31. Sebentar Lagi

2.2K 215 5
                                    

Bianca yakin pelaku utama adalah Mayuno. Orang yang telah membuat Sien menyadari resiko dari rencananya dan menyebabkan rencana itu gagal. Ya, dia sangat meyakini itu karena Sien tidak mungkin berpikir sejauh itu dan Freya, Freya justru sangat mendukung apapun asal itu merugikan Sien. Jadi, Freya bukan pelakunya. Sedangkan Meyra terlalu butuh uang untuk melakukan itu.

"Hah ... kupikir dia cuma jadi lembek, ternyata jadi pengecut juga." Saking pengecutnya sampai mengkhianati teman untuk menyelamatkan diri sendiri. Bianca terkekeh pelan mengingat sikap Mayuno akhir-akhir ini. Sangat berbeda, terlalu berbeda hingga terasa seperti orang lain. Mayuno bukan lagi si penjilat bar-bar yang pertama kali dikenalkan Sien, bukan juga orang yang mudah diperintah meski terlihat penakut.

Masih segar di ingatannya saat mereka berdua makan di DFC untuk melihat Dante. Harusnya, harusnya Mayuno menunjukkan antusiasme-nya apalagi Bianca memberi kesempatan untuk memilihkan foto terbaik dari banyaknya foto Dante dengan dalih kepercayaan, tapi dia selalu menolak dan Bianca gagal membujuk lebih jauh karena sang kakek menelpon. Bianca bisa mengatakan itu dengan percaya diri karena Mayuno yang dulu sudah meminta berulang kali untuk mengajaknya.

Yang paling membuat Bianca terkejut adalah kabar bahwa Mayuno meminta maaf secara terbuka pada anggota klub drama, serta memperbaiki hubungannya dengan mereka. Freya juga memberitahu tiap kali menjemput Mayuno di kelas, ia selalu melihat gadis itu tengah bercengkrama dengan teman sekelas.

Ah, entah kenapa Freya sekarang jadi menyukai Mayuno. Tidak lagi berkata buruk tentangnya seperti pada Sien dan tadi Sien pun sempat saling memberi kode dengan Mayuno.

Apa itu benar-benar Mayuno yang dia kenal? Kalau iya, apa yang membuatnya berubah sedrastis itu? Bianca tidak tahu, yang pasti itu mengganggu dan sesuatu yang mengganggu harus dibuang.

Perubahan sikapnya itu membuat Mayuno tidak punya kegunaan di mata Bianca. Tidak bisa digunakan sebagai perhiasan seperti Freya dan tidak bisa dijadikan dayang seperti Sien. Maksud perhiasan di sini adalah menaikkan status sosialnya. Freya berasal dari keluarga seni yang kaya, Sien anak seorang owner perusahaan farmasi, sedangkan Mayuno hanyalah anak dokter.

Bukan perhiasan dan bukan dayang, artinya hanya sampah yang mengganggu. Bisa jadi jika gadis itu dibiarkan tetap bersama, maka akan mengganggu rencananya yang lain.

Ya, Bianca akan membuangnya segera dengan alasan nilai UTS yang tidak cukup.

"Kita sudah sampai, Non," tegur Kian, supir Bianca setelah memberhentikan mobil di sebuah parkiran bangunan lama yang sebentar lagi akan digusur.

Bianca turun, memandang mobil lain yang berada tak jauh dari mobilnya. Tak lama kemudian seorang wanita cantik nan modis keluar dari sana dan berjalan tergesa menghampiri.

Remangnya lampu jalan sudah cukup untuk memperlihatkan betapa marahnya wanita itu. Langkahnya lebar dan cepat meski tengah menggunakan high heels yang bergema tiap kali melangkah di atas aspal.

"Bajingan kamu!" umpatnya sambil mengayunkan tas bermerek yang ditutupi kristal tajam.

Bianca tak bergeming, sebab ayunan yang hampir mengenai wajahnya itu dihentikan oleh Kian.

"Jangan ikut campur kamu!" hardiknya lalu memukul Kian dengan tas yang sama. Kristal tajam itu berhasil melukai pipi lelaki itu. Bukan karena Kian lemah, ia hanya menerima pukulan sebagai seorang bawahan dan menjadi tameng bagi majikannya.

"Tante Anjani yang paling tersayang kenapa?" Bianca bertanya dengan santai, melipat tangan di depan dada seolah tidak merasa takut sedikitpun.

Anjani berpaling pada keponakannya lagi dengan sorot mata tajam, membelalak lebar memperlihatkan kilatan amarah. Ia mengangkat tangan, menunjuk langsung pada gadis sombong yang dilindungi Kian. "Kamu, kamu yang ngirim foto Deri ke MamaRazi, kan?! Kamu pelakunya, kan?!"

Mayuno Sang FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang