Under The Sakura Colored Sky

59 0 0
                                    

Keesokan paginya Jinan dan Reza menyiapkan sarapan untuk mereka bertiga, setelah 2 menit mereka berbincang-bincang di meja makan, Julian datang di rumah Ara untuk menjemput dan mengantarkan Jinan ke tempat kantor nya.

''Selamat pagi Ara, kamu sudah bangunan ya''.

''Pagi Kak Jinan, Kak Reza ternyata kalian berdua bangunan lebih awal ya'' Ara meregangkan badan dan menguap.

''Iya dong Ara, soalnya tadi aku lihat Kak Reza sedang kesulitan masaknya jadi aku bantu deh'' Jinan sambil menyiapkan makanan.

''Bukannya Kak Reza sudah terbiasa memasak ya di rumah ini atau Kak Reza jangan-jangan... ''.

''Mulai lagi deh kamu, pasti kamu kira Kak Reza suka sama Kak Jinan ya'' Reza mencucui tangannya.

''Iya-iya maaf deh'' Ara tersenyum.

Kemudian seseorang tiba-tiba datang dan mengetuk pintu, Reza lalu membuka pintu rumahanya dan ternyata orang itu adalah Julian.

''Julian, ternyata kamu !''.

''Eh ternyata elo Reza, gue kesini cuman mau jemput Jinan, Jinannya ada kan Za ?''.

''Ada kok di dalam lagi bantuin masak, ya udah yuk masuk sambil sarapan pagi pasti elo belum makan'' Reza tersenyum.

''Tapi Reza !''.

''Siapa yang dateng Kak Reza'' Ara menoleh ke belakang, ''Oh ternyata pacarnya Kak Jinan yang dateng'' Ara tersenyum.

''Oh jadi kalian berdua sudah jadian pantes aja malu-malu, memangnya kalau boleh tau kalian berdua kapan jadiannya''.

''Astaga Ara'' kata hati Jinan dan duduk di kursi meja.

''Kok kalian berdua diem'' Reza duduk di kursi.

''Julian, Kak Reza lebih baik kita makan sekarang''.

Lalu mereka berempat duduk di kursi makan untuk sarapan pagi, sedangkan di tempat lain yaitu Kantin Sekolah SMA Cahaya Harapan Raisha sedang mengobrol dengan Indira tentang kejadian kemarin malam di rumah mereka berdua.

''Indira, ternyata kamu juga mengalami kejadian yang sama seperti di rumahku''.

''Iya Raisha kemarin waktu aku setelah pulang dari Theater tiba-tiba ada bayangan hitam yang ingin masuk ke rumah aku dan parahnya lagi bayangan itu seperti ingin bunuh aku''.

''Apa ?, ternyata mahluk itu ingin membunuh kamu, tapi kamu nggak kenapa-kenapa kan ?''.

''Aku sih nggak papa soalnya kemarin malam bayangan itu seperti terpental dengan sendirinya, ketika bayangan hitam itu ingin masuk ke kamar aku''.

''Kayaknya bukan di Theater kita aja yang ada mahluk halusnya tetapi di rumah kita berdua juga ada mahluk halusnya''.

''Masa kita harus minta tolong orang yang berpengalaman untuk mengusir mahluk itu Raisha''.

''Maksud kamu kita minta tolong ke dukun atau orang pintas Indira, astaga Indira kita itu enggak boleh percaya sama orang seperti itu, nanti dosa tau''.

''Bukan Raisha maksud aku itu...!''.

''Raisha, Indira'' Ella menghampiri mereka dengan ketakutan.

''Ella, kamu kenapa tiba-tiba lari kaya orang khawatir gitu''.

''Iya Ella memangnya ada apa sih ?'' tanya Raisha.

''Itu'' Ella mengatur nafas, ''Cynthia lagi kesurupan''.

''Apa kesurupan ?, kenapa nggak bilang dari tadi sih Ella''.

Kemudian mereka bertiga pergi menuju ke ruang musik, ketika sesampainya dimana mereka bertiga melihat Cynthia yang sedang menyerang mereka semua yang ada di ruang itu.

Flying High 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang