23. Berseteru

706 122 40
                                    

Warn: cerita di bawah ini hanya fiktif belaka serta adanya tindakan dan kata-kata yang seharusnya tidak ditiru harap bijak dalam membaca.

❀❀❀

"Lo kesini sendiri?"

Jeffian menggaruk tengkuknya, ia juga bingung ingin menjawab apa terhadap pertanyaan Jisya.

"Jeff?" Lagi, Jisya bahkan mendekatkan wajahnya untuk mendapat jawaban.

"Gue-"

"Jeff, kok lama sih?!"

Suara itu membuat Jisya langsung menoleh kearah sumber suara, terkejut ketika mendapati asisten Jeffian menghampiri mereka pun ucapannya tadi terdengar tidak formal.

Jisya melirik Jeffian "Maksudnya apa Jeff ngajak dia kesini?"

Pria itu melirik Bella sekilas sebelum akhirnya menghela napas "Dia ada tugas Sya, deadlinenya besok jadi gue harus bantu."

Bella sejujurnya terkejut dengan jawaban Jeffian. Tapi, semua keterkejutan itu harus berusaha ia sembunyikan.

Jisya terkekeh kemudian menatap Bella "Kamu minta bantuan dosen kamu semalem ini? Bukannya gak sopan?"

Ingin sekali rasanya Bella menjawab pertanyaan itu. Namun, ia urungkan karena sejujurnya ia tak ingin terkena skandal di kampus.

"Sya, udah gapapa. Lagian selama ini Bella yang udah bantuin tugas-tugas gue di kampus."

Gadis itu menggeleng dan langsung merangkul lengan Jeffian erat "Jeff, lo boleh kok balas budi sama mahasiswa. Tapi-"

Matanya melirik sinis Bella, sampai senyum yang membuat gadis pirang itu muak muncul "Tapi, mahasiswa yang lo bantu juga harus TAU DIRI."

Bella menggigit bibirnya tak habis pikir. Bukan, bukan karena perkataan gadis itu, melainkan kekasihnya yang sedang dirangkul erat.

Jeffian mengelus punggung Jisya "Sya, udah. Gue juga gak ngerasa keberatan kok."

Jisya menoleh pada Jeffian "Iya, gue tau kok lo itu baik banget."

"Sya, gue kayaknya harus balik deh. Lo mau bareng atau nggak?" Tanya wanita lain yang keberadaannya hampir terabaikan.

Jisya melepaskan rangkulannya, kemudian menggeleng "Gue bareng Jeffian aja Re."

"O-oh oke, see ya!!" Wanita itupun pergi, menyisakan tiga orang yang tengah terlibat perang perasaan.

Setelah melihat temannya pergi, Jisya kemudian menatap pria disampingnya dengan tersenyum "Jeff, gue boleh kan numpang balik ke rumah?"

"Iya boleh." Pria itu menjawab tanpa beban, karena baginya tidak ada salahnya menumpangi sahabat. Hal itu bahkan sering terjadi saat dulu mereka duduk di bangku kuliah.

"Bella, ayo pulang." Ajak Jeffian. Namun, hal itu langsung diberi respon tak suka oleh Jisya.

"Jeff, dia kan asisten lo. Kenapa balik bareng?"

Jeffian tersenyum seraya memandang Bella sekilas "Dia berangkat bareng gue Sya, baliknya juga harus bareng gue."

❀❀❀

Bella mendengus kesal, memilih memejamkan mata daripada harus melihat dua sahabat itu saling tertawa dan membicarakan kenangan mereka didepan sana.

Iya, Jeffian dan juga Jisya duduk di depan. Sementara itu, dirinya duduk di kursi penumpang berbekal earphones yang terpasang apik ditelinganya.

Professor Galak ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang