J9

1.4K 200 1
                                    

Renjun tengah membuatkan tea itu dengan teko dan menyiapkan di nampan teko cantik dengan gelasnya yang berpasangan. Saat dia berbalik diapun di kejutkan dengan kedatangan jeno yang langsung seketika membuatnya membungkuk.

"Apa yang mulia butuh sesuatu?"

"Apa kau bisa membuatkan tea untuk ibu? Dia bilang dia ingin tea buatan mu lagi."

"Ne, setelah mengantar tea ini pada yang mulia Puteri saya akan membuatkan untuk yang mulia ratu."

"Tidak perlu, kau buatkan saja dulu. Saya yang akan membawakan pada ibu."

"Baik yang mulia." Ucao renjun lalu diapun meletakkan nampan itu kembali dan membuatkan tea khusus untuk taeyong. Jeno hanya melihat kearah perawat baru ibunya itu lalu diapun mulai berkata.

"Apa kau kecewa karena tahu siapa sebenarnya Yushi?"

"Tidak yang mulia."

"Saya yakin kau sedikit kecewa. Tapi, Puteri Yushi memang seperti itu dia selalu menyembunyikan identitasnya apalagi dia sangat suka berteman denganmu. Makanya dia melakukannya, dia pasti tak menyangka akan ketahuan secepat ini, tapi Puteri Yushi memang sangat baik. Dia benar-benar tulus berteman denganmu." Renjun hanya diam saja lalu diapun memberikan tea milik taeyong pada jeno.

"Sudah yang mulia, tolong katakan pada yang mulia ratu, setelah meminum tea ini segera istirahat, setelah selesai dari kamar yang mulia pangeran sion dan Puteri Yushi saya akan mengecek keadaan yang mulai ratu."

"Baiklah, terimakasih." Ucap jeno tersenyum lalu diapun segera pergi dengan nampan ditangannya itu.

Renjun lantas langsung menuju kamar dari sion dan yushi seketika.

"Yang mulia perawat Huang akan masuk."

Ceklek.

Renjunpun masuk dan melihat Yushi hanya sendirian tak ada sion juga sungchan didalam kamar itu.

"Bagaimana keadaan yang mulia?" Ucap renjun sembari meletakkan nampan itu dan menuangkan air kedalam gelas lalu memberikan pada Yushi.

"Apa Gege marah padaku?" Ucap Yushi menerima segelas tea itu.

"Tidak yang mulia. Saya hanya sedikit kaget saja. Silahkan diminum ini bisa membuatmu tenang." Ucap renjun tersenyum.

"Hmm." Angguk Yushi lalu meminum tea itu dan saat dia benar-benar merasakan tea juga menghirup aroma itu dia merasa tenang seketika.

"Saya tidak tahu apa yang mulia Puteri hadapi sebelumnya dan rasa takut apa yang ada didalam pikiran yang mulia, tapi yang mulia harus memiliki pikiran kalau yang mulia Puteri tak akan kenapa-napa karena yang mulia Puteri memiliki yang mulia pangeran Jung Sion yang akan selalu menjaga yang mulia." Ucap renjun dan Yushi hanya diam saja karena dia tak yakin akan menceritakan hal ini oada renjun, sedangkan sion saja mendengarnya sangat marah dan ingin mengadukan semuanya tapi Yushi menahannya karena tak ada bukti apapun apalagi istri putera mahkota sebagai saksi hidup mengakhiri dirinya sendiri, jadi mereka tak bisa melakukan apapun.

"Sudah lebih tenang yang mulia?"

"Hmm, Gege?"

"Ada yang bisa di bantu?"

"Bisakah Gege memelukku? Aku selalu memiliki mimpi memiliki seorang kakak tapi aku anak tunggal yang ditinggalkan orangtuaku yang tiada di Medang perang." Renjun lantas mendekat dan memeluk Yushi yang duduk diatas tempat tidur. Yushi lantas memeluk erat renjun. Jujur saat ini renjun sangat merindukan adik, Gege, ibu dan ayahnya. Tapi, dia tak bisa kembali karena dia tak mau menikah dengan pangeran brengsek itu.









Sementara itu di depan istana terlihat penjaga istana yang membuka pintu untuk mark dan pengawalnya masuk lalu Mark langsung turun dari kudanya dan masuk begitu saja kedalam istana itu.

Lalu markpun terkejut karena sungchan telah pulang bahkan membungkuk padanya begitu pula dengan Sion yang berada disebelah sungchan sepertinya mereka baru saja mengobrol tentang satu hal.

"Kapan kau kembali pangeran sungchan?"

"Baru beberapa jam yang lalu hyung." Ucap sungchan.

"Bagaimana masalah yang ada di desa Selatan Hyung?"

"Masalahnya sudah selesai di tangani oleh jaemin."

"Apa hyung bertemu dengan jaemin Hyung?" Ucap sion dan Mark seketika terdiam.

"Melihat ekspresi mu sepertinya kalian tak bertemu Hyung."

"Benar, saat sampai semuanya mengatakan pangeran jaemin sudah pergi ntah kemana."

"Sudahlah hyung, tak usah terlalu berusaha, jaemin Hyung tak akan kembali karena dia suka berada di luar istana, dan lagi aku yakin dia tak akan menikah setelah kejadian itu." Ucap sungchan.

"Jaga perkataanmu itu pangeran Jung sungchan. Lebih baik kau istirahat" datar Mark lalu diapun pergi begitu saja menuju ruangan sang ayah.

"Bicaramu sudah keterlaluan Hyung." Ucap Sion datar dan diapun pergi begitu saja. Sejujurnya dia sangat malas berbicara dan melihat hyungnya itu apalagi setelah mendengar perkataan Yushi beberapa tahun lalu bahkan alasan kenapa istri Mark tiada, semuanya ada pada sungchan. Tapi dia tak punya bukti untuk mengatakan semuanya pada sang ayah juga tak mungkin saat ini karena dia memikirkan kesehatan ibunya. Dia tak mau ibunya sampai kenapa-napa apalagi sampai tiada nantinya.











Di kamar jaeyong.

Jeno masuk dan diapun menuangkan tea untuk taeyong lalu memberikan pada ibunya dan duduk di dekat ibunya sembari memijat kaki sang ibu.

"Kenapa ibu tiba-tiba ingin meminum tea?"

"Ibu menyukai tea buatan perawat Huang, dia membuat ibu bisa merasakan tea buatan seseorang yang sama persis dengan buatannya."

"Apa ini sahabat ibu?"

"Hmm, ibu sudah lama tak bertemu dengannya. Sejak dia menikah dengan kaisar dari Jepang, kami tak bertemu lagi."

"Ibu ingin aku mengirim undangan agar mereka datang berkunjung kemari?"

"Tidak perlu nak, nanti saja saat pernikahanmu dengan anak bangsawan seo, ibu yakin ayahmu akan mengirimkan undangan secara resmi pada mereka."

"Hmm, aku mengerti ibu." Ucap jeno tersenyum.








Di ruangan jaehyun.

Mark lantas membungkuk setelah masuk dan jaehyun melihat anak sulungnya itu.

"Bagaimana masalah yang terjadi di desa bagian selatan itu?"

"Saat saya dan pasukan sampai, semuanya sudah beres dilakukan pangeran jaemin ayah."

"Apa kau bertemu dengan pangeran jaemin?" Ucap jaehyun menatap anak sulungnya itu.

"Tidak ayah, saat sampai pangeran jaemin dan pasukannya tak berada disana bahkan saat bertanya pada para petinggi juga rakyat mereka tak tahu pangeran jaemin dan pasukan berjalan kemana karena mereka langsung pergi setelah menyelesaikan masalah."

"Beberapa hari yang lalu pangeran jeno sempat bertemu dengan pangeran jaemin, tapi dia tak berhasil membuat pangeran jaemin kembali ke istana bahkan ayah juga menerima petinggi yang melakukan korupsi yang berhasil ditangkap dan sedang menjalani hukuman saat ini."

"Aku akan berusaha mencari pangeran jaemin dan membawanya kembali ayah."

"Hmm, tapi saran ayah jangan memaksanya karena kau sangat tahu bagaimana sifat adikmu itu."

"Aku mengerti ayah, kalau begitu aku pamit " Ucap Mark membungkuk pada sang ayah dan diapun pergi seketika. Jaehyun melihat kearah jendela yang ada didalam ruangannya itu.

"Pangeran jaemin, ayah harap kau segera kembali. Semua yang terjadi bukan salahmu nak." Monolognya karena bagaimanapun dia sangat merindukan anaknya itu.























😘😘😘

"Prince J" (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang