30. Kembali berjuang

717 110 7
                                    

Warn: cerita di bawah ini hanya fiktif belaka, serta adanya tindakan dan kata-kata yang seharusnya tidak ditiru harap bijak dalam membaca.

❀❀❀

Hari ini Bella telah diperbolehkan untuk pulang, mengingat kondisinya sudah mulai membaik meski tetap harus mengonsumsi obat-obatan agar pulih sepenuhnya.

"Welcome back adek laknat!!" Ujar Jeremy seraya memeluk adiknya tersebut, terlampau rindu.

Sayangnya sebelum pelukan itu mendarat padanya, Bella lebih dulu menahan tubuh Jeremy dan justru mendorong pelan kakaknya itu.

"Lo gak mau gue peluk?" Tanya Jeremy dengan ekspresi yang amat menyebalkan menurut Bella.

Gadis itu merotasikan matanya jengah "Lo gak jenguk gue di rumah sakit, kemana aja lo selama ini wahai kakak yang katanya sangat perhatian?!"

Jeremy tertawa kecil, jadi itu alasan sang adik tak mau dipeluk olehnya hanya karena ia tak menjenguk.

"Gue sibuk kerja, lo jangan marah dong. Tuh!! Gue udah buatin cheesecake kesukaan lo." Ujar Jeremy seraya menunjuk meja makan.

Mata gadis itu sontak berbinar, dan langsung saja memeluk sang kakak "Makasih Jer, tau aja lo gue demen cheesecake."

"Jadi gue udah dimaafin nih?"

"Enak aja, lo belum ngasih gue duit ya bulan ini!" Seru Bella cepat, membuat Jeremy menepuk dahinya sendiri.

❀❀❀

Keesokan harinya, Bella telah siap untuk ngampus. Dirinya harus tetap tegar dan berusaha melupakan Jeffian meski kenyataannya sangat sulit.

"Ishh, sial banget keknya gue hari ini. Udah pak dewo gak ada, sekarang ini ojol malah kejebak macet!" Gadis itu menggerutu sembari menekan-nekan ponselnya.

Jika kalian bertanya-tanya mengapa Bella tidak naik mobil pribadi? Itu dikarenakan orang tuanya melarang ia menaiki kendaraan tersebut selama masa pemulihan. Belum lagi, supir keluarga mereka tengah mengambil cuti karena istrinya melahirkan.

"Bella!!"

Gadis itu mendongak, mendapati seseorang yang sangat ingin ia hindari. Tapi kenapa justru pria itu malah muncul dihadapannya?

"Bareng saya aja, yuk!" Ujar Jeffian mengulas senyum, namun sayang Bella membalasnya dengan sebuah gelengan kepala.

Tak kehabisan akal, pria itu memilih untuk keluar dari mobil dan kini mulai berdiri disamping gadis itu "Supir kamu gada?"

Tak ada jawaban, gadis itu terlalu malas untuk menanggapi.

Jeffian berdehem, kemudian menggaruk tengkuknya yang tak gatal "Oh sepertinya emang gada, kalau gitu daripada disini terus mending berangkat sama saya aja."

"Daripada berangkat sama bapak, mending saya naik bus." Ketus Bella yang mulai berjalan menjauh dari Jeffian.

Jeffian menghela nafas, kemudian lebih memilih mengejar Bella dan meninggalkan mobilnya tepat didepan gerbang rumah gadis itu. Biarlah nanti ia suruh montirnya untuk mengambil.

Professor Galak ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang