38. Ikatan Janji (End)

339 64 0
                                    

Warn : cerita dibawah ini hanya fiktif belaka serta adanya tindakan dan kata-kata yang seharusnya tidak ditiru harap bijak dalam membaca

❀❀❀

Pagi ini Jeffian sedang sibuk memilih pakaian apa yang sekiranya cocok untuk acara pertunangannya nanti. Iya, tidak ada yang salah dengar bahwa pria dengan lesung pipi itu akan segera mengikat janji dengan seseorang.

"Jef, kamu lihat gelang mama nggak?"

Jeffian lantas menengok kearah pintu, "Nggak mah, pake yang lain aja kalau bisa." Ujar pria itu sembari menyemprotkan parfum pada kemejanya.

Renata menghela nafas kasar, padahal ia ingin memakai gelang pemberian dari Jeffian. Tapi, justru sepertinya gelang itu pergi entah kemana.

"Padahal mamah mau pake yang dari kamu lho Jeff." Wanita itu menggerutu sembari membenarkan kebayanya.

Jeffian menghampiri sang ibu, merangkul bahu ibunya tersebut "Udah gapapa, pake yang lain aja. Entar aku suruh Bik Sumi yang cari."

Mendengar jawaban anaknya, wanita itu tersenyum tipis lalu gantian ia yang memegang bahu putranya yang lebih tinggi itu "Oke, sekarang kamu siap-siap karena kita mau berangkat."

Pria itu mengangguk, sembari mencium lembut tangan Renata "Do'ain aku mah."

"Kamu gugup?"

"Ya siapa juga yang gak gugup sih mah? Kan ini masalahnya aku mau ngiket anak orang." Jeffian tertawa kecil, berharap bisa meredakan kegugupannya.

Renata langsung menyentil pelan dahi anaknya tersebut, "Hushh, yang bener itu tunangan bukan ngiket anak orang. Emang kamu pikir Bella itu kambing?!!"

Keduanya tertawa kecil dan Jeffian berhasil, karena setidaknya rasa gugup itu hilang berkat candaan ibunya yang kepalang receh.

Renata yang merasa harus kembali bersiap-siap mulai kembali ke kamarnya, sementara Jeffian akan mandi terlebih dahulu.

❀❀❀

Gadis itu tersenyum ketika polesan riasan terakhir telah selesai, tepat setelah penata rias memberi sentuhan terakhir pada bibirnya agar terlihat mengkilap.

"Cantiknya!!" Puji penata rias itu ketika melihat wajah calon tunangan terpatri di cermin.

Bella lantas berdiri, puas dengan hasil make up dari penata rias kenalan Risa. Bukan hanya mengandalkan harga, tapi hasilnya juga sangat bagus.

"Bella, you look gorgeous!!" Suara dari arah pintu kamarnya, membuat Bella menengok dan menemukan Lia dengan kebaya berwarna cream tengah berdiri disana.

Gadis itu tertawa kecil, memperhatikan Lia yang terlihat cukup berbeda karena mengenakan kebaya dan juga songket "Serius ini lo Li? Gue ampe pangling gila!!"

Lia yang mendengar itu tentunya hanya mendengus, entah maksud kalimat Bella tadi bersifat pujian atau justru cacian, "Gausah gitu ya, gue tomboy gini masih bentukan apem."

Sontak Bella tertawa kencang, tak habis pikir dengan jawaban Lia barusan yang terdengar jorok hanya saja menggunakan kata kiasan.

"Bella!! Ya Allah sahabat gue cakep banget!!" Sudah tentu itu suara Una, bahkan orang-orang yang berada dibawah sampai mendengar teriakan gadis bermata belo itu.

Professor Galak ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang