J18

1.9K 279 10
                                        

"Saya bertanya kau siapa sebenarnya?" Ucap jaemin datar dan renjun terlihat gugup juga menelan dengan susah payah ludahnya

"Sa—saya Huang Renjun, perawat baru yang mulia ratu."

"Saya tahu kalau kau sedang berbohong." Ucap jaemin datar lalu diapun mendekat membuat renjun semakin gugup.

"Bagaimana mungkin pangeran Nakamoto menurunkan derajatnya sebagai seorang perawat?" Bisiknya. Membuat renjun membulatkan matanya seketika dan diapun menatap kaget jaemin. Jaemin tersenyum sangat kecil, karena ekspresi pria ini sangat menggemaskan sekali. Sepertinya keputusan untuk lama di istana sangat tepat baginya karena setidaknya ada terpaan angin hangat pada relung hatinya yang telah lama dingin tanpa sebab.

"Pangeran, saya mohon jangan membocorkan apapun yang pangeran ketahui, saya benar-benar tak ada maksud buruk pada yang mulia ratu atau siapapun di istana ini, tapi saat ini saya butuh penyamaran ini pangeran."

"Jelaskan pada saya. Saya tunggu nanti malam pukul 22:00 di taman belakang." Datar jaemin lalu diapun berjalan pergi begitu saja. Renjun merutuki dirinya sendiri karena sekarang dia belum bisa dikatakan aman, apalagi dia baru bertemu dengan pangeran keluarga Jung yang satu itu. Dia tak akan tahu bagaiman sikap aslinya. Mungkin memang putera mahkota pria kesepian yang sangat baik, pangeran jeno adalah pangeran yang lembut dan hangat, pangeran sungchan dia adalah sih brengsek, dan pangeran sion adalah pangeran yang berhati hangat. Tapi, bagaimana mungkin dia harus berurusan dengan pria berhati dingin saat ini?

Renjunpun memutuskan untuk kembali berjalan tapi dia berselisih jalan dengan sungchan membuatnya harus membungkuk, dan dia dapat melihat senyuman kembangan dari pria brengsek yang sayangnya adalah pangeran juga. Dia benar-benar membenci para dominan brengsek.

"Kau akan kemana perawat Huang?"

"Ah, saya harus bertemu dengan pangeran jaemin. Yang mulia ratu ingin bertemu dengan pangeran jaemin." Ucap renjun lalu diapun membungkuk dan berbalik untuk pergi menyusul jaemin. Sepanjang jalan dia merutuki dirinya karena alasannya itu bahkan dia tahu kalau pangeran sungchan masih mengikutinya. Membuatnya mempercepat langkahnya tapi sungchan juga melakukannya karena dia adalah orang yang tak akan melepaskan mangsa begitu saja.

Renjun melihat jaemin dan semakin mempercepat langkahnya hingga mendahului jaemin dan berhenti di hadapannya membuat jaemin ikut berhenti lalu melihat raut wajah yang sangat tak nyaman dari renjun. Lalu sedetik kemudian, diapun menyadari adiknya berada di sebelahnya.

"Maaf pangeran jaemin, yang mulia ratu ingin bertemu denganmu." Ucap renjun mengirimkan sinyal pada jaemin tapi walaupun dia yakin jaemin tak akan menanggapinya ntah kenapa dia masih berusaha.

Jaemin mengerti sinyal dari renjun itu lalu diapun mengangguk dan melihat sungchan.

"Kau ada perlu denganku juga?" Datarnya.

"Anio." Ucap sungchan menatap dengan tatapan lapar pada renjun. Dan jaemin sangat mengerti tatapan adiknya itu.

"Aku takut sekali Hyung, aku tak mau kalau sampai istriku menjadi korban seperti mendiang Puteri mahkota."

Perkataan itu terlintas begitu saja di kepala jaemin, dan diapun melihat kearah renjun.

"Kau tolong Carikan sesuatu di kamarku dan antarkan ke kamar ibuku. Aku tunggu disana." Ucap jaemin datar.

"Aku akan pergi bersama dengan perawat Huang Hyung " Ucap Sungchan semangat karena dengan begitu dia bisa melancarkan aksinya.

Jaemin melihat bomin dan kebetulan dia melihat jaemin dan melihat kode dari pangerannya itu lalu diapun mendekat dan membungkuk.

"Bomin, antarkan perawat Huang ke kamar saya dan suruh dia mencari buku saya lalu antarkan ke kamar ibu."  Bomin yang mengerti kode dari jaemin lantas mengangguk, walaupun bingung maksud dari jaemin melakukan itu.

"Ayo perawat Huang." Ucap bomin dan renjunpun mengikuti bomin.

"Kau ingin ikut aku bertemu ibu?" Ucap jaemin.

"Baiklah hyung." Ucap sungchan karena jika dia menolak maka jaemin akan curiga, dia tak mau mendapatkan kecurigaan jaemin, karena akan membahayakan hidupnya dan akan membuat semua hal yang terjadi pada mendiang Puteri mahkota terungkap. Dia tak mau itu terjadi.






Kamar jaemin.

Bomin membuka pintu kamar jaemin dan renjun baru sadar kalau kamarnya dan sang pangeran bersebelahan, lalu diapun masuk dan bominpun ikut masuk.

"Kau tetap disini saja. Pangeran jaemin mengatakan itu tadi, dan maksud mencari sesuatu miliknya adalah untuk tetap disini, karena kamar ini yang paling aman. Aku tak tahu apa yang terjadi, tapi akan lebih baik kau tak keluar. Setelah aku keluar kunci pintunya dan jangan di gantung, karena pangeran jaemin akan masuk dengan kunci yang ada padanya itu." Renjun hanya menganggukkan kepalanya saja. Dan bomin pun keluar lalu renjunpun mengunci pintu lalu meletakkan kunci di atas meja dan diapun duduk di sofa sembari memeluk bantal kursi. Dia merasa sangat lega karena berhasil selamat membuatnya menangis seketika.









































😘😘😘

"Prince J" (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang