J23

2.1K 269 13
                                        

Jaemin dan renjun saat ini berada di dalam kamar salah satu penginapan. Jaemin lantas langsung duduk di kursi yang tersedia dalam kamar itu, sedangkan renjun hanya diam saja dengan posisi berdiri saat ini.

"Istirahatlah. Sepertinya hari ini kita tak bisa melanjutkan perjalanan." Ucap jaemin datar.

"Saya akan istirahat di kursi saja. Pangeran bisa istirahat di tempat tidur." Ucap renjun. Membuat jaemin seketika langsung berdiri dan mendekat pada renjun hingga renjun mundur sedikit demi sedikit dan terduduk di atas tempat tidur.

"Kau juga seorang pangeran Nakamoto Renjun, jadi biarkan saya menjamu tamu saya dengan benar, gunakan tempat tidur itu untuk dirimu. Istirahatlah, karena perjalanan masih sangat panjang. Mengerti?" Ucap jaemin menatap renjun dengan jarak sejengkal.

"Ne." Angguk renjun dengan wajah merona karena saat ini jaraknya dengan jaemin sangat dekat sekali. Setelah mendengar jawaban dari renjun, jaemin lantas kembali lagi duduk di kursinya seperti tak terjadi apapun.

Tok...tok...tok...

Renjun yang lebih dekat dengan pintu lantas mrmbuka pintu dan melihat bomin yang membungkuk.

"Apa saya bisa masuk? Ada yang harus saya bicarakan dengan yang mulia." Renjun lantas mempersilahkan bomin masuk dan setelahnya menutup pintu. Bomin langsung mendekat pada jaemin dan membungkuk.

"Ada apa?" Datar jaemin.

"Pangeran, saya mengetahui dari para pekerja di tempat ini, katanya ada tamu dari kerajaan Ming, yaitu pangeran Lai Guan Lin." Ucap bomin. Renjun mendengar hal itu seketika menegang karena dia tak menyangka kalau hari dimana dia akan bertemu dengan sih brengsek itu akan secepat ini.

Jaemin hanya berwajah datar lalu diapun melihat renjun sekilas dan diapun menyuruh bomin pergi. Bomin langsung membungkuk lalu pergi.

"Apa aku akan ketahuan? Aku akan menikah dengannya?" Ucap renjun tak menyangka. Jaemin lantas berdiri dan diapun mendekat pada renjun.

"Kau ingin? Kalau ingin aku akan langsung mengantarkan ke kamar yang dia tepati." Ucap jaemin datar. Renjun seketika menggenggam kedua tangan jaemin dengan wajah memelas.

"Aku mohon jangan pangeran jaemin. Tolong aku, kali ini." Ucap renjun karena dia benar-benar tak ingin memiliki suami seperti Lai Guan Lin yang sangat brengsek itu. Jaemin lantas melepaskan genggaman tangan renjun lalu diapun keluar, renjun hanya bisa terduduk lemas di atas tempat tidur karena ini sepertinya akan menjadi akhir dari hidupnya.

Jaemin berjalan dengan wajah datarnya ke tempat dimana bomin dan tang lainnya tengah berkumpul. Bahkan semuanya sampai membungkuk karena kedatangan jaemin.

"Ada yang pangeran butuhkan?" Ucap bomin.

"Carikan pakaian wanita juga semua perlengkapan juga rambut palsu secepatnya. Kita akan keluar dari sini secepatnya."

"Untuk apa otu yang mulia?" Ucap salah satu pasukan.

"Lakukan." Ucap jaemin tanpa menanggapi perkataan dari salah satu pasukannya itu, dan semuanya lantas segera pergi mencari. Jaemin menunggu dengan wajah datarnya hingga dia saling bertatapan dengan pangeran dari dinasti Ming itu. Bahkan sang pangeran mendekat padanya dan membungkuk membuat jaemin ikut membungkuk.

"Suatu kehormatan bisa bertemu dengan Anda pangeran jaemin, karena seingat saya Anda sangat suka berkeliling dari pada menetap. Apalagi setelah kejadian itu bukan?"

"Ya, tapi sekarang saya sudah memutuskan untuk kembali dan menetap."

"Baguslah. Kalau begitu saya mengundang mu secara langsung untuk datang ke acara pernikahan saya."

"Dengan senang hati." Ucap jaemin datar lalu guan Lin pun langsung pergi begitu saja.

Tak lama dari waktu menunggunya, jaemin melihat para pasukan yang mendekat dan diapun langsung memberikan baju wanita juga rambut palsu.

"Satu jam lagi kita berangkat."

"Cuaca sangat buruk pangeran."

"Kalian bukan sekali dua kali ikut dengan saya bukan? Kita akan berangkat."

"Tapi bagaimana dengan perawat Huang yang mulia?" Ucap bomin.

"Dia urusan saya." Ucap jaemin datar lalu diapun pergi menuju kamarnya.

Ceklek.

Renjun melihat pintu kamar yang terbuka dan tertutup kembali lalu diapun melihat jaemin mengulurkan sesuatu padanya.

"Apa itu pangeran."

"Gunakan. Ini cara paling bagus untuk menyelamatkanmu. Kita akan pergi sekarang." Ucap jaemin dan renjun langsung menerimanya lalu jaeminpun berbalik agar renjun bisa berganti pakaian. Renjun melihat pakaian wanita dan mau tak mau dia harus memakainya lalu diapun segera berganti pakaian. Bahkan memakai rambut palsu yang sengaja dia gerai itu.

"Saya sudah siap pangeran." Jaemin lantas berbalik dan diapun terdiam seketika karena renjun sangat cantik dalam bentuk wanita. Tapi itu bukan hal yang salah karena renjun memang sudah terlihat cantik dalam bentuk pria.

"Apa saya bisa keluar seperri ini tanpa diketahui oleh sih bajingan itu pangeran?"

"Tentu saja." Ucap jaemin datar setelah tersadar dari acara terpesona nya.

"Tapi salju semakin lebat."

"Percayakan saja pada saya." Ucap jaemin datar lalu diapun langsung melepaskan jubah pangerannya dan memakaikan jubah berat itu pada renjun.

"Pangeran?"

"Agar kau tak mati membeku. Kau hanya perlu diam mengerti?"

"Hmm." angguk renjun. Lalu jaeminpun menggenggam tangan renjun yang sangat pas di genggamannya itu.

Para pasukan dan bomin menunggu di kuda mereka dan merekapun serentak membungkuk pada jaemin lalu terpesona dengan perempuan yang ntah datang dari mana bersama jaemin itu.

"Yang mulia? Siapa nona ini?"

"Dia perawat Huang." Ucap jaemin datar membuat semuanya kaget.

"Kenapa dia harus menyamar pangeran?" Ucap bomin.

"Saya tak harus menjawab bukan? Sekarang kita berangkat." Ucap jaemin datar lalu diapun membantu renjun naik ke kudanya lebih dulu, tapi saat akan naik, dia melihat Guan Lin mendekat bahkan renjun sudah berkeringat saking takutnya kalau dia ketahuan sekarang.

"Bukankah tak baik jika berjalan ditengah salju pangeran jaemin?"

"Tidak masalah, saya sudah biasa." Datar jaemin.

"Kasihan nona ini pangeran." Ucap Guan Lin sedangkan renjun hanya bisa menunduk takut.

"Dia akan aman dengan saya." Ucap jaemin datar.

"Siapa nona cantik ini pangeran? Bisakah saya berkenalan dengannya?"

"Tidak. Permisi." Ucap jaemin lalu diapun langsung menaiki kudanya dan memegang kendali pada kudanya lalu berjalan cepat dengan renjun yang merasa lega karena bisa melarikan diri dari sosok bajingan itu. Dan berharap adik sepupunya secepat mungkin mencari bukti dan mengatakan segalanya karena dia tak pernah berbohong sama sekali.












































.

😘😘😘

"Prince J" (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang