J7

1.4K 182 6
                                    

Renjun menuju kamar sang raja dan ratu dengan membawa nampan berisikan seduhan tea yang baik untuk imunitas tubuh sang ratu.

"Saya ingin masuk."

"Yang mulia ratu, perawat Huang akan masuk."

Ceklek.

Renjunpun masuk lalu diapun membungkuk melihat sang ratu yang sedang membaca buku yang juga tersenyum padanya.

"Kau membawa apa nak?"

"Aku membawa tea yang bagus untuk imunitas tubuhmu yang mulia, aku juga sudah meminta izin pada tabib Kim dan dia mengizinkanku." Ucap renjun lalu diapun meletakkan di meja dan menuangkan segelas tea untuk taeyong.

"Ini yang mulia." Ucap renjun memberikan pada Taeyong. Taeyong lantas menerima tea itu dan diapun mencicipinya. Dia benar-benar sangat takjub dengan rasanya dan lagi rasa ini sangat familiar, mirip dengan sang adik sekaligus sahabat baginya. Renjun yang menyadari ekspresi taeyong yang berubah menyendu lantas panik.

"Ada apa yang mulia? Apa tidak enak? Kalau begitu jangan diminum lagi yang mulia."

"Tidak nak, ini sangat lezat sekali. Sangat mirip dengan buatan seseorang. Saya sangat menyukainya. Bisakah terus membuatkan untuk saya?"

"Tentu yang mulia. Saya akan membuatkan terus untuk yang mulia."

"Hmm." Angguk taeyong lalu diapun kembali meminum tea itu dan renjun yang merasa lega karena dia tak melakukan kesalahan. Ada baiknya juga dia belajar membuat tea karena dua juga menyukainya. Untung saja dia menguasainya dengan cepat.

"Nak?"

"Iya yang mulia?"

"Apa bisa kau menemaniku ke taman istana ini? Aku sangat bosan berada didalam kamar."

"Tentu saja yang mulia, tapi biarkan saya bertanya pada tabib Kim dulu."

"Hmm, baiklah."

"Saya permisi sebentar yang mulia. Saya janji tak akan lama." Ucap renjun lalu diapun berlari keluar dengan langkah riangnya. Membuat taeyong tersenyum.

"Kalau pangeran jaemin pulang, akankah dia tetap tinggal karena melihat perawat Huang? Aku tak masalah jika memiliki menantu dari kalangan bawah, karena dia sangat baik. Dan ntah kenapa aku percaya kalau pangeran jaemin akan bahagia bersama dengannya." Monolog taeyong.







At. Desa bagian barat.

Saat pasukan jaemin sampai disana mereka benar-benar merasakan betapa panas dan gersangnya suasana di desa itu, dia juga melihat semua rakyat yang rela menunggunya bahkan dibawah terik matahari yang menyiksa ini, jaemin lantas turun dari kudanya dan menerima hormat semuanya.

"Kalian bisa kembali ke rumah masing-masing, kecuali yang berkepentingan." Semua rakyat pergi secara satu persatu membiarkan beberapa petinggi desa itu tersisa dan merekapun membawa jaemin ke tempat dimana pertemuan antara salah satu anggota istana selalu dilaksanakan.

"Sejak kapan kemarau ini berlangsung?" Ucap jaemin datar.

"Kemarau ini sudah berlangsung hampir 3 bulan yang mulia."

"Apa ada cara yang bisa dilakukan agar kemarau segera berlalu? Apa kalian sudah melakukan persembahan pada dewa-dewi?" Ucap jaemin datar.

"Sudah yang mulia, bahkan kami sudah melakukannya hampir tiga bulan ini, kami juga bertanya pada salah satu peramal dan yang dikatakan peramal itu adalah keseimbangan yin dan yang, salah satu pihak istana harus menikah untuk menyudahi kemarau panjang ini, dan harus menikah ditempat ini." Ucap salah satunya.

"Apa ini berupa lelucon?" Ucap pengawal yang setia bersama jaemin, Choi bomin.

"Tidak tuan, kami semua mendengarnya."

"Baiklah, saya akan menyampaikan soal ini pada yang mulia raja. Saya akan berusaha yang terbaik." Datar jaemin dan beberapa petinggi di desa itupun mengangguk tanda setuju. Setelahnya merekapun membubarkan diri. Membiarkan jaemin berada di tempat itu bersama dengan pasukannya.

"Apa yang mulia ingin kembali ke istana?"

"Sepertinya memang harus begitu, aku tak bisa egois saat ini." Ucap jaemin tanpa melihat bomin karena dia sedang melihat kearah luar dimana cahaya matahari sangat terik sekali.

"Yang mulia ingin kita berangkat kapan?" Ucap bomin.

"Kita akan melakukan perjalanan malam dari sini, kalau sekarang kasihan pada yang lainnya juga pada kuda yang kita tunggangi." Ucap jaemin datar dan bominpun mengerti, walaupun jaemin berubah tapi dia tak seburuk itu, karena dia sudah mengenal pangeran itu dan bersama dengannya sejak berumur 10 tahun. Jadi, dia sangat tahu bagaimana pangeran jaemin. Semua gosip soalnya tidak benar adanya. Karena pangeran jaemin adalah pangeran yang sangat baik baginya.












Kembali ke istana, renjun berada di taman belakang istana itu bersama dengan Taeyong setelah meminta izin pada tabib Kim.

"Nak?"

"Iya yang mulia?"

"Apa cita-cita mu nak? Selain kau ingin menjadi perawat?"

"Aku tidak punya cita-cita yang lainnya yang mulia, aku hanya ingin menyembuhkan semua orang yang aku temui."

"Hatimu sangat mulia nak, orangtuamu pasti sangat bangga padamu nak."

"Aku harap begitu yang mulia."

"Pasti, aku sangat yakin soal itu." Ucap taeyong tersenyum dan renjun hanya mengangguk saja.







At. Kediaman bangsawan Seo.

Jeno berbicara dengan bangsawan Seo, calon mertuanya itu Seo Johnny bersama dengan istri dari calon mertuanya itu, Ten Seo.

"Kami sudah mencari tanggal yang bagus untuk pertunanganmu dengan putera kedua kami."

"Saya akan menuruti semua permintaan tuan. Kalau saya boleh tahu tanggal berapa tuan?"

"Tanggal 05 saat malam bulan purnama. Dan itu hanya tersisa 3 hari lagi, apakah kau bisa mengatakan pada yang mulia raja dan ratu? Saya tidak ingin hubungan ini terombang-ambing begitu lama."

"Iya pangeran jeno, tidak baik jika terus menunda. Karena sudah hampir 2 tahun pihak istana menunda tanpa alasan yang jelas." Ucap ten.

"Baiklah saya akan mengatakan pada ayah dan ibu, Paman dan bibi akan mendapatkan kabar baik dari kami."

"Baiklah, saya harap memang begitu." Ucap Johnny dan jeno yang mengangguk tanda dia yakin.











Kembali lagi ke istana, lebih tepatnya di kamar pangeran bungsu dan istrinya. Terlihat Yushi yang tengah menghirup aroma terapi dari lilin buatannya tempo hari, lalu sion pun mendekat dan duduk disebelahnya.

"Kau sangat suka membuat lilin aroma terapi, untuk apa jika banyak begini Yushi?"

"Aku bisa memberikan pada rakyat Hyung, dan lagi aku ingin membuatkan satu untuk perawat Huang juga pangeran jaemin."

"Hyung ku belum tentu kembali Yushi."

"Aku yakin dia akan kembali, aku akan membuat untuk kita semua. Ini tak akan memakan waktu yang lama Hyung."

"Kau kapan akan tamat sekolah?"

"Tahun depan, kenapa Hyung?"

"Aku hanya ingin memastikan saat itu aku sudah siap untuk menyentuhmu lebih juga kau sudah siap melakukannya denganku." Yushi menunduk dengan wajah meronanya karena selama menikah dengan sion pria itu tak pernah membahas hubungan intim mereka.

"Aku akan mengusahakannya Hyung." Cicit Yushi dan sion hanya tersenyum lalu mengelus kepala istrinya itu karena dia sangat tahu kalau Yushi cukup malu saat ini.


































😘😘😘

"Prince J" (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang