29. Berpisah

1K 156 43
                                    

Warn: cerita di bawah hanya fiktif belaka, serta adanya tindakan dan kata-kata yang seharusnya tidak ditiru. Harap bijak dalam membaca.

❀❀❀

Rupanya rumor yang mengatakan hal-hal buruk tentang Jeffian maupun Bella telah sampai ke telinga rektor. Berita palsu yang dibawakan Jisya benar-benar cepat tersebar bagai air mengalir.

Kini Jeffian baru keluar dari ruangan rektor, dirinya dipanggil untuk sidang kasus. Tentunya yang hadir disana bukan hanya rektor saja melainkan ada wakilnya, lalu dekan, ketua prodi, dan dosen-dosen lainnya.

Untungnya pria itu bisa menjelaskan kejadian sebenarnya, dan lebih beruntungnya semua orang disana percaya atas ucapan Jeffian. Namun, karena beritanya sudah tersebar pernyataan pria itu tak berarti apa-apa lagi.

Makanya sekarang Jeffian lebih memilih mencari Jisya, ia tahu betul siapa yang menyebabkan kekacauan ini. Pun ia tak rela jika Bella harus disebut sebagai gadis murahan.

"Jeff?" Langkah pria itu terhenti kala sapaan itu ditujukan untuknya.

Jeffian langsung menghampiri orang tersebut, menarik tangannya menuju taman kampus.

"Sya? Kenapa harus lo?"

Jisya mengernyit bingung "Maksudnya apa?"

"Gausah pura-pura, gue tau lo yang nyebar rumor palsu itu kan?!!" Tanya Jeffian dengan nada tinggi.

Bukannya takut, justru gadis itu malah tersenyum sembari menatap Jeffian "Iya, gue yang nyebarin."

"Kenapa?"

"Lo masih nanya kenapa?! Gue gak suka Jeff, gue benci ngeliat lo selalu mentingin Bella!!"

"Tapi gak gini juga caranya Sya!!" ujar pria itu dengan nada yang sama tingginya.

"Lo udah terlalu jauh Sya, rasanya gue udah mulai gak kenal diri lo yang dulu." Lanjut pria itu dengan suara rendah.

Jisya melotot terkejut kemudian menggeleng "G-gue terpaksa lakuin itu."

Jeffian menggeleng "Harusnya lo mikir dampak yang lo timbulin dari rumor ini, lo bisa aja kena hukum pidana karena rusak nama baik gue atau Bella."

Mendengar hal tersebut, bahu gadis itu merosot. Ia tak ingin masuk dan mendekam di penjara, bagaimana jika ibunya nanti kecewa? Ia sangat menyayangi sang ibu dan tak ingin membuatnya kecewa.

"Sya, kayaknya hubungan persahabatan kita sampe sini aja. Jujur, gue kecewa berat sama tindakan lo yang satu ini." Jeffian berkata tegas, menatap dalam manik sang gadis yang seperti ketakutan.

"NGGAK!!" Jisya menahan lengan Jeffian saat pria itu hendak meninggalkannya.

Dapat Jeffian lihat wajah gadis itu memerah, di kedua sudut matanya bahkan sudah mengeluarkan air mata.

"Gue gak mau!! Jangan pergi." Jisya menangis tersedu-sedu, ia tak pernah berfikir Jeffian akan meninggalkannya begitu saja.

Pria itu sebenarnya tak tega, tapi melihat bagaimana sahabat yang selalu ia banggakan berbuat hal yang jahat. Ia benci hal itu.

Professor Galak ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang