J26

1.2K 191 6
                                    

Rombongan jaemin terus memacu kuda mereka hingga pada akhirnya mereka sampai di sebuah perbatasan antara desa satu dengan desa dua dan jaemin pun memperlambat kudanya karena merasakan suhu tubuh renjun yang masih menutup mata itu panas. Akhirnya jaemin menghentikan kudanya.  Membuat semuanya menghentikan kuda mereka.

"Siapkan tempat disini, setidaknya disini lebih aman. Kita tak bisa meneruskan perjalanan karena perawat Huang demam tinggi."

"Baik yang mulia." Ucap pengawal yang lain dan mulai membangun tempat peristirahatan yang sangat nyaman. Bahkan Jung woo langsung turun dan melihat jaemin yang turun dengan membawa renjun pada gendongannya.

"Saya akan memeriksanya yang mulia." Ucap Jung woo dan jaemin hanya mengangguk tanda mengerti lalu membawa renjun ke tempat peristirahatan yang sebenarnya ditujukan untuknya.

Diapun masuk kedalam tempat peristirahatan nya dan meletakkan renjun secara perlahan lalu diapun menutupi tubuh yang sangat menggigil itu dengan mantelnya hingga tertutup sempurna.

"Periksa." Datar jaemin dan Jung woo langsung memeriksanya dengan sangat telaten.

"Yang mulia? Apa kita bisa dapat beberapa bahan makanan juga air, setidaknya kita butuh air untuk mengompres renjun juga menyeduh obat-obatan herbal nya."

Jaemin lantas keluar dari tempat peristirahatan itu dan diapun melihat kearah bomin hingga pendamping setia itu mendekat pada jaemin.

"Ada yang bisa di bantu yang mulia."

"Pergilah dengan beberapa pengawal dan beli pasokan makanan untuk beberapa hari juga air yang banyak. Cari sungai terdekat untuk air itu."

"Apa kita akan berhenti lama disini yang mulia? Masalahnya perjalanan masih sangat jauh sekali."

"Kita akan berhenti disini selama beberapa hari sampai perawat Huang sembuh. Kita tak bisa berjalan kalau kondisi begini, apalagi sangat berbahaya bagi perawat Huang." Ucap jaemin datar.

"Baik di mengerti yang mulia." Ucap bomin lalu diapun membungkuk dan jaemin kembali masuk kedalam ruangan peristirahatan miliknya itu.

Bomin lantas mengumpulkan semua pengawal yang selalu ikut dengannya dan jaemin.

"Kita akan tinggal beberapa hari disini, sebagian dari kalian pergi mencari sungai dan membawa air yang banyak kemari, kalian berempar pergi ke desa dan dapatkan makanan untuk beberapa hari. Sebagian tetap disini dengan saya untuk menjaga."

"Ne, kami berangkat." Ucap beberapa pengawal lalu merekapun pergi dan yang tinggal memutuskan untuk tetap berjaga karena musuh bisa saja datang kapanpun.

Jaemin yang kembali kedalam tempat peristirahatan nnya itu melihat Jung woo yang melepaskan rambut palsu milik renjun lalu menghapus keringat pada kening itu.

"Sepertinya kita tak bisa kembali dengan cepat ke istana yang mulia. Kondisi renjun sangat mengkhawatirkan."

"Saya mengerti. Kau bisa keluar." Ucap jaemin datar lalu Jung woo pun membungkuk dan keluar dari tempat peristirahatan jaemin itu. Jaemin lantas mendekat pada renjun dan duduk disebelahnya sembari menatap pria mungil itu. Dia lantas mengeluarkan gelang yang sebelumnya dia beli saat akan kembali ke istana. Diapun membuka gelang itu, lalu diapun mengambil salah satu gelang itu dan memakaikannya pada pergelangan tangan renjun juga memakai pada pergelangan tangannya.

"Aku rasa aku tahu kenapa membeli gelang itu saat perjalanan pulang ke istana. Sepertinya gelang itu akan jadi milikmu. Aku harap kau segera sembuh pangeran Nakamoto. Karena aku ingin tahu perasaan ku saat ini. Dan ingin kau tetap baik-baik saja dalam jangkauan ku." Monolognya lalu melihat gelang yang melingkar di pergelangan tangan renjun, ntah kenapa gelang itu sangat cocok untuknya.

"Bahkan tanganmu terlihat sangat indah. Gelang ini memang sepertinya adalah milikmu."





Hari semakin malam dan terlihat jaemin yang menjaga renjun seorang diri, tadi juga obat herbal yang diseduh oleh Jung woo di minumkan menggunakan sendok pada renjun dan sekarang jaemin hanya mengompres renjun agar panasnya cepat turun.

"Mama... Otusan....dingin..." Racau renjun dalam tidurnya membuat jaemin lantas mendekat dan mau tak mau berbaring disebelah renjun lalu membawanya kedalam pelukannya karena tak ada lagi yang bisa dijadikan selimut untuk menghangatkan renjun saat ini. Dia hanya berharap renjun akan merasa hangat dengan pelukannya ini.

"Gwanchana. Kau akan baik-baik saja. Cepatlah sembuh renjun." Gumamnya sembari mengelus punggung sempit itu.  Dan renjun yang tertidur dengan tenang kembali.


































😘😘😘

"Prince J" (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang