J13

1.4K 203 0
                                    

Matahari sudah menampakkan sinarnya dan terlihat renjun yang segera bergegas untuk pergi ke dapur istana dan membuat tea untuk semua anggota kerajaan karena taeyong yang memintanya kemarin, dan renjun juga menyiapkan satu cangkir lainnya jika memang benar pangeran jaemin itu kembali. Sedangkan semua pelayan benar-benar sangat sibuk sekali bahkan tak ada waktu untuk bersantai saat ini.

Di meja makan, jaeyong, jeno, sungchan, sion dan Yushi telah duduk di bangku mereka masing-masing untuk menyantap makanan disusul oleh Mark sang putera mahkota yang sedikit terlambat.

"Maaf saya terlambat ayah ibu." Ucap Mark membungkuk.

"Tak masalah putera mahkota segeralah duduk."Ucap taeyong dan Mark langsung duduk seketika. Semua pelayan datang dan menyajikan sarapan untuk keluarga istana itu. Ditengah-tengah itu, merekapun mendengar suara tapak yang mendekat dan melihat kearah seseorang yang datang, betapa kagetnya taeyong dan yang lainnya karena melihat jaemin kembali.

"Kau kembali nak?" Kaget taeyong dengan perasaan yang membuncah miliknya.

Jaemin lantas membungkuk untuk memberikan hormat pada raja, ratu dan putera mahkota bahkan Mark dan jeno tak menyangkah kalau jaemin akan kembali bahkan sion saja benar-benar kaget, sedangkan sungchan hanya mendumel dalam hati karena dia tak akan bebas jika ada jaemin di istana.

Taeyong lantas berdiri dan mendekat lalu memeluk penuh rindu anaknya itu. Jaemin hanya diam saja tanpa membalas pelukan ibunya itu.

"Ibu sangat merindukanmu pangeran. Makasih karena sudah kembali." Ucap taeyong sangat lega sekali juga merasa rindunya mulai terobati.

"Ratuku, biarkan pangeran jaemin duduk dan kita harus sarapan dulu." Ucap jaehyun dan taeyong pun langsung melepaskan pelukannya dan langsung duduk kembali.

"Kau akan lama disini bukan Hyung?" Ucap sion menatap jaemin.

"Aku hanya akan ada disini sampai lusa karena ada yang ingin aku katakan pada kalian semua mengenai masalah yang ada di desa barat." Ucap jaemin datar.

"Kita sarapan dulu " Ucap jaehyun lalu semuanya makan dengan tenang.

Setelah sepuluh menit, renjunpun keluar dengan membawa nampan berisi beberapa gelas tea dan diapun meletakkan disamping pemiliknya masing-masing.

"Makasih Renjun."

"Sama-sama yang mulia." Ucap renjun tersenyum dan diapun tak sengaja bertatapan dengan jaemin sebentar tapi dia langsung melepaskan tatapannya itu.

"Perawat Huang, apa perawat Kim sudah pergi ke dinasti Ming?"

"Ne yang mulia." Ucap renjun sopan.

"Baiklah, kau bisa kembali."

"Ne." Angguk renjun lalu diapun membungkuk dan pergi setelahnya. Sedangkan jaemin sejak tadi hanya melihatnya walaupun tatapannya sungguh datar ntah kenapa dia merasa sangat tertarik pada perawat baru ibunya itu.


Setalah acara sarapan itu, semuanya berkumpul di ruangan pemimpin tanpa terkecuali dan jaehyun hanya menatap anaknya yang baru saja kembali setelah sekian lama itu.

"Aku kemarin mengunjungi desa barat dan disana telah mengalami kemarau panjang dan sudah tiga bulan lamanya."

"Apa mereka sudah memberikan persembahan pada dewa-dewi?"

"Sudah tapi tak ada yang berubah, bahkan mereka memanggil penyihir dan dia mengatakan kalau salah satu pihak istana harus menikah dalam waktu dekat di desa barat untuk menyeimbangkan yin dan yang."

"Ayah bukankah lebih baik jeno Hyung langsung menikah saja dari pada bertunangan? Mungkin saja yin dan yang akan senang."

"Kita tak bisa melakukan itu, keluarga bangsawan Seo belum tentu mau menerima semua ini. Itu sangat tak sopan."

"Lalu? Siapa yang akan di jadikan tumbal kali ini?"

"Perhatikan perkataanmu pangeran Jung Sungchan." Datar jeno.

"Aku tidak perlu melakukannya. Tapi sekarang keadaan sangat darurat, bisa-bisa rakyat di desa bagian barat akan marah dan demo kemari." Ucap sungchan datar.

"Putera mahkota?"

"Iya ayah?"

"Apa kau bersedia menikah kembali? Walaupun aku belum tahu siapa yang akan kau nikahi, apa kau bersedia? Karena semua tergantung kesediaanmu."

"Aku tidak bisa percaya pada siapapun saat ini ayah."

"Ini bukan soal bisa atau tidak bisa mempercayakan siapapun putera mahkota. Tapi ini demi rakyat."

"Apa ini sudah keputusan ayah? Kalau memang ini yang terbaik menurut ayah dan ibu, aku akan melakukannya. Terlepas dari masa lalu yang buruk."

"Putera mahkota?"

"Aku tak mungkin egois ibu. Aku akan melakukannya."

"Kalau begitu, kita tunggu tunggu tabib Kim untuk pulang."

"Apa kau ingin meminang putera tabib Kim suamiku?" Ucap taeyong karena dia sangat tahu kalau putera tabib Kim tengah berada di salah satu desa dan menjadi tabib tanpa bayaran disana.

"Hmm, karena kurasa dia akan sesuai untuk jabatan Puteri mahkota saat ini. Dan pangeran Mark, kau tak perlu melakukan apapun dan tetap berada di istana, pangeran jeno akan menggantikanmu dan pangeran jaemin tetap istirahat karena kau baru saja kembali, juga pangeran sion kau bisa membawa Puteri Yushi ke kamar kalian dia terlihat masih sakit. Pangeran sungchan bantu pangeran jeno. Mengerti?"

"Ne ayah." Ucao semuanya kecuali jaemin yang diam saja.

"Pangeran jaemin?" Sang empu sontak menatap ibunya itu.

"Bisakah kau menemaniku ke taman lebih dulu?" Jaemin hanya mengangguk lalu diapun mendorong kursi roda sang ibu lalu keluar dari ruangan pemimpin itu.

"Ayah akan segera ke kediaman bangsawan Seo untuk membicarakan pertunangan pangeran jeno. Kalian sudah bisa bubar.* Ucap jaehyun lalu diapun pergi dengan hormat dari anak dan menantunya.

"Kami pergi dulu Hyung. Ayo pangeran sungchan." Ucap jeno membungkuk pada Mark dan keluar diikuti oleh sungchan.

"Antarlah istrimu ke kamar kalian." Ucap Mark pada Sion dan sion langsung membantu Yushi berdiri lalu keduanya membungkuk dan keluar dari ruangan pemimpin itu meninggalkan Mark sendirian. Mark lantas mendekat pada jendela besar yang ada di ruangan itu dan melihat kearah luar sembari menghembuskan nafas beratnya.

"Kau sudah melakukan hal yang benar Mark, kau tidak bisa egois. Ini demi rakyat mu." Monolognya.


























😘😘😘

"Prince J" (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang