04. Tukang sate

1.1K 171 10
                                    

Warn: cerita ini hanya fiktif belaka, serta adanya tindakan dan kota-kota yang seharusnya tidak ditiru. Harap bijak dalam membaca.

❀❀❀

Asap rokok mengepul keluar dan menghilang ditengah hembusan angin malam yang sejuk.

Jeffian menatap kearah bawah, melihat jalanan kota yang ramai serta padat kendaraan dari arah balkon.

Tak terasa ingatannya melayang, membayangkan sosok gadis berambut pirang yang kelihatan lucu sekaligus aneh dimatanya. Ada sesuatu yang Jeffian suka, ketika membuat sosok bernama Bella itu kesal setengah mati.

"Kenapa juga gue malah mikirin lo?" Gumam Jeffian seraya menghisap rokok dan menghembuskan asapnya.

Ting

Sebuah notifikasi pesan dari ponselnya, membuat lamunan Jeffian buyar seketika. Namun, saat membaca nama si pengirim pesan setitik senyum timbul dibalik bibirnya.

Dengan cepat pula Jeffian membalas pesan tersebut, Jisya Alana sosok gadis manis yang selalu menemaninya dulu semasa kuliah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan cepat pula Jeffian membalas pesan tersebut, Jisya Alana sosok gadis manis yang selalu menemaninya dulu semasa kuliah.

Kalau dipikir-pikir, gadis bernama Jisya itu memutuskan untuk kerja di luar negeri tepat setelah mereka lulus dari perguruan tinggi. Berbeda dengan Jeffian yang memutuskan untuk melanjutkan kuliah S3.

Yah, itulah sepenggal kisah tentang Jisya Alana. Sosok gadis yang selalu menemani Jeffian semasa kuliah dulu.

❀❀❀

Bella sendiri merupakan anak kedua dari keluarganya, hanya saja kakaknya yang bernama Jeremy memilih tinggal di apartemen sendiri. Entahlah ia sendiri juga bingung kenapa ayah dan ibunya setuju soal itu.

Dan kadang-kadang pula Jeremy akan mampir ke rumah hanya untuk sekedar menikmati masakan rumah atau menghabiskan cemilan milik Bella di kulkas.

Seperti saat ini, lelaki dengan warna rambut sama sepertinya itu sedang asik menyemil coklat khas Italia, yang mana coklat tersebut pastilah sangat enak.

"Bel, kok enak? Coklatnya dari mana?" Tanya Jeremy sambil terus membuka bungkus ketiga dari yang terakhir.

Bella sendiri sudah kesal, karena coklat tersebut dihabiskan begitu saja. Padahal tante mereka membelikan itu khusus hanya untuk Bella bukan Jeremy.

"Lo abisin coklat gue?!!" Ketus Bella yang sudah mengambil kasar toples dipangkuan Jeremy.

Jeremy sendiri adalah tipe orang yang terlalu santai menanggapi segala sesuatu, seperti saat ini bukannya takut malah lelaki itu tertawa kecil "Emang itu punya lo? Gue liatnya nganggur di kulkas."

Professor Galak ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang