J2

2.3K 241 1
                                    


Pria tinggi dengan jubah yang membalut tubuhnya tengah menatap semua pengawal yang ikut dengannya ke desa dimana ada sebuah kesenjangan disana.

"Kumpulkan para petinggi desa ini sesegera mungkin." Datarnya.

"Baik yang mulia." Ucap salah satu pengawal lalu mulai pergi untuk mengatakan pada petinggi yang ada di desa itu.

"Maaf pangeran jaemin. Ada yang harus segera pangeran lihat."Ucap pengawal pribadinya yang mendekat dan pria yang dipanggil pangeran jaemin itu lantas menatap datar pengawalnya itu.

"Ini pangeran." Ucap pengawalnya memberikan beberapa yang dia temukan. Pangeran itupun melihatnya dengan seksama dan mengeraskan rahangnya seketika.









Sementara itu di kekaisaran Nakamoto, terlihat renjun telah siap dengan semua hal yang dia butuhkan lalu diapun melihat seongwoo masuk kedalam kamarnya dan memberikan tanda pengenal baru untuknya.

"Pangeran harus benar-benar berjanji kalau pangeran akan selalu menjaga diri." Ucap seongwoo sebelum memberikannya.

"Iya aku mengerti."

"Pangeran apa tak bisa dengan cara lain saja?" Ucao Seongwoo pada renjun.

"Tidak bisa seongwoo. Kau tau bagaimana orangtuaku bukan? Sekarang ini adalah hal yang terbaik. Ayo kita pergi." Ucap renjun mengambil alih kartu identitas baru miliknya lalu diapun berjalan lebih dulu dengan seongwoo yang mengikuti karena dia akan mengantarkan tuan mudanya itu.

Di pelabuhan.

Renjun tersenyum senang dan melihat seongwoo yang menatapnya cemas saat ini.

"Sudah kau tenang saja. Aku yakin tak ada yang tahu kalau kau membantuku. Jadi, jangan seperti itu. Oh iya, aku janji akan baik-baik saja padamu mengerti. Makasih karena sudah membantuku." Ucap renjun tersenyum.

"Pangeran akan kemana?"

"Kau tak perlu tahu lagian aku sudah dewasa dan aku bisa menjaga diri, aku pergi dulu. Sampai jumpa lagi.' Ucap renjun tersenyum dan diapun langsung bergabung dengan para masyarakat yang memang akan kesuatu tempat. Renjun memang tak berpenampilan menarik karena dia membawa beberapa baju milik seongwoo dan miliknya beberapa.

"Tolong jaga pangeran renjun dimanapun Tuhan. Demi kebahagiaannya." Monolog seongwoo.














Kembali lagi ke pangeran jaemin yang saat ini telah berhadapan dengan beberapa petinggi desa itu.

"Apa ada yang ingin kalian akui sebelum saya membongkar semua kelicikan kalian?" Datarnya.

"Maksud pangeran Jung Jaemin apa?" Ucap salah satunya.

"Bukankah semuanya sudah jelas tuan? Jadi, lebih baik salah satu dari kalian mengaku atau kalian akan berakhir di penjara." Ucap jaemin datar.

"Kami tidak mengerti pangeran." Jaemin lantas meletakkan berkas itu sedikit keras di mejanya dan diapun mengeluarkan aura yang sangat gelap sekali.

"Salah satu dari kalian ketahuan menggelapkan dana untuk rakyat, saya tahu siapa yang bersalah disini, tapi jika kalian berniat mengaku mungkin saya bisa meringankan hukuman kalian." Datar jaemin.

Beberapa petinggi itu saling melihat satu sama lainnya tapi tak ada yang kunjung mengakui kesalahan mereka sama sekali.

"Pengawal. Bawa sih tikus tanah ini dan segera kirimkan ke istana." Datar jaemin dan kedua pengawal mendekat pada salah satu petinggi di desa itu lalu mengeluarkan pedang dan mengarahkan pada leher sih petinggi. Semuanya sangat kaget sedangkan jaemin hanya berwajah datar dan diapun mendekat lalu mengeluarkan pedangnya. Dimana pedang itu sangat ditakuti semua orang, pedang yang telah membunuh banyak penjahat dan pangeran itu merupakan pangeran yang sangat dingin dan tak perduli dengan targetnya sama sekali.

"Masih tak ingin mengakui kesalahammu sama sekali?" Datar jaemin.

"Maafkan saya yang mulia. Saya benar-benar tidak bermaksud yang mulia, tolong maafkan saya." Ucap sih petinggi sembari bersujud di kaki jaemin.

"Waktumu sudah habis. Bawa dia." Datar jaemin dan kedua pengawal itu menariknya pergi ke istana untuk mendapatkan hukuman yang setimpal.

"Jika kalian sampai melakukan hal seperti ini, mungkin salah satu dari kalian akan berakhir di pedang saya." Ucap jaemin datar dan semuanya hanya menunduk dengan rasa takut karena salah satu putera dari raja dan ratu Joseon itu sangat mengerikan.

Prok...prok...prok...

Semuanya melihat kearah seseorang yang bertepuk tangan saat ini lalu tersenyum sangat manis juga sangat tampan.

"Yeoksi, kembaranku benar-benar sangat hebat." Ucapnya. Semuanya lantas membungkuk kecuali jaemin yang hanya menatap datar pada kembarannya, Jung Jeno. Salah satu pangeran yang sangat berbeda dengan jaemin, mereka memang kembar tapi perpaduan mereka seperti air dan api.

"Kalian sudah bisa membubarkan diri." Ucap pengawal jaemin lalu semua petinggi membungkuk pada kedua pangeran itu dan segera pergi. Pengawal jaemin juga meninggalkan keduanya.

"Kenapa kau kemari?" Ucap jaemin datar lalu memasukkan pedang miliknya kedalam sarung kembali.

"Ayolah jaemin, kau sudah hampir 3 tahun berkelana dan tak pulang ke istana. Ibu merindukanmu. Dia ingin memelukmu. Dan lagi ibu sedang sakit jaemin."

"Aku belum bisa pulang karena banyak hal yang harus diurus. Kau bisa katakan itu pada ibu." Datar jaemin lalu diapun membereskan berkas yang ada di mejanya dan meletakkan di salah satu rak karena ruangan itu adalah ruangannya jika berkunjung.

"Lalu kapan jaemin? Bukankah semuanya sudah lama berlalu? Apa kau masih merasa bersalah? Ingat jaemin kau sudah melakukan hal yang benar." Ucap jeno yang tahu alasan jaemin tak mau berada di istana.

"Apa yang bisa dikatakan benar, jika kau berani membunuh orang yang kau cintai." Ucap jaemin datar.

"Kau mungkin benar, tapi kau melakukan hal yang benar, karena keluarga mereka pemberontak Jung jaemin."

"Jangan memaksaku. Kau bisa pulang." Datar jaemin.

"Baiklah, kau memang masih sangat keras kepala. Aku pergi. Ingat untuk segera pulang,kasihan ibu. Dia sangat merindukanmu." Ucap jeno lalu diapun pergi dari ruangan itu. Sedangkan jaemin tak mengalihkan pandangannya sama sekali dan diapun menatap langit yang cerah dari jendela ruangannya itu.

"Maafkan aku. Tolong maafkan aku." Monolognya dengan setetes air mata yang tak pernah dia keluarkan dimanapun.




























😘😘😘

"Prince J" (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang