J5

1.4K 198 4
                                    

Renjun telah selesai bersiap-siap dengan Yushi yang menunggu didalam kamarnya, jujur Yushi merasa sangat kagum dengan kecantikan renjun dan juga auranya yang sangat kuat, dia yakin kalau akan banyak pria yang menyukainya hanya dengan sekali lihat.

Renjun menatap bingung Yushi karena hanya diam menatapnya sejak tadi.

"Apa ada yang salah Yushi?"

"Ah tidak ge. Kau sangat cantik juga tampan. Mau kau memakai baju sederhana sekalipun. Kau sangat memukau. Aku rasa kalau kau memakai mahkota di kepalamu pasti akan sangat mempesona."

"Itu tak mungkin Yushi, aku hanya pekerja dan itu sangat mustahil jika aku berharap menikah dengan pangeran bahkan dengan bangsawan saja aku tak mau membayangkannya. Karena tak akan menjadi kenyataan juga." Yushi hanya tersenyum..

"Ayo, mungkin yang mulia ratu telah menunggu."

"Hmm." Angguk renjun lalu diapun mengikuti Yushi.







Di kamar jaeyong.

Taeyong hanya diam saja saat tabib kerajaan memeriksa keadaannya.

"Yang mulia, saya mohon untuk tak banyak pikiran."

"Bagaimana mungkin? Tak mungkin saya bisa melakukannya. Kau tahu itu." Ucap taeyong dan tabib itu hanya bisa diam saja.

Tok...tok...tok...

"Yang mulia ratu, perawat baru Anda akan masuk!"

Ceklek.

Renjun masuk seorang diri karena Yushi harus pergi setelah dipanggil oleh seseorang yang renjun tak terlalu melihatnya juga. Renjunpun membungkuk, taeyong hanya menatapnya seolah dia pernah melihat seseorang yang mirip dengan perawat barunya itu.

"Kau bisa keluar." Ucap taeyong pada tabib itu lalu tabib itupun keluar dan membungkuk.

"Kau sepertinya sangat muda nak?"

"Tidak juga yang mulia, usia saya sufah memasuki 23 tahun, dan itu sudah cukup dewasa."

"Kau benar juga. Kau mengingatkanku pada seseorang. Kalian juga terlihat mirip, aku jadi merindukannya." Ucap taeyong tersenyum kecil  dan renjun hanya diam saja.

"Kemarilah nak." Renjun akhirnya mendekat pada Taeyong yang sedang bersandar diatas tempat tidur.

"Duduklah disini."

"Tapi yang mulia?"

"Ini perintah ku." Renjun dengan perasaan tidak nyamannya duduk diatas tempat tidur sang ratu. Setelah renjun duduk diapun dikagetkan dengan pelukan yang diberikan ratu itu.

"Biarkan aku memelukmu, aku benar-benar merindukannya. Aku tahu hidupmu pasti lebih sulit diusia muda kau harus terjebak dengan orang penyakitan seperti ku, tapi dengan begitu aku bisa melampiaskan rinduku pada anakku yang tak kunjung pulang." Ucap taeyong memeluk erat renjun agar renjun tak pergi kemanapun. renjun hanya diam saja. Dia juga diam-diam menikmati pelukan taeyong, karena dia rindu pada ibunya. Walaupun dia bertekad kabur tapi dia tetap tak bisa melepaskan dan melupakan bagaimana pelukan hangat ibunya. Yang sama hangatnya dengan pelukan taeyong saat ini. Bahkan tanpa sadar dia meneteskan airmatanya juga.







At. Desa bagian selatan.

Jaemin dan rombongan nya telah sampai di desa bagian selatan, itu karena dia tak mau sampai jeno kembali lagi hanya untuk membujuknya. Dia tak suka untuk hal itu, jaemin dan rombongan sampai saat hari menjelang malam, jaemin berjalan-jalan seorang diri tanpa kuda dan memerintahkan pada rombongannya untuk tak mengikutinya sama sekali. Jaemin berjalan menikmati kesendiriannya. Hingga dia melewati salah satu tokoh roti yang masih buka.

"Prince J" (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang