26. Pernyataan Jisya

789 128 71
                                    

Warn: cerita di bawah hanya fiktif belaka serta adanya tindakan dan kata-kata yang seharusnya tidak ditiru harap bijak dalam membaca.

❀❀❀

Jeffian menggeram kesal saat telponnya tak kunjung diangkat oleh Bella, padahal ini sudah ke sekian kalinya pria itu menelpon.

"Shitt!! Angkat Bella, pleasee sekali aja." Gumam Jeffian, namun sepertinya permohonan pria itu tak dikabulkan.

Baru saja ingin mengetik pesan, tiba-tiba bel apartemen pria itu berbunyi hingga membuat Jeffian tidak jadi mengetik pesan.

"Jisya?"

Gadis itu tersenyum seraya memperlihatkan plastik yang dibawanya kehadapan Jeffian.

"Taraaa, lo kaget gak?" Tanya Jisya penuh antusias.

Pria itu menggeleng "Lo ngapain kesini?" tanya Jeffian skeptis memperlihatkan ketidaknyamanannya.

Jisya langsung merengut tak suka saat pertanyaan itu terlontar untuk dirinya, karena biasanya Jeffian akan sangat senang hati menyambut kedatangan dirinya dimanapun itu.

"Kok lo gitu sih?! Gue kan ke sini punya niat baik mau masakin lo." ujar gadis itu.

Jeffian yang sadar karena perkataan tadi menyinggung Jisya tentu langsung meminta maaf dan memperbolehkan gadis itu masuk kedalam apartemen.

❀❀❀

"Lo gamau angkat tuh telpon?" Tanya Una yang sedari tadi melihat ponsel Bella berdering.

Bella tersenyum sinis "Males,"

Lia mengangkat dua jari jempolnya "Bagus!! Lo emang harus gitu Bel, dosen sok kegantengan itu emang harus dikasih pelajaran tentang arti kehilangan." Ujarnya menggebu-gebu.

Risa maupun Bella tertawa, karena ucapan Lia barusan. Sementara Una tengah menuju ruang manicure untuk mempercantik kukunya.

"Btw, abis ini mau kemana? Makan kali ya?" tanya Risa sambil melihat cermin karena rambutnya sedang di hairdryer.

Bella mengangguk semangat "Setuju!! Gue yang pilih restonya ya?"

"Hm, kita percayakan aja sama ahlinya." Sahut Lia santai.

Jika kalian berpikir Bella akan menangis sepanjang hari, karena masalah kemarin. Tentu saja itu salah besar, justru gadis itu tengah bersenang-senang di sebuah mall bersama teman-temannya.

Menurut Bella daripada menangis yang hanya membuang-buang energi, gadis pirang itu justru lebih memilih menyenangkan diri sendiri entah itu shopping, makan, atau jalan-jalan bersama teman yang penting energinya tidak terbuang sia-sia hanya karena menangisi hal sepele.

❀❀❀

"Jeff, cobain masakan gue dong!! Perasaan lo fokus di hape terus, nungguin chat siapa sih emangnya?"

Jeffian menggeleng seraya menghela nafas kasar, menaruh ponselnya diatas meja dan mulai menghampiri Jisya.

"Nah gitu dong!! Yuk cobain masakan spesial gue buat lo." Ujar Jisya sembari mendekatkan piring berisi pasta kehadapan Jeffian.

Professor Galak ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang