J28

1.1K 185 3
                                    

Bomin dengan Jung woo dan beberapa rombongan baru saja sampai di istana. Lalu bomin pun pergi bersama Jung woo untuk menghadap pada yang mulia ratu dan raja juga menyampaikan keadaan dan kondisi kenapa jaemin tak ikut kembali.

Disini sekarang bomin dan Jung woo berada, didalam ruangan raja dan ratu joseon itu.

"Bomin? Dimana pangeran jaemin? Kenapa hanya kau dan anak dari tabib Kim yang kembali?" Ucap Taeyong.

"Maaf yang mulia, saya di perintahkan oleh pangeran jaemin untuk membawa anak dari tabib Kim lebih dulu ke istana. Mengenai pangeran jaemin, dia berada di perbatasan salah satu desa dan mungkin belum akan kembali ke istana dikarenakan perawat Huang yang tiba-tiba jatuh sakit." Ucap bomin

"Lantas kenapa pangeran jaemin tak ikut pulang dan membawa perawat Huang kembali? Setidaknya perawat Huang bisa diobati dengan baik di istana ini."

"Maag yang mulia, tapi saya menyarankannya karena kondisi perawat Huang bisa lebih parah jika sampai ke istana, jadi saya menyarankan untuk menginap selama beberapa hari."

"Tidak bisa, itu akan membuat perawat Huang lebih sakit, apalagi sekarang masih musim salju, diluar sana sangat dingin. Bomin, kau segeralah kembali dan bawa kereta kuda. Pangeran jaemin dan perawat Huang harus sampai besok pagi."

"Baik yang mulia." Ucap bomin mengerti lalu diapun membungkuk pada keduanya dan pamit undur diri. Disaat bersamaan tabib Kim masuk dan membungkuk, Jung woo yang melihat ayahnya lantas tersenyum lalu membungkuk pada ayahnya.

"Bagaimana perjalananmu nak?"

"Lancar ayah"

"Saya harap kau segera memberitahu anakmu tabib Kim. Nanti malam kalian berdua ikutlah bergabung makan malam dengan kami."

"Baik yang mulia, saya dan anak saya undur diri." Ucap tabib Kim lalu membungkuk begitu pula dengan Jung woo.

Setelah tabib Kim dan Jung woo keluar, taeyong pun menatap suaminya. Jaehyun yang merasakan tatapan istrinya itu balas menatap kembali istrinya.

"Ada apa sayang?"

"Bagaimana dengan yang aku katakan kemarin? Apa perawat Huang benar-benar anak dari kaisar Nakamoto Yuta?"

"Aku rasa tidak sayang, aku tahu dari salah satu pekerja disana kalau pangeran kedua itu tengah berlibur di Eropa."

"Apa kau langsung percaya begitu saja? Lagian itu tidak mungkin kan? Kau juga tahu sendiri tak akan ada yang jujur mengenai hal seperti ini." Ucap taeyong.

"Tapi aku yakin sayang, lagian kalau memang kaisar Nakamoto kehilangan anaknya bukankah semuanya akan mencari tapi semuanya sangat aman dan damai disana. Sayang? Mungkin kau hanya merasa kalau perawat Huang mirip dengan winwin, makanya kau mengira dia adalah anak kaisar Nakamoto."

"Tidak hanya itu jaehyun, dia juga memiliki tanda lahir yang sama dengan anak kedua kaisar Nakamoto, apa kau pikir semua ini masuk akal suamiku?" Jaehyun hanya terdiam dan membenarkan perkataan istrinya itu, tapi dia takut kalau ternyata istrinya salah pasti istrinya akan sangat kecewa nantinya.







At. Pemberhentian jaemin.

Jaemin duduk dibawah salah satu pohon dan diapun memandang pemandangan yang sangat indah walaupun udara masih sangat sejuk sekali. Tak lama, jaemin pun merasakan ada yang duduk disebelahnya lalu diapun melihat renjun yang keluar dari tempat peristirahatan nya.

"Kenapa kau keluar? Udara diluar sangat dingin pangeran Nakamoto." Ucap jaemin dan renjun hanya menggelengkan kepalanya saja.

"Saya sudah lebih baik pangeran, dan jangan panggil saya begitu, saya tidak mau ketahuan." Ucap renjun. Tapi jaemin hanya diam saja.

"Pangeran? Apa ini gelang milikmu?" Ucap renjun memberikan gelang yang tadi dia lepaskan dari tangannya.

"Hmm, itu jimat dan saya dapat dua. Jadi saya memakaikannya padamu satu. Pakailah lagi."

"Tapi ini ti—"

"Pakai saja, ini perintah." Ucap jaemin dan renjunpun menganggukkan kepalanya lalu memakai gelang itu kembali. Dan keduanya hanya duduk dalam diam sembari menikmati suasana sejuk.







Kembali lagi ke istana, terlihat Yushi yang tengah melihat kearah luar jendela kamarnya dan sang suami. Ntah kenapa dia tak bisa tenang setelah kedatangan sungchan. Rasa takut terus saja menggerogoti tubuhnya. Dan bayang-bayang bagaimana menderitanya mendiang Puteri mahkota saat itu benar-benar membuatnya semakin merasa ketakutan setiap saatnya.

"Ada apa istriku?" Ucap sion yang berdiri disebelah istrinya.

*Tidak ada hyung, aku hanya sedang melihat keluar saja."

"Apa kau sudah merasa lebih baik?" Yushi hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawabannya.

*Syukurlah. Apa kau ingin jalan-jalan? Mumpung salju tidak turun lebat."

"Aku hanya ingin istirahat saja hyung."

"Baiklah kalau begitu, aku akan bertemu dengan Mark Hyung sebentar. Tidak masalah bukan?"

"Hmm." Angguk Yushi dan sion pun mengecup kening istrinya itu lalu keluar sedangkan Yushi kembali melihat keluar jendela kamar.

Ceklek.

"Apa ada yang tertinggal Hyung?" Ucap Yushi lalu melihat kebelakang dan diapun langsung membulatkan matanya kaget karena yang masuk kedalam kamarnya adalah sungchan.

"Hai Puteri Yushi." Sontak saja Yushi mundur semakin menjauh hingga dirinya menabrak lemari. Dan sungchan yang mengukung tubuhnya.

"Kenapa kau sangat takut sekali?"

"Aku mohon hiksss... Jangan lakukan apapun padaku hikss... Aku sudah menepati janjiku padamu hiksss..." Tangis Yushi.

"Kau benar, dan aku hanya ingin berterimakasih. Tapi, sepertinya ucapanku beberapa tahun yang lalu, yang aku mengatakan akan menikmati tubuhmu setelah kembali, aku rasa tidak jadi, karena aku ingin mencoba perawat Huang lebih dulu. Jadi persiapkan dirimu untukku bukan untuk sion. Mengerti sayang?" Ucap sungchan mengelus kepala Yushi membuat Yushi menunduk dan menutup matanya takut sekali. Hingga sungchan keluar dari dalam kamarnya, barulah diapun langsung jatuh luruh kelantai dan menangis sejadi-jadinya sembari memeluk dirinya sendiri.






































😘😘😘

"Prince J" (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang