Ancaman Dante tidak hanya berhenti dengan memojokkan Mayuno di sofa. Ia mengulurkan tangan, menahan leher gadis itu dalam genggamannya hanya untuk mengintimidasi. Saat pupil mata kelam Dante bergulir ke bawah, ia memergoki tangan Mayuno yang bergerak masuk ke dalam saku celana.
"Ini cuma peringatan, tapi kalo kamu sampe berani nyakitin anggota keluarga Beaumont, bukan cuma kamu, tapi keluarga kamu juga bakal terancam." Cekikannya semakin diperkuat, tidak peduli biarpun Mayuno tidak jadi menyerang dengan benda apapun yang akan ia ambil dari dalam saku.
"Inget, Mama kamu kerja di rumah sakit keluargaku. Kalo aku mau, aku bisa merekayasa satu kejadian yang bakal bikin mamamu tercinta kehilangan lisensi resminya dan nggak bisa kerja sebagai dokter yang legal."
Dante menarik tangannya, tetapi sebelum benar-benar melepaskan Mayuno, Dante menyibak sedikit kerah baju gadis itu lalu mengusap-usap tulang selangkanya dengan ibu jari sebelum menusukkan kuku ke sana hingga menciptakan luka yang mengeluarkan sedikit cairan merah.
Napas berat serta desisan sakit lolos dari bibir Mayuno. Rasanya perih sekali ketika kuku ibu jari itu melukai kulitnya. Namun, kekuatannya seolah telah dikuras habis oleh aura gelap Dante sehingga seluruh sendinya terasa melunak, tak mampu bergerak. Bahkan teriakan pun tertahan di tenggorokan.
Usai melakukan itu, entah apa yang ada dalam pikirannya, Dante menatap lekat ujung kukunya yang bernoda darah Mayuno. Kilatan mata tajam serta ekspresi mengerikan yang tergambar di wajah Dante menyebabkan Mayuno membeku di tempatnya, meringkuk takut dan ingin lari.
Meskipun rasa takut dan sakit menyelimuti diri, Mayuno tetap tidak melepaskan pandangan dari Dante, dan tetap waspada pada apapun yang akan dilakukannya. Mayuno tetap mempertahankan tatapannya hingga mata gadis itu membelalak tak percaya, merasa bingung sekaligus jijik ketika melihat Dante membawa ujung kukunya yang berhias setitik cairan merah ke dalam mulut
Keanehan sikap Dante itu menyebabkan Mayuno mengabaikan rasa pedih yang menjalari luka di kulitnya, dan terus memelototi kelakuan lelaki itu yang tidak masuk akal, aneh, serta menggelikan sampai keduanya saling bertukar kontak mata yang membuat lelaki itu bergeming lalu menyeringai tipis.
"Rasanya sama aja," gumam Dante menaikkan alisnya santai seolah barusaja menyicipi makanan, bukan darah. "Nggak ada yang spesial dari darah kamu rupanya," lanjutnya terkekeh sambil mengusap luka yang baru ia buat di tulang selangka Mayuno. "Paling nggak aku tau kamu beneran manusia, kan?"
Dia gila. Orang gila mana yang nyicipin darah orang lain cuma buat hal nggak masuk akal kayak gitu?!
Mayuno ingin mengumpati Dante secara langsung dan bukan hanya di dalam hati, tetapi ancaman lelaki itu yang mungkin akan mengganggu Jessie membuat Mayuno mengurungkan niatnya. Gadis itu hanya bisa mengepalkan tangan erat-erat sebagai pelampiasan emosi
"Kenapa muka kamu kayak gitu? Jijik? Heh." Dante terkekeh. "Dasar nggak normal. Seharusnya kamu seneng karena cairan tubuhmu jadi yang pertama dicicipi oleh seorang Dante. Sebuah kehormatan. Iya, kan?"
Dianggap tidak normal karena memasang ekspresi jijik saat melihat kelakuan absurd Dante bukanlah hinaan bagi Mayuno. Gadis itu justru merasa terhormat dan menerima dengan senang hati anggapan tersebut.
"Sekedar informasi, aku nggak minum ASI. Jadi, kamu bener-bener yang pertama, Mayuno. Berbanggalah. Oh, atau kamu nggak puas? Mau yang lain?" tanya Dante mengelus puncak kepala Mayuno lembut tetapi penuh ancaman. "Maaf, tapi yang lain itu servis khusus buat Niria."
Setelah berkata begitu, Dante tertawa sambil menutup wajah dengan satu tangan, lantas menjauhkan tubuhnya yang tadi mengurung Mayuno. Ia memutar badan, melangkahkan kaki menuju sofa panjang dan duduk di sana seraya melipat lengan di depan dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mayuno Sang Figuran
Novela JuvenilSehari setelah membaca novel yang ia temukan di bawah kasur, seorang gadis mati secara menyedihkan saat mencoba lari dari renternir. Entah karena keajaiban apa, matanya kembali terbuka, tetapi bukan sebagai dirinya, melainkan Mayuno. Mayuno adalah t...