gadis itu menjawab.

Bella maupun Doy sama-sama terkejut mendapati sosok Jeffian yang sedang berjalan kearah mereka dengan ritme teratur.

"Maaf ya, saya harus bilang ini sama kamu, karena nanti malam Bella harus menyelesaikan projek bersama saya." Ungkap Jeffian ketika sudah ada dihadapan pemuda bernama Doy.

Professor Galak ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang