J29

947 178 5
                                    

Kereta kuda yang disuruh Taeyong untuk dibawa menuju tempat pemberhentian jaemin akhirnya sampai, membuat para pengawal yang tinggal menatap kedatangan bomin kembali dan merekapun membungkuk pada tangan kanan pangeran itu.

"Dimana pangeran jaemin?"

"Pangeran jaemin ada disana tuan." Ucap salah satunya, bomin pun langsung pergi kearah salah satu pengawal yang memperlihatkan arahnya.

Bomin melihat jaemin yang sedang memperhatikan langit malam lalu diapun mendekat.

"Saya kembali yang mulia pangeran." Ucap bomin sembari membungkuk membuat jaemin langsung berbalik dan menatap datar pada orangnya itu.

"Bagaimana mungkin kau kembali lagi? Bukankah seharusnya kau kembali saat pagi?" Datar jaemin.

"Ini perintah dari yang mulia ratu pangeran, yang mulia ingin pangeran dan perawat Huang kembali ke istana malam ini juga."

"Tapi itu akan membahayakan kesehatan perawat Huang."

"Saya datang dengan kereta kuda pangeran, karena ini perintah yang mulia ratu, dan yang mulia ingin pangeran juga perawat Huang sampai besok pagi di istana."

"Ini tetap akan berbahaya."

"Tidak masalah pangeran, saya sudah lebih baik." Ucap renjun yang keluar untuk minum tapi tak sengaja mendengar percakapan keduanya. Bukan maksud renjun ingin menguping tapi dia tidak sengaja.

"Apa kau yakin?" Datar jaemin sembari menatap renjun.

"Ne pangeran." Ucap renjun dengan sangat yakin.

"Baiklah, katakan pada semuanya kita melanjutkan perjalanan sekarang. Dan kau pergilah lebih dulu dengan perawat Huang menggunakan kereta kuda." Perintah jaemin.

"Maaf pangeran, tapi perintah yang mulia raja adalah pangeran harus ikut dengan kereta kuda bersama perawat Huang.' Ucap bomin.

"Bagaimana dengan kuda saya?" Datarnya.

"Saya yang akan membawanya kembali ke istana pangeran." Ucap bomin. Lantas jaeminpun hanya menganggukkan kepalanya lalu diapun berjalan lebih dulu, membuat Renjun mengikutinya begitu pula dengan bomin.

"Silahkan masuk pangeran, perawat Huang." Ucap bomin setelah salah satu pengendara dari istana membukakan pintu kereta kuda itu. Jaemin lantas masuk diikuti oleh renjun lalu pintu di tutup oleh pengendara kereta kuda itu.

"Jalan lah lebih dulu, kami semua akan menyusul. Pastikan pangeran sampai istana dengan selamat." Perintah bomin.

"Baik." Ucapnya lalu diapun langsung mengendarai kereta kuda itu.

"Kita bereskan semuanya dan kembali ke istana malam ini. Kita harus cepat untuk mengejar kereta kuda dan mengawal pangeran." Perintah bomin.

"Ne." Ucap semuanya lalu merapikan semua barang dan segera pergi dari perbatasan salah satu desa itu.

Di kereta kuda.

Renjun hanya diam saja lalu diapun membuka jendela yang tertutup gorden itu untuk melihat jalan yang mereka lalui.

"Kalau kau lelah, tidurlah. Kita mungkin bisa sampai pagi nanti di istana."

"Saya masih belum mengantuk pangeran."

"Baiklah." Ucap jaemin datar lalu diapun hanya duduk dengan wajah datar dan menyandarkan tubuhnya. Hingga perjalanan yang sudah berlangsung 2 jam itu, akhirnya renjun jatuh tertidur bahkan dia tanpa sengaja menyandarkan kepalanya pada bahu jaemin, membuat Jaemin yang hampir tertidur, terbangun kembali dan melihat renjun yang tertidur sembari menyandar padanya. Lalu jaeminpun menutup gorden jendela itu dan akhirnya memutuskan untuk tak tidur. Takutnya terjadi sesuatu atau hambatan nantinya. Disaat bersamaan jaemin mendengar banyak tapak kaki kuda yang mendekat dan diapun menyingkap gorden di jendela dan melihat bomin dan pengawal milik jaemin yang ternyata sudah berhasil menyusul kereta kuda lebih cepat, lalu jaeminpun kembali menutup gorden dan memastikan kalau Renjun tak akan terganggu dalam tidurnya seperti terakhir kali.









Keesokan paginya, kereta kuda juga rombongan jaeminpun sampai di istana pukul 06:00 pagi, pengendara kereta kuda itupun membukakan pintu dan jaeminpun melihat renjun yang mash tertidur. Membuatnya tak tega kalau membangunkan renjun apalagi kondisinya belum sepenuhnya sehat.

"Saya akan membangunkan perawat Huang, pangeran." Ucap sih pengendara.

"Tidak perlu." Datar jaemin lalu diapun membawa tubuh renjun dengan mudahnya pada pangkuannya tanpa mengganggu tidur renjun membuat semuanya kaget dengan apa yang jaemin lakukan. Kenapa pangeran mereka berubah secara tiba-tiba?

Setelah memastikan posisi renjun aman di gendongannya, jaeminpun keluar dari kereta kuda lalu diapun langsung masuk kedalam istana tanpa memperdulikan tatapan pelayan, juga pengawal istana itu. Bomin saja hanya bisa terdiam karena kaget melihat perubahan pangeran yang selama ini dia dampingi itu.

Sesampainya di depan kamar renjun, jaeminpun membuka pintu kamarnya dan diapun masuk lalu meletakkan secara perlahan tubuh mungil itu dan tak lupa melepaskan alas kaki milik renjun dan menyelimutinya lalu diapun keluar dan masuk kedalam kamarnya yang memang berada disebelah kamar renjun.

Ceklek.

Jaemin membuka lalu menutup pintu kamarnya dan diapun langsung duduk diatas tempat tidurnya lalu menidurkan tubuhnya dengan kaki yang menjuntai ke lantai sembari menatap langit-langit kamarnya dan diapun merasakan debaran pada jantungnya yang memang sangat keras sekali membuatnya memegang dadanya seketika.

"Apa yang terjadi padaku sebenarnya?" Monolognya.
































😘😘😘

"Prince J" (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang