J27

1K 172 3
                                    

Keesokan harinya, jaemin bangun lebih dulu dan diapun melihat renjun yang tertidur nyenyak di pelukannya dan diapun mengecek keadaan renjun, dimana renjun memang masih demam saat ini, diapun beranjak dan keluar dari tempat peristirahatan nya itu. Hingga membuat bomin langsung membungkuk padanya begitu pula yang lainnya.

"Bomin."

"Iya yang mulia? Ada yang bisa di bantu?"

"Tolong belikan pakaian ganti untuk perawat Huang sekarang."Ucap jaemin datar dan bomin pun langsung pergi segera dengan menunggangi kuda miliknya.  Sedangkan jaemin diapun pergi berjalan kearah yang lebih tinggi untuk menghirup udara segar.

Renjun yang berada didalam tempat peristirahatan itu menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri karena bermimpi buruk, bahkan dia sampai berkeringat sangat banyak padahal hari sangat dingin sekali.

"Tidak!" Teriak renjun hingga dia bangun dan terduduk seketika. Disaat yang bersamaan Jung woo masuk untuk mengecek keadaan renjun karena di perintahkan oleh jaemin.

"Renjun? Ada apa? Apa kau bermimpi buruk?" Ucap Jung woo cemas tapi renjun hanya menggelengkan kepalanya saja. Jung woo lantas mendekat lalu diapun memegang dahi renjun untuk memeriksa suhu tubuhnya.

"Badanmu masih panas renjun, sekarang minum ini, agar demam mu cepat turun." Ucap Jung woo dan renjun hanya menganggukkan kepalanya lalu menerima obat herbal itu dan diapun baru sadar kalau dipergelangan tangannya terpasang gelang hingga dia menatap gelang itu, bahkan Jung woo juga menatap gelang yang sangat cantik itu.

"Gelangmu sangat cantik renjun."

"Aku tidak ingat punya gelang ini Hyung." Ucap renjun bingung.

"Sudahlah mungkin kau lupa, ayo cepat minum obatnya." Ucap Jung woo dan renjun pun meminum obat herbal itu dengan sekali teguk lalu memberikan bekas kotornya pada Jung woo.

"Baiklah, kau istirahat kembali. Nanti saat pengawal Choi sampai dan membawa baju ganti, aku akan membantumu bersih-bersih." Ucap Jung woo dan renjun hanya mengangguk lalu menurut saat Jung woo menidurkan dirinya kembali.

"Hyung?"

"Kenapa?"

"Kita dimana?" Ucap renjun bingung.

"Kita berhenti di perbatasan salah satu desa. Sampai kondisimu membaik yang mulia tak membiarkan kita melanjutkan perjalanan ke istana. Karena kondisimu lebih penting." Ucap Jung woo.

"Mianhe." Ucap renjun merasa bersalah.

"Sudahlah, kau sakit bukan karena salahmu. Tapi, ini memang sudah takdir dari Tuhan. Sekarang jangan banyak berbicara dan tidurlah kembali." Ucap Jung woo lalu diapun keluar. Disaat dia keluar, diapun kaget karena jaemin berdiri dihadapannya dengan wajah datar membuatnya langsung membungkuk seketika pada pangeran Joseon itu. 

"Bagaimana keadaannya?"

"Perawat Huang masih demam yang mulia. Mungkin karena cuaca yang masih turun salju dan derajat yang dingin membuat demamnya masih menyerang."

"Apa sudah meminum kan obatnya?'

"Sudah yang mulia." Ucap Jung woo. Disaat bersamaan bomin kembali lalu mendekat pada jaemin dan membungkuk.

"Saya kembali yang mulia, ini baju yang kau suruh saya belikan." Jaemin mengambilnya lalu diapun memberikan pada Jung woo.

"Bantu dia berganti pakaian. Setidaknya badannya harus tetap hangat." Ucap jaemin datar lalu Jung woo pun menerimanya dan kembali masuk kefalam tempat peristirahatan itu.

"Yang mulia?" Jaemin menatap datar bomin.

"Bukankah seharusnya salah satu pengawal kembali untuk mengatakan pada yang mulia raja dan ratu kalau kita terpaksa bermalam disini cukup lama sampai perawat Huang sehat?'

"Kalau begitu kau yang pergi. Dan tetap berada di istana sampai saya kembali."

"Bagaimana mungkin yang mulia?'

"Kau harus kesana bersama dengan Jung woo dan sampaikan kalau kami tak bisa kembali karena keadaan perawat Huang."

"Saya tidak mungkin meninggalkan yang mulia. Bagaimana jika yang mulia diserang musuh?"

"Aku sangat pandai beladiri dan memakai pedang, ini perintah Choi bomin." Ucap jaemin datar.

"Baik yang mulia, perintahmu saya terima." Ucap bomin sembari membungkuk.








At. Jepang, kediaman kaisar Nakamoto.

Winwin merasa tidak tenang sejak tadi malam, ntah kenapa pikirannya saat ini terus memikirkan anaknya yang ntah berada dimana saat ini.

"Mama?" Winwin lantas melihat kedatangan anak sulungnya yang membawa tea ke kamarnya karena winwin mendadak tak enak badan.

"Mama baik-baik saja?"

"Mama sangat cemas pada renjun. Mama tidak tahu kenapa dejun, Mama takut renjun kenapa-napa." Ucap winwin. Dejun lantas meletakkan tea itu diatas nakas sebelah tempat tidur lalu diapun naik keatas tempat tidur orangtuanya itu dan memegang kedua tangan winwin.

"Mama percaya saja pada renjun. Renjun kita itu anak yang kuat, dimanapun dia berada, dia pasti akan baik-baik saja. Pasti." Ucap dejun.

"Hmm, Mama berharap seperti itu dejun. Mama sangat merindukan adikmu hiksss..." Ucap winwin mulai menangis dan dejun langsung memeluk ibunya itu.

"Kita semua merindukan renjun ma. Semoga Riku cepat memberikan bukti akurat pada otusan dan kita bisa menemui renjun segera." Ucap dejun dan winwin hanya mengangguk dalam pelukan anak sulungnya itu.





At. Istana Joseon.

Tabib kim bingung karena yang mulia raja dan ratu memanggilnya setelah dia kembali dari negeri tetangga bahkan saat dia masuk, dia juga melihat ada putera mahkota disana membuat tabib Kim membungkuk seketika.

"Ada apa yang mulia memanggil saya? Apa kesehatan yang mulia ratu memburuk?"

"Ini bukan masalah kesehatanku tabib Kim."

"Duduklah tabib Kim." Ucap jaehyun dan tabib Kim pun duduk dengan wajah tegangnya.

"Beberapa hari yang lalu, saya menyuruh pangeran jaemin dan perawat Huang untuk pergi menjemput anakmu."

"Apa anak saya ada membuat kesalahan yang mulia raja?"

"Tidak tabib Kim, tapi kami ingin meminang anak tabib Kim sebagai Puteri mahkota di istana ini, sebagai istri dari putera mahkota."

"Ne? Kenapa yang mulia?" Bingung tabib Kim sekaligus kaget.

"Pangeran jaemin datang dengan membawa kabar dari desa barat, dimana mereka mengalami kekeringan dan jalan satu-satunya adalah pernikahan dari keluarga istana. Jadi, kami akhirnya memutuskan putera mahkota akan menikah kembali dan kami memilih anakmu sebagai istri putera mahkota." Ucap jaehyun.

"Saya harap tabib Kim merestuinya. Karena saya bisa pastikan hidup anakmu akan sangat bahagia sebagai menantu istana ini." Ucap taeyong.

"Saya akan berusaha membahagiakan anakmu tabib Kim " Ucap Mark sembari berdiri lalu membungkuk pada tabib Kim, membuat tabib Kim bingung bukan main dan diapun akhirnya menghembuskan nafas beratnya lalu melihat Mark juga jaeyong secara bergantian.

"Baiklah, saya menerima pinangan ini. Tolong jaga dan bahagiakan anak sematawayang saya yang mulia putera mahkota "

"Saya pastikan hal itu akan terjadi." Ucap Mark datar dan tabib Kim hanya menganggukkan kepalanya sembari berharap semoga apa yang menimpa Puteri mahkota sebelumnya tak menimpa anaknya juga. Semoga anaknya akan hidup bahagia selamanya dengan putera mahkota ini.































😘😘😘

"Prince J" (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang