Jaemin benar-benar pergi ke ruangan ayah dan ibunya lalu diapun membungkuk pada keduanya.
"Ada apa nak? Apa ada yang mendesak?"
"Mungkin setelah pernikahan putera mahkota, saya akan pergi mengurus beberapa masalah diluar kerajaan dan saya akan membawa serta perawat Huang."
"Apa kau yakin nak? Perawat Huang pasti baru saja akan pulih, apa akan baik-baik saja nak?"
"Ya, saya yakin akan baik-baik saja. Lagian pekerjaan itu tidak bisa ditunda ibu." Ucap jaemin dan taeyong hanya bisa menghembuskan nafas beratnya.
"Baiklah lakukan yang kau inginkan." Ucap jaehyun.
"Ne, hanya itu yang ingin saya katakan. Permisi." Ucap jaemin lalu diapun membungkuk dan keluar dari ruangan itu.
Didepan ruangan itu, jaemin berpapasan dengan kakak pertama sekaligus putera mahkota itu.
"Mari bicara jaemin." Ucap Mark lalu diapun berjalan lebih dulu dengan jaemin yang mengikuti sang kakak.
Sementara itu, Haechan baru saja turun dari kereta kuda dan diapun masuk kedalam istana itu, lalu diapun melihat tangan kanan jeno dan mendekat.
"Tuan?" Ucapnya membungkuk.
"Dimana pangeran jeno?" Ucap haechan tersenyum.
"Ada didalam ruangan pangeran tuan muda."
"Apa saya boleh masuk kedalam sana?" Ucap haechan ragu karena biar bagaimanapun itu adalah ruangan para pangeran, akan canggung jika dia masuk kesana.
"Silahkan tuan muda, pangeran jeno juga sedang sendiri." Ucapnya membuat Haechan tersenyum lalu diapun segera pergi.
Tok....tok....tok....
"Masuk!"
Ceklek.
Haechan membuka pintu lalu masuk dan diapun membungkuk pada jeno karena biar bagaimanapun jeno adalah pangeran negeri itu.
"Tumben kemari Haechan?"
"Ini, aku belajar membuat cookies dan ingin kau mencicip nya." Ucap haechan semangat lalu membukakan tempat cookies yang dia bawa itu lalu diapun langsung memberikan satu pada jeno. Jeno menerimanya dan tersenyum lalu memakannya.
"Bagaimana?" Penasaran Haechan.
"Enak." Ucap jeno membuat Haechan tersenyum.
"Yang satu lagi untuk siapa?"
"Untuk perawat Huang, aku ingin memutuskan berteman dengannya. Dia ada kan pangeran?"
"Hmm, tapi kau harus meminta izin pada pangeran jaemin jika ingin bertemu dengannya."
"Waeyo?" Bingung haechan.
"Yang mulia ratu memberikan titah kalau perawat Huang akan menjadi orang kepercayaan pangeran jaemin mulai saat ini, dan saat pangeran jaemin pergi otomatis perawat Huang juga akan pergi."
"Kenapa tiba-tiba begini?" Batin Haechan.
"Haechan?"
"Ne?"
"Kenapa kau diam?"
"Anio, aku hanya bingung saja." Ucap haechan.
"Aku juga. Tapi mungkin maksud ibu agar jika pangeran jaemin terluka setidaknya ada yang merawatnya. Dan lagi perawat Huang saat ini tengah sakit."
"Apa? Sakit?!" Kaget Haechan.
"Iya, tapi mungkin sudah jauh lebih baik. Kalau kau ingin bertemu dengan perawat Huang, aku akan antarkan untuk mencari pangeran jaemin dan meminta izin padanya."
"Ne.' angguk haechan mengerti.
Sementara itu, jaemin tengah berada didalam kamar sang putera mahkota. Mark tiba-tiba ingin bicara empat mata dengan jaemin.
"Ada apa hyung?"
"Ini." Ucap Mark memberikan beberapa berkas dan jaeminpun melihat berkas itu dengan seksama.
"Bukankah ini?"
"Ya, penggelapan dana yang dilakukan dinasti Ming pada kerja sama dengan wilayah kita."
"Lalu maksud Hyung apa?"
"Kau harus menyelidikinya, karena hanya kau yang mampu dan bisa aku percaya."
"Hyung ingin aku melakukan apa?"
"Lakukan apapun dan cari bukti sebanyak mungkin, setidaknya kita harus menggulingkan tahta dinasti Ming itu."
"Baiklah, aku akan pergi setelah acara pernikahanmu." Ucap jaemin.
"Tidak, kau harus pergi sebelum acara pernikahanku, karena saat itu kemungkinan besar raja dan pangeran itu tidak ada ditempat."
"Aku rasa akan sulit Hyung. Ayah dan ibu mungkin tak akan menyetujui ini."
"Aku yang akan bicara dengan mereka. Pastikan untuk pergi besok malam." Ucap Mark.
"Ne." Ucap jaemin mengerti. Lalu diapun pamit keluar dengan membawa berkas itu.
Saat dia akan berbelok untuk menuju tangga ke kamarnya, dia bertemu dengan jeno dan tunangan dari kembarannya itu.
"Ada apa?" Datar jaemin.
"Tunanganku ingin menemui perawat Huang? Apa memperbolehkan?"
"Baiklah." Ucap jaemin datar lalu diapun berjalan lebih dulu untuk mengamankan berkas dengan jeno dan Haechan yang menyusul. Tapi jeno tiba-tiba dipanggil oleh tangan kanan sion membuatnya meminta maaf pada Haechan karena tak bisa menemani tunangannya itu.
Tok...tok...tok...
"Ya?"
Ceklek.
Renjun menatap kaget Haechan yang datang lalu menutup rapat pintu kamar renjun.
"Kau sakit apa renjun? Apa sudah lebih baik?" Cemas Haechan.
"Hmm, aku sudah jauh lebih baik Chan, hanya demam saja." Ucap renjun tersenyum.
"Ini, aku membawakan cookies buatanku." Ucap haechan membukakan dan memberikan satu cookies pada renjun.
"Hmm, memang terasa seperti buatan pelayanmu."
"Kau tahu itu?" Kaget Haechan.
"Tentu saja, aku sangat tahu kalau sahabatku tidak bisa membuat makanan apapun, apa alasanmu sampai memberi alasan begini?"
"Ini karena surat dari Riku."
"Apa yang dikatakan oleh Riku?"
"Dia sudah mendapatkan semua bukti. Tapi akan sangat sulit membuktikan semuanya. Setidaknya dia harus membawa keluar bukti nyata itu." Ucap haechan.
"Lalu?"
"Kau tenang saja, semuanya akan segera dia lakukan, makanya aku kemari. Tapi, ada satu hal yang ingin aku tanyakan padamu."
"Apa?"
"Kenapa yang mulia ratu menjadikanmu orang kepercayaan pangeran jaemin? Yang itu artinya semua yang ada pada dirimu adalah tanggung jawabnya." Ucap haechan.
"Ne?! Aku bahkan tidak tahu sama sekali." Ucap renjun sedikit kaget.
"Wajar saja, kau kan sedang sakit, tapi yang aku bingungnya, kenapa harus kau?" Ucap haechan.
"Biarkan saja Chan, setidaknya mereka tak akan meletakkan curiga tentang siapa aku sebenarnya."
"Memang, tapi pangeran jaemin pasti akan curiga padamu."
"Dia tak akan curiga"
"Dia pasti akan curiga nantinya."
"Dia tak akan curiga, karena dia tahu siapa aku sebenarnya." Ucap renjun.
"Apa?! Dia tahu kalau kau adalah pangeran dari Jepang?"
"Ne" angguk renjun membuat Haechan tak mampu mengatakan apapun saking terkejutnya dengan apa yang dia dengar secara langsung dari sahabatnya itu.
😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
"Prince J" (jaemren)
FanfictionNakamoto Renjun adalah putera kedua kaisar Nakamoto Yuta dan Huang (Dong) Winwin yang melarikan diri karena tidak mau menikah dengan keluarga dari dinasti Ming, renjun melarikan diri dan menjadi perawat untuk ratu dari Joseon, dia berhasil terpilih...