Kara menyukai Hildan sejak kelas satu SMP. Rasa sukanya tumbuh setelah lelaki itu menolongnya dari beberapa pembuli hingga babak belur. Karena mereka beda sekolah, Kara yang juga tidak percaya diri pada penampilan fisiknya hanya mampu mengagumi Hildan dari sosial media atau jika beruntung, mereka akan berpapasan, meski pada akhirnya gadis itu menghindari kontak mata karena malu.
Namun, Kara pun tidak diam saja. Rasa suka yang semakin menguasai hatinya itu menumbuhkan motivasi untuk merawat diri. Ia berusaha sangat keras agar menjadi cantik dan sekiranya setara berdampingan dengan Hildan. Ia tidak ingin dinilai tidak pantas nantinya.
Sebagai pengagum rahasia yang selalu memeriksa sosial media dan berusaha mencari tahu tentang pujaan hatinya, Kara tentunya tahu gosip bahwa Hildan adalah seorang playboy yang suka berganti pasangan.
Akan tetapi, Kara tidak peduli. Ia tetap berusaha dan belajar dengan sungguh-sungguh agar bisa lulus seleksi masuk SMA Halix. Kara tidak peduli karena ia percaya, ketulusan yang akan ia tunjukkan pada Hildan akan membuat lelaki itu luluh suatu hari nanti.
Ketika sudah masuk ke SMA, Kara menunggu saat-saat di mana Hildan putus dari pacarnya. Namun, Kara selalu saja kalah cepat sampai pada akhirnya lelaki itu berpacaran dengan Mayuno, murid baru di sekolah yang berhasil masuk ke lingkaran pertemanan Bianca, salah satu murid populer di sekolah.
Kara kembali menunggu, tetapi tidak ada kabar hubungan keduanya berakhur. Malah sebaliknya, Hildan mulai menunjukkan sikapnya yang amat berbeda pada Mayuno. Caranya memandang gadis itu sangat berbeda, penuh cinta dan kelembutan.
Kesempatan terasa makin menipis hingga pada akhirnya Kara memutuskan untuk mencoba peruntungan seperti gadis-gadis lain. Kara berpikir, meskipun nantinya ditolak juga, setidaknya dirinya sudah merasa lega karena sudah berhasil mengungkapkan perasaan.
Kara benar-benar ditolak. Hatinya sakit dan air matanya mengalir tak tertahankan. Namun, sesakit apapun hatinya, gadis itu mencoba menerima kenyataan dan berniat move on agar tidak berlarut-larut dalam kesedihan.
Akan tetapi, usahanya itu terganggu oleh sesuatu. Lebih tepatnya sesuatu yang ditunjukkan oleh seseorang yang membuat Kara merasa tidak rela melepaskan Hildan untuk Mayuno.
"Kamu suka sama Kak Hildan, kan? Aku tau, soalnya mata kamu nggak bisa bohong," kata seorang gadis berkacamata yang kebetulan satu kelas dengan Kara. "Pandangan mata kamu itu udah cukup buat nunjukkin seberapa tulusnya kamu ke dia, dan aku yakin, cuma sama kamu Kak Hildan bakal bener-bener bahagia. Nggak bakal dipermainkan kayak gini," lanjutnya sambil menarik kembali ponsel yang menampilkan foto Mayuno dan Dante di sebuah restoran.
Kara yang saat itu masih mencoba berpikiran baik pun menjawab, "Mungkin nggak kayak yang kamu pikirin."
"Kamu nggak liat langsung gimana manjanya dia tadi malem ke Kak Dante sampe dia risih dan ngedorong Mayuno." Gadis berkacamata itu menjeda sejenak. "Kalo kamu beneran suka sama Kak Hildan, harusnya nggak diem aja ngeliat dia ngebucin tanpa tau apa-apa. Kasian. Dia sekarang keliatan tulus banget, tapi Mayuno malah mulai berulah, nggak tau batesan ke cowok lain."
"Bella ...."
"Kara, apa cinta kamu sebenernya nggak sebesar itu? Kalo iya, biar aku yang maju."
Mendengar ucapan Bella tersebut membuat Kara merasakan gejolak aneh di dalam dirinya. Ada rasa tak suka dan tak rela yang bercampur menjadi satu. Ia tidak suka saat perasaan tulusnya yang amat besar dipertanyakan. Ia juga tidak rela membayangkan gadis lain yang akan menjadi penyelamat Hildan.
"Walaupun dulu Kak Hildan itu playboy, tapi di luar hubungan romantis, dia itu baik ke semua orang termasuk aku. Jadi, waktu dia berubah jadi lebih baik, aku juga ikut seneng dan berharap kalo hubungan kali ini langgeng. Tapi apa? Entah ini kebetulan atau bukan, aku malah sering ngeliat Mayuno ngedeketin cowok lain dan bersikap nggak selayaknya cewek yang udah punya pacar. Belum lagi pagi ini di forum gosip sekolah ada postingan tentang Mayuno sama Kak Theo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mayuno Sang Figuran
Fiksi RemajaSehari setelah membaca novel yang ia temukan di bawah kasur, seorang gadis mati secara menyedihkan saat mencoba lari dari renternir. Entah karena keajaiban apa, matanya kembali terbuka, tetapi bukan sebagai dirinya, melainkan Mayuno. Mayuno adalah t...