J14

1.8K 250 3
                                        

Sion mengantar istrinya kekamar mereka lalu diapun mendudukkan Yushi diatas tempat tidur dengan memberikan bantal di belakang tubuh istrinya agar bisa bersandar dan menyelimuti sampai batas perut.

"Kau sudah baik bukan?"

"Hmm, hanya saja gangguan panikku muncul, aku takut pangeran sungchan akan—"

"Tidak akan. Aku akan menjagamu. Sudah cukup sampai mendiang Puteri mahkota, aku tak akan membiarkan dia mendekat padamu sama sekali." Ucap sion. Dan Yushi hanya menganggukkan kepalanya.

"Apa aku katakan saja pada ayah dan semuanya, agar sungchan Hyung bisa di hukum?"

"Jangan Hyung, aku takut dia akan menyakiti aku."

"Baiklah, tapi kalau dia keterlaluan kau tak bisa menghalangi aku memberitahu semuanya. Mengerti?"

"Ne hyung.* Ucap Yushi menganggukkan kepalanya.







At. Taman istana.

"Disini saja nak." Ucap Taeyong lantas jaemin menghentikan kursi roda milik ibunya itu.

"Indah bukan nak?"

"Hmmm"

"Kenapa kau tak mau menetap nak? Ini sudah tiga tahun semenjak kejadian itu, dan kau tidak melakukan kesalahan. Yang kau lakukan sudah benar nak."

"Tetap tidak mudah bagiku ibu. Aku harap ibu tak mempermasalahkan soal ini."

"Ibu tak ingin berpisah dengan anak ibu siapapun itu."

"Mianhe ibu." Taeyong hanya diam saja lalu diapun melihat salah satu pelayan istana itu.

"Pelayan Jeon!" Panggilnya, pelayan wanita itupun langsung membungkuk seketika.

"Yang mulia butuh sesuatu?"

"Apa kau melihat perawat Huang?"

"Perawat Huang sedang ada di dapur istana yang mulia."

"Apa dia sedang sibuk?"

"Dia sedang melihat stok obat-obatan untuk yang mulia"

"Bisakah kau suruh dia datang kemari sekarang juga."

"Baik yang mulia, saya akan memanggilnya. Permisi." Ucap pelayan itu lalu membungkuk dan pergi dengan cepat.

"Apa ibu ingin sesuatu? Kenapa tak langsung katakan saja pada pelayan itu? Dia pasti akan langsung membuatkannya."

"Aku membutuhkan perawatku pangeran bukan yang lain dan dia bukan barang." Ucap taeyong, sedangkan jaemin hanya diam saja.

Beberapa menit kemudian, renjunpun mendekat dan dia segera membungkuk pada ratu dan pangeran itu.

"Yang mulia butuh apa?"

"Renjun apa kau tahu mengenai anak dari tabib Kim?"

"Ya, tabib Kim menceritakannya. Dia juga memperlihatkan foto anaknya. Ada apa yang mulia?"

"Kau tahu dimana anak tabib Kim sekarang?"

"Kata tabib Kim di desa bagian Utara, anaknya tengah mengobati orang yang sakit di desa itu tanpa bayaran."

"Bisakah kau pergi kesana dengan pangeran jaemin?" Renjun menatap bingung taeyong saat ini. Bahkan Jaemin cukup kaget dengan perkataan ibunya itu.

"Maksud ibu apa?"

"Nak, kau akan pergi saat lusa bukan? Aku ingin kau ada di istana sampai rencana yang kita katakan tadi selesai dan aku ingin kau menjemput anak tabib Kim. Aku hanya bisa percaya padamu untuk menjemputnya."

"Prince J" (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang