J11

1.4K 215 2
                                    


Keluarga istana saat ini tengah makan malam bersama bahkan raja dan ratu dapat merasakan kalau Yushi makan sangat sedikit sekali.

"Puteri yushi? Apa keadaanmu belum membaik? Perlu setelah ini aku suruh tabib Kim menuju kamarmu?"

"Aku baik-baik saja ibu, aku mungkin hanya masih tidak berselera makan." Ucap Yushi.

"Pangeran sion bawalah Puteri Yushi besok ke pasar, dan belilah makanan yang manis di sana." Ucap jeno dan sion mengangguk tanda setuju.

"Mark?" Sang empu lantas melihat kearah sang ibu.

"Apa kau bertemu dengan pangeran jaemin?"

"Anio ibu, aku terlambat saat datang tadi." Ucap Mark dan taeyong hanya menghembuskan nafas beratnya, membuat sang suami mengelus tangan istrinya itu.

"Tenang sayang, aku yakin putera kita itu akan kembali." Ucap jaehyun dan taeyong pun menganggukkan kepalanya.

"Jeno?"

"Iya ayah?"

"Apa yang dibicarakan oleh bangsawan Seo padamu?"

"Bangsawan Seo telah membuat tanggal pertunangan antara aku dan puteranya. Mereka meminta saat malam bulan purnama beberapa hari lagi ayah, dia ingin aku memberitahu hal ini pada ayah." Ucap jeno.

"Baiklah, ayah akan langsung berbicara mengenai pertunangan kalian besok pada bangsawan Seo." Ucap jaehyun.

"Ne ayah."

"Aku tak menyangka kau akan segera bertunangan tak lama lagi pangeran jeno."

"Hyung benar, Hyung juga harus memikirkan soal pernikahan kembali agar ada yang mengurus Hyung."

"Ntahlah, aku belum berpikir kesana lagi." Ucap Mark.

"Tidak perlu terburu-buru Hyung, yang penting nanti kau harus mencari yang lebih baik." Ucap sungchan dan Mark hanya menganggukkan kepalanya saja dengan wajah datarnya.







Renjun berada didalam kamarnya, diapun membuka koper yang berisi pakaiannya dan diapun mengambil foto keluarganya itu, jujur dia sangat merindukan semuanya. Apa mereka sekarang sedang mencari keberadaannya? Dia sangat ingin kembali karena rasa rindu itu, tapi dia tak mau menikahi pangeran Lai yang kurang ajar itu, karena itu dia melakukan semua ini.

"Mama maafkan injunie karena injunie pergi begitu saja. Injunie harap Mama tak sakit, otusan injunie harap otusan memaafkanku, dejun ge maafkan aku karena pergi, taro Gege harap.kau bisa membuat keadaan lebih baik saat ini, Riku tolong jaga semuanya." Monolog renjun lalu diapun menghapus airmatanya yang mengalir begitu saja.

Tok...tok...tok...

Renjun lantas memasukkan kembali foto keluarganya kedalam koper lalu diapun menutupnya dan membukakan pintu kamarnya.

Ceklek.

Renjun membungkuk pada tabib Kim yang ternyata berkunjung.

"Renjun, apa kau ingin ikut denganku ke dinasti Ming besok untuk melihat beberapa tanaman obat disana?"

"Sepertinya tidak perlu tabib Kim, saya disini saja takutnya terjadi sesuatu pada yang mulia ratu kalau kita berdua sama-sama pergi, dan lagi Puteri Jung juga sakit."

"Aaa, baiklah. Kalau begitu kau jangan lupa mencatat hasil kesehatan yang mulia ratu besok juga yang mulia Puteri Jung, mengerti?"

"Iya tabib Kim, pasti akan saya lakukan." Ucap renjun tersenyum.

"Baiklah saya pergi dulu." Ucap tabib Kim lalu diapun pergi sedangkan renjun menatapnya sendu.

"Aku tak akan sudi menginjak kan kakiku disana lagi." Batin renjun. Lalu diapun menutup pintu kamarnya agar bisa beristirahat.











At. Desa bagian barat.

Jaemin dan pasukannya akan pergi tapi ditahan oleh para petinggi yang ada di desa itu.

"Yang mulia, saya harap yang mulia segera memberikan kabar yang baik."

"Saya mengerti, saya akan menyampaikan pada yang mulia raja dan ratu."

"Baik yang mulia, semoga perjalanan kalian lancar." Ucap salah satunya dan merekapun membungkuk, jaemin lantas naik keatas kudanya dan berjalan lebih dulu diikuti oleh pasukannya.

"Yang mulia?" Ucap bomin yang sengaja mengendarai kudanya disebelah kuda sang pangeran. Jaemin hanya melihat tanpa ada niatan untuk menjawab sama sekali.

"Apa yang mulia yakin akan pulang ke istana?"

"Ya, sepertinya ini harus dilakukan karena apa yang terjadi di desa bagian barat sangat tidak bisa dikatakan sepele. Saya harus bertukar pikiran di istana. Paling lusa kita akan segera pergi kembali."

"Baik yang mulia." Ucap bomin mengerti dan jaemin langsung menunggangi kudanya jauh lebih cepat lagi diikuti oleh pasukannya.
















At. Dinasti ming.

Riku berada didalam kamarnya diapun mulai menulis surat untuk seseorang agar bisa dikirimkan pagi-pagi sekali dari dinasti Ming besok.

"Aku harap sahabat renjun oniichan bisa membantuku untuk saat ini. Selagi aku menunggu jawaban surat dari Samuel oniichan." Monolog Riku lalu diapun menyudahi suratnya dan memberikan alamat pada amplop itu lalu diapun merenggangkan tubuhnya dan diapun langsung menatap langit-langit kamarnya dengan keadaan menyandarkan tubuhnya saat ini.

"Aku tak ingin renjun oniichan menikahi pria brengsek itu. Aku akan pastikan keduanya akan merasa sangat malu sampai mereka tak bisa melihat dunia lagi, aku harap persembunyian oniichan adalah tempat yang bagus, dan tak ketahuan sama sekali." Monolog Riku dengan penuh harap.































😘😘😘

"Prince J" (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang