J38

1.2K 211 5
                                        

Semua pengawal juga jaemin dan renjun sedang makan makanan yang dimasak oleh hwall dan renjun, jujur saja mereka merasa masakan itu lebih nikmat dari pada masakan sebelumnya. Jaemin juga merasakan hal yang sama walaupun dia hanya diam saja.

"Apa setelah ini kita akan langsung jalan?" Ucap renjun setelah melihat sekeliling karena tak ada para rakyat desa setempat yang berkumpul ingin tahu tentang siapa mereka dan renjun tak perlu memanggil jaemin dengan sebutan "suamiku" lagi.

"Ya, perjalanan masih sangat panjang, kita juga tidak tahu apa dijalan kita akan menemukan rintangan atau hujan salju akan lebih lebat, kalau sampai hujan salju lebat kita tak akan bisa sampai dengan cepat dan kembali dengan cepat."

"Aaa." Angguk renjun mengerti.


At. Istana.

Terlihat semua tamu yang menghadiri acara pernikahan putera mahkota dan anak dari tabib Kim telah duduk di tempat duduk mereka masing-masing. Sang putera mahkota juga telah menunggu sang calon istri di depan pendeta saat ini.

Ceklek.

Semua hadiri melihat kearah pintu yang terbuka dan semuanya kagum melihat kecantikan Jung woo yang berjalan menuju Mark bersama dengan sang ayah.

Hingga Jung woo berada dihadapan putera mahkota yang akan menjadi suaminya dalam beberapa menit kedepan. Ayahnya juga membungkuk pada Mark begitu pula sebaliknya.

"Saya harap yang mulia menjaga dengan baik anak saya, dan membahagiakannya." Ucap tabib Kim sembari memberikan tangan Jung woo ke genggaman Mark.

"Saya akan melakukannya ayah, saya berjanji." Ucap Mark menerima tangan Jung woo yang lembut itu. Dan keduanyapun saling berhadapan dengan tangan yang bertautan sedangkan tabib Kim telah duduk di kursi miliknya.

"Baiklah, kita akan mulai pembacaan janji sucinya. Silahkan yang mulia."

"Saya Mark Jung, mengambil engkau Kim Jung woo, sebagai istriku yang akan selalu berada dalam suka maupun duka, sehat maupun sakit, kaya maupun miskin dan saling mencintai sampai akhir hayat."

"Saya Kim Jung woo, menerima engkau Mark Jung, sebagai suami saya yang akan selalu berada dalam suka maupun duka, sehat maupun sakit, kaya maupun miskin dan saling mencintai sampai akhir hayat."

"Yang mulia putra mahkota dan yang mulia Puteri mahkota telah sah menjadi suami-istri. Selamat yang mulia." Membuat semua hadirin tersenyum bahagia.

"Silahkan menyematkan cincin pada istrimu yang mulia." Mark lantas mengeluarkan kotak cincin dari saku baju pernikahannya itu dan diapun memasangkan cincin itu ke jari manis Jung woo yang saat ini menjadi istrinya begitu pula sebaliknya.

"Silahkan mencium pengantin mu yang mulia." Jung woo mendengar hal itu benar-benar sangat tegang sekali, apalagi Mark sudah mendekat padanya dan diapun langsung menutup matanya, Mark yang melihat tesenyum kecil lalu diapun mencium kening istrinya. diiringi oleh semua tepuk tangan para hadirin yang menghadiri acara pernikahan itu.






Kembali lagi pada jaemin dan renjun yang saat ini semuanya tengah bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan mereka, jaemin dan renjun telah masuk kedalam kereta kuda mereka, begitu pula dengan hwall dan para pengawal yang sigap mengawal mereka semua.

"Pangeran?" Jaemin melihat kearah renjun yang memandang keluar jendela.

"Apa menurutmu sekarang putera mahkota telah selesai mengucapkan janji suci dengan Jung woo Hyung?" Ucap renjun menatap jaemin.

"Sepertinya begitu, mungkin saat ini mereka tengah melaksanakan upacara pengangkatannya sebagai putri mahkota." Ucap jaemin.

"Apa kau tak merasa kecewa karena tidak bisa hadir disana dan menyaksikan pernikahan itu?"

"Tidak, aku tahu maksud hyungku mengirimku pergi begini, dia tak mau aku mendengar hal buruk jika aku berada disana. Semua orang pasti akan menggunjingkan aku, mengenai aku yang gagal menikah dan menghabisi calon istri juga keluarga calon istriku itu." Ucap jaemin datar

"Tapi itu bukan keinginan mu bukan? Itu hanya hal yang harus kau lakukan untuk melindungi semuanya bukan?"

"Siapa yang perduli soal itu, yang mereka tahu aku hanya pangeran yang kejam dan tak berperasaan sama sekali."

"Aku perduli soal itu pangeran, karena aku sangat yakin kalau pangeran berbeda dari beberapa pangeran brengsek yang aku temui." Ucap renjun membuat jaemin hanya diam menatapnya.

"Aku harap setelah ini pangeran bahagia dan mendapatkan pendamping yang benar-benar tulus dengan pangeran."

"Kenapa kau sampai berbaik hati mendoakan yang terbaik untukku?"

"Karena jika pangeran benar-benar jahat, pangeran pasti sudah lama membongkar identitasku, tapi pangeran tidak melakukannya. Jadi, aku sangat yakin pangeran itu baik dan doa yang baik pantas untuk pangeran."

"Terimakasih, aku juga berharap kau akan bahagia." Ucap jaemin dan renjun hanya tersenyum manis dengan keduanya saling memandang saat ini.

Disaat bersamaan, rombongan mereka berhenti tanpa sebab yang pasti. Jaemin lantas melihat keluar jendela dimana bomin juga melihat beberapa orang yang menghalangi jalan mereka.

"Kau tetap disini dan jangan keluar, mengerti?" Ucap jaemin dan renjunpun hanya bisa menganggukkan kepalanya sembari menutup jendelanya, jaemin melihat renjun sedikit ketakutan diapun juga ikut menutup jendela disisi tempat dia duduk.

"Kau tenang saja. Semuanya akan aman." Ucap jaemin lalu diapun keluar dari kereta kuda itu.

Jaemin mendekat hingga akhirnya keluar dari tempat penjagaan itu dan melihat beberapa pemeras yang menghalangi jalan mereka.

"Tuan, maafkan saya tapi mereka benar-benar tak bisa dibilangi baik-baik." Ucap bomin sedangkan pengawal yang turun dari kudanya beberapa masih mengacungkan pedang pada pemeras itu.

"Jika kalian ingin lewat, maka serahkan barang berharga kalian." Ucap salah satu dari pemeras itu.

Jaemin lantas mendekat padanya dan diapun menatap datar pada sang ketua kelompok pemeras itu.

"Kau butuh berapa?" Datarnya.

"Semuanya. Semua hal yang kau punya." Jaemin hanya diam saja lalu diapun mulai mengacungkan pedangnya dan perkelahian pun terjadi antara beberapa pengawal jaemin beserta jaemin dan para pemeras itu. Hingga beberapa menit, semua pemeras itu lari terbirit-birit.

"Semuanya baik-baik saja bukan?" Ucap jaemin.

"Ne tuan." Ucap semuanya.

"Tuan baik-baik saja kan?"

"Ya, saya juga tidak terluka sama sekali. Kita lanjutkan perjalanan." Ucap jaemin datar lalu diapun kembali masuk kedalam kereta kuda juga beberapa pengawal termasuk bomin menaiki kuda mereka masing-masing.

Didalam kereta kuda.

"Apa ada keributan tadi pangeran?"

"Hanya pemeras biasa. Bukan hal buruk, semuanya juga sudah ditangani dengan baik."  Ucap jaemin. Renjun hanya mengangguk lalu melihat tangan kiri jaemin yang berdarah lalu diapun mengambil tangan jaemin. Membuat sang empu kaget bukan main.

"Anda terluka?"

"Hanya luka kecil." Datar jaemin. Renjun lantas menaikkan lengan baju jaemin dan diapun melihat luka sayatan yang tak bisa dikatakan kecil di lengan jaemin itu, dan diapun mengoyak bagian bawah pakaiannya, atau bisa dikatakan rok karena dia sekarang bersandiwara sebagai wanita saat ini. Setelah merobek bagian bawah roknya, renjunpun melilitkan pada luka jaemin.

"Kita tak mungkin berhenti lagi, jadi saat berhenti lagi nanti, aku akan mengobatinya dengan benar, sekalian sepertinya akan lebih bagus jika kita berhenti di dekat pasar, karena beberapa bahan habis dan harus dibeli." Ucap renjun dan jaemin hanya mengangguk tanda mengerti.
























😘😘😘

"Prince J" (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang