J22

1.7K 242 12
                                    

Hari sudah menunjukkan pukul 09:00 pagi dan renjun pun langsung berlari karena tahu kalau jaemin dan pasukannya pasti sudah menunggu, lagian tak baik jika membiarkan pangeran menunggunya saat dia tahu kalau posisinya adalah perawat disini bukan pangeran negeri sakura sama sekali.

Saat berada di depan istana, renjunpun bisa melihat kalau memang mereka sedang menunggunya. Lalu mempercepat langkahnya seketika.

"Maaf saya terlambat pangeran jaemin." Ucap renjun ngos-ngosan.

"Gwanchana. Kau naiklah, pengawal sudah menyiapkan kuda untukmu." Ucap jaemin datar.

"Anu... Pangeran jaemin." Jaemin hanya menatapnya datar tanpa bicara apapun.

"Saya tak bisa menunggangi kuda pangeran." Ucap renjun menunduk. Jaemin lantas hanya menghembuskan nafasnya karena dia tak percaya kalau pangeran dari negeri sakura ini Sam sekali tak bisa menunggangi kuda. Sungguh di luar nalar. Lalu jaeminpun turun kembali dari kudanya.

"Tinggalkan kudanya. Naiklah." Ucap jaemin datar pada renjun membuatnya membulatkan matanya kaget karena jaemin menyuruhnya menaiki kuda miliknya.

"Kenapa diam saja? Naik." Datar jaemin membuat renjun naik dibantu oleh bomin selaku tangan kanannya untuk naik ke atas kuda pangerannya itu. Setelah renjun naik, diapun langsung naik dengan mudahnya dibelakang renjun lalu menjalankan kudanya lebih dulu diikuti oleh para pengawal miliknya. Renjun sempat kaget sedikit tapi dia merasa sangat antusias karena menunggang kuda untuk pertama kalinya.

Taeyong melihat kepergian mereka dari jendela kamarnya dan diapun tersenyum.

"Aku harap semua yang aku curigai benar adanya. Dengan begitu, aku bisa melamarnya pada kaisar Nakamoto untuk pangeran jaemin. Terlepas dari apapun alasannya melarikan diri, aku pasti akan sangat senang mendapatkan menantu sepertinya dan aku yakin jaemin akan kembali seperti dulu." Monolognya.






Selama di perjalanan, renjun melihat pemandangan yang sangat indah baginya itu, dia bahkan tersenyum dengan sangat cerah setidaknya dia bisa menikmati masa-masa pelariannya saat ini. Lagian menurut perkataan Haechan tempo hari, orangtuanya tak akan mencarinya untuk saat ini. Itu sudah membuatnya lega. Jaemin terus mengendarai kudanya dengan kecepatan sedang dan melihat bagaimana renjun terlihat sangar senang saat ini, ntah kenapa ada rasa bahagia di relung hatinya saat ini.

Para pengawal yang selalu mengikuti jaemin merasa sedikit bingung karena biasanya jaemin akan menunggangi kudanya dengan sangat cepat untuk membuat mereka cepat sampai tapi sekarang jaemin terkesan santai dan menikmati perjalanan ini. Bomin bahkan sangat bingung, apalagi bomin benar-benar sangat tak mengerti karena jaemin berusaha menyelamatkan perawat dari Taeyong itu ntah dari apa.

"Pangeran?" Jaemin hanya berdehem saat renjun memanggilnya.

"Pemandangannya sangat indah, apa bunga-bunga akan bermekaran saat musim semi nantinya?"

"Tentu saja." Datar jaemin.

"Semoga aku bisa melihat bunga mekar disini saat musim semi nantinya." Ucap renjun tersenyum.  Jaemin hanya diam saja tanpa ada pembicaraan apapun.

Dan disaat bersamaan, salju pertama pun turun seketika, renjun lantas menyentuh salju dengan tangannya sendiri dan tersenyum karena selain menyukai musim semi dia juga menyukai salju pertama yang turun.

"Pangeran?" Ucap bomin mensejajarkan kudanya. Jaemin hanya menatap sang empu.

"Sepertinya kita harus mencari tempat untuk berteduh sementara, takutnya nanti salju makin deras."

"Kita ke penginapan terdekat saja dulu." Ucap jaemin datar dan kuda milik jaemin itupun langsung berjalan cepat karena sang pengendara mempercepat.


Setelah menunggangi kuda dalam waktu yang cukup singkat akhirnya jaemin dan rombongan berhenti disebuah penginapan, disana bomin yang memesan kamar bahkan tak ada yang tahu kalau jaemin adalah pangeran karena memang Jaemin tak nyaman jika ada yang tahu mengenai dirinya. Renjun menunggu diluar sembari menyentuh salju dengan tangan putihnya sedangkan jaemin hanya duduk melihat renjun. Ntah kenapa dia sangat betah memandangi renjun, seperti layaknya renjun adalah bunga yang bermekaran di tengah salju.

Bomin kembali setelah memesan beberapa kamar, karena mau tak mau mereka harus menginap sampai cuaca memungkinkan untuk melanjutkan perjalanan kembali, apalagi desa Utara sangat jauh sekali. bomin bahkan melihat betapa pangerannya itu memandang renjun, dan jika dia benar mungkin saja pangerannya itu sedang jatuh cinta hanya dia belum yakin saat ini.

"Maaf pangeran." Jaemin lantas langsung memutus pandangannya terhadap renjun dan melihat bomin, renjun yang mendengar suara bomin lantas berbalik dan melihat bomin.

"Sepertinya kita harus menginap secara terpaksa. Tapi, tidak ada cukup kamar, bagaimana dengan perawat Huang pangeran?" Jaemin menatap renjun lantas kembali menatap bomin.

"Apa semua pengawal mendapatkan kamar?"

"Ne." Angguk bomin.

"Kalau begitu perawat Huang akan satu kamar dengan saya." Mendengar itu, renjun membulatkan matanya kaget karena dia akan satu tempat dengan jaemin malam ini.

"Baik pangeran." Ucap bomin membungkuk tanda dia mengerti.



















Kembali lagi ke istana, lebih tepatnya kamar pangeran sion dan Puteri Yushi. Terlihat Yushi tengah melihat salju turun dari jendela kamar.

"Ada apa sayang?" Ucap sion memeluk Yushi dari belakang.

"Salju pertama turun, padahal pangeran jaemin dan perawat Huang baru saja berangkat Hyung, aku takut mereka terjebak salju."

"Kau tenang saja, hyungnim sudah biasa menghadapi suasana luar, jadi dia bisa bertahan hidup. Dan aku yakin perawat Huang akan baik-baik saja. Kita pasti akan melihat mereka kembali dengan lengkap."

"Hmm semoga saja." Ucap Yushi walaupun dia masih sangat cemas.

"Ada apa sayang? Kau sangat cemas pada perawat Huang?" Ucap sion dan yushipun berbalik tanpa melepaskan pelukan sion.

"Hyung, aku merasa kalau perawat Huang bukanlah seorang perawat, tapi dia seorang bangsawan. Aku sangat yakin soal itu." Sion hanya diam saja, karena dia tak menaruh curiga pada perawat baru ibunya itu. Tapi, kalau pun kenyataannya benar apa tujuannya menyamar saat ini? Itulah yang ada di pikiran sion.











































😘😘😘

"Prince J" (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang