11. Khawatir

898 118 6
                                    

Warn : Cerita dibawah ini hanyalah fiktif belaka serta adanya tindakan dan kata-kata yang seharusnya tidak ditiru harap bijak dalam membaca.

❀❀❀

Setelah kejadian sakit dua hari yang lalu, kini Bella sudah bisa beraktivitas dan mengikuti matkul di kelas. Tapi, tetap saja Bella masih menjadi asdos dari Pak Jeffian.

"Kenapa lo? Senyum-senyum kayak orang gila?!" Tanya Lia sewot, saat Bella baru duduk di kursi dengan senyum yang terpatri lebar.

Bella pun melotot kesal "Sorry, tapi gaada sejarahnya orang gila bisa secantik gue."

"Dih! Pede amat."

"Yee biarin aja, sirik amat hidup lo Li!!" Sinis Bella yang kembali tersenyum saat mengingat pertemuannya tadi dengan Jeffian.

Sementara itu, Lia kembali menulis materi yang tertinggal. Masa bodoh dengan Bella yang tersenyum seakan-akan seperti orang gila.

"Li," Panggil Bella pelan.

Lia menyahut, tapi tidak menoleh sebab memang sibuk menulis. Toh, nanti juga Bella melanjutkan sendiri kalimatnya.

"Lia, lo tau gak cara biar dapetin hati cowok dingin?" Tanya Bella tiba-tiba yang membuat Lia langsung menghentikan aksi tulis-menulisnya.

Lia terkekeh "Anjir, lo sehat Bel?"

Bukannya menjawab, gadis berponi itu malah mengejeknya seakan-akan Bella masih terkena demam kemarin.

Bella mendengus, "Jawab aja sih Li, gue lagi bertanya ini sama lo yang notabene-nya sudah menjalani hubungan selama tiga kali berturut-turut."

"Sepuh dong gue?!" Lia tertawa kecil, kemudian langsung menutup buku catatannya, bersiap untuk memberi sebuah wejangan.

Bella pun bersiap sembari membuka buku note kecil miliknya, hingga membuat Lia mengangkat satu alisnya bingung "Ngapain buka note?"

"Buat nyatet dong Li, takutnya gue lupa." Ungkap Bella dengan cengiran khas.

Lia yang mendengar itu hanya mengangguk saja, terserah si gadis pirang ingin apa "Jadi, siapa dulu target lo?"

"Pak Jeffian." Jawab Bella tanpa ragu.

"Gila lo?!! Ganti-ganti jangan Pak Jeffian, cowok masih banyak Bel!!"

Bella menggeleng "Nggak Li, gue sukanya sama Pak Jeffian doang."

Syok? Tentu saja, Lia tak habis pikir kenapa bisa dari sekian banyak lelaki yang mengincar Bella, gadis itu malah memilih dosennya sendiri. Tapi sudahlah, mau bagaimana lagi? Cinta kan tidak memandang umur.

"Okay, yea whatever. Lo beneran suka ama Pak Jeffian?" Tanya Lia sekali lagi untuk memastikan.

Lagi, gadis pirang itu mengangguk tanpa ragu. Membuat Lia yakin bahwa sahabatnya ini memang sedang dimabuk cinta dosennya sendiri.

"Kalau lo mau dapetin hati Pak Jeffian, lo harus berusaha sih Bel." Ucap Lia serius.

Sementara Bella mengernyitkan dahi bingung "Berusaha gimana?"

Lia mengangkat bahunya "Gatau, gue juga belum pernah deketin cowok dingin atau secuek Pak Jeffian."

"Tapi, mungkin lo bisa narik perhatian Pak Jeffian lewat perhatian-perhatian kecil." Lanjut Lia sambil menatap Bella yang sedang mencatat omongannya barusan.

Professor Galak ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang