Jaemin dan sungchan berada didalam kamar taeyong, membuat taeyong tak bisa menyembunyikan senyumannya sama sekali karena kedua anaknya yang memang baru akan menetap disini mengunjunginya. Apalagi pangeran jaemin, karena dia sangat merindukan puterinya itu.
"Ibu memanggil jaemin Hyung untuk apa Bu?" Ucap sungchan membuat taeyong menatap bingung karena seingatnya dia tak meminta pangeran jaemin untuk menemuinya sama sekali.
"Tadi saya menerima pesan dari perawat Huang ibu." Ucap jaemin dengan datar dan taeyong mengerti maksud dari kode jaemin, karena diantara semua anaknya hanya pangeran jaemin yang selalu menggunakan kode dan itu tandanya ada yang sedang dia selidiki saat ini.
"Aaa ibu lupa, benar sekali. Ibu memang ada perlu dengan pangeran jaemin." Ucap taeyong.
"Apa aku bisa bergabung di pembicaraan ini?" Ucap sungchan karena bagaimanapun dia diajarkan tatakrama istana walaupun dia harus menyembunyikan sifat aslinya.
"Tentu saja. Ibu bahkan berencana berbicara mengenai dirimu, apa kau siap jika mengenal salah satu anak bangsawan? Biar bagaimanapun kau harus menikah. Mengingat adikmu sudah menikah." Ucap taeyong.
"Kenapa harus aku yang lebih dulu ibu?" Ucap sungchan mendadak tak suka. Karena baginya menikah adalah tak bisa melakukan kesenangannya sama sekali.
"Apa maksudmu dengan lebih dulu pangeran sungchan? Pangeran jeno akan menikah sebentar lagi dengan anak dari bangsawan Seo, dan putera mahkota akan kembali menikah. Kau bukan menjadi yang lebih dulu pangeran."
"Lalu bagaimana dengan pangeran jaemin ibu?"
"Pangeran jaemin juga akan segera menikah, karena ibu sudah mendapatkan calonnya. Suka ataupun tak suka pangeran jaemin tetap akan menikah." Ucap taeyong membuat jaemin sedikit kaget tapi dia masih bisa menyembunyikan keterkejutannya dengan wajah datar itu.
"Kalau begitu, biar jaemin Hyung duluan. Ah, ibu aku harus pergi dulu. Apa tak masalah jika aku duluan?"
"Ne." Angguk taeyong membuat sungchan lantas membungkuk dan keluar dafi kamar ibunya itu. Setelah kepergian sungchan, taeyong menatap jaemin.
"Apa yang sedang kau selidiki pangeran jaemin?"
"Tidak ada ibu " Ucap jaemin datar.
"Kau tak bisa membohongiku pangeran jaemin, aku ini ibumu. Aku sangat tahu bahkan semua kode yang kau katakan dalam ucapanmu." Ucap taeyong.
"Kali ini aku tak akan mengatakan apapun sebelum aku memastikannya lebih dulu dengan ibu. Terimakasih karena sudah membuat sungchan keluar dengan pembahasan yang tak ingin dia dengarkan."
"Tapi, itu semua aku lakukan bukan hanya karena ingin membuat pangeran sungchan keluar, tapi ada keinginan yang sesungguhnya disana." Jaemin hanya menatap ibunya tanpa komentar apapun.
"Aku benar-benar sudah menentukan calon istri untukmu, jadi aku harap kau tak menolak sama sekali pangeran jaemin."
"Ibu harus menjaga kesehatan ibu, aku permisi." Ucap jaemin datar dan diapun langsung membungkukkan badannya lalu diapun keluar dari kamar ibunya itu. Sedangkan taeyong hanya menggelengkan kepalanya melihat ekspresi kedua anaknya yang sangat mirip itu, dia tak bisa pungkiri kalau jaemin dan sungchan sangat mirip walaupun sifat mereka sangat berbeda.
Jaemin berjalan menuju kamarnya dan diapun mencoba membuka tanpa kunci dan diapun langsung mengeluarkan kunci lalu membuka pintu kamarnya.
Ceklek.
Jaemin melihat renjun tertidur di lantai dengan menyandar pada tempat tidurnya, lantas diapun menutup pintu kamarnya dan menguncinya lalu mendekat pada renjun dan berjongkok. Dia melihat bagaimana wajah ayu itu sangat sempurna sekali, dia juga melihat jejak airmata yang tertinggal di pipi chubby itu. Dan itu cukup menjelaskan kalau renjun sempat menangis. Jaemin lantas mengulurkan tangannya dan menghapus sisa airmata itu di pipi renjun. Disaat bersamaan renjun menggeliat dan mata itu terbuka membuat jaemin menyingkirkan tangannya lebih dulu. Renjun kaget lantas diapun langsung berdiri seketika membuat jaemin ikut berdiri dan menatapnya datar.
"Maaf yang mulia. Dan terimakasih karena sudah menyelamatkan saya." Ucap renjun menunduk.
"Bukankah sekarang seharusnya kau menjelaskan semuanya? Dari pada menunggu sampai malam, akan lebih baik sekarang, karena kau ada disini." Datar jaemin lalu diapun duduk disalah satu bangku membuat renjun mendekat pada jaemin dan berdiri dihadapannya.
"Duduklah pangeran. Biar bagaimanapun kau adalah pangeran negeri sakura." Ucap jaemin datar dan renjunpun mau tak mau menuruti keinginan jaemin.
"Ceritakan." Renjun mulai menceritakan semuanya, mulai dari alasan dia berada di istana dan sampai melakukan semua itu, jaemin hanya diam tanpa mengatakan apapun.
"Hanya begitu pangeran. Saya mohon kali ini jangan bongkar semuanya." Ucap renjun dan jaemin hanya diam saja. Karena setidaknya secara garis besar dia tahu kalau renjun berada disini karena orang brengsek dan untuk menyelamatkan dirinya saat ini.
"Saya juga tak perduli apa yang kau lakukan. Tapi, tolong jangan membuat ibu saya kecewa."
"Saya mengerti pangeran jaemin. Terimakasih banyak." Ucap renjun merasa sangat senang.
Taeyong menunggu kepulangan suaminya saat ini, dia hanya melihat pemandangan dari jendela kamarnya hingga pintu kamar terbuka dan menampilkan suaminya yang mendekat padanya.
"Ada apa sayang? Kata Karina kau mencariku."
"Ada yang mengganggu pikiranku saat ini suamiku."
"Apa itu? Katakan padaku."
"Ini mengenai perawat Huang."
"Ada apa dengannya?"
"Aku merasa identitas aslinya bukanlah seorang perawat dari rakyat rendahan."
"Maksudmu?"
"Aku merasa dia adalah anak dari kaisar Nakamoto."
"Ne?"
😘😘😘

KAMU SEDANG MEMBACA
"Prince J" (jaemren)
FanfictionNakamoto Renjun adalah putera kedua kaisar Nakamoto Yuta dan Huang (Dong) Winwin yang melarikan diri karena tidak mau menikah dengan keluarga dari dinasti Ming, renjun melarikan diri dan menjadi perawat untuk ratu dari Joseon, dia berhasil terpilih...