Bab 1 [ Be Friend? ]

104 10 1
                                    

Matahari kian meninggi, pertanda waktu makan siang pun akan segera tiba. Helena diberi tahu bahwa siang ini mansion akan kedatangan tamu dari kekaisaran. Karena itu, tak heran sedari tadi mansion begitu ramai. Para pelayan sibuk menata dan membersihkan mansion yang cukup besar untuk ukuran keluarga Duke.

Tak lama berlalu, waktu perjamuan pun telah tiba. Duke, Duchess, Tuan muda Afertian, dan bahkan Helena telah berada di ruang makan menunggu tamu kehormatan tersebut.

Lima menit. Sepuluh menit. Lima belas menit.

Tamu tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda kedatangan nya. Mengundang tanda tanya di benak Tuan muda Afertian.

"Ayahanda, apakah tamu tersebut tidak jadi kemari?" tanya Tuan muda Afertian .

"Tian, tunggulah sesaat lagi. Beliau pasti akan segera tiba" jawab Duke tegas. Dan benar saja tak lama kemudian suara lantang dari luar ruangan terdengar, meneriakkan sebuah pengumuman kedatangan.

"YANG MULIA PUTRA MAHKOTA ERLOS, ASTROPHILLE DE ZEPHYR ERLOS TELAH TIBA"

Pintu besar nan kokoh disana terbuka lebar. Begitu yang di umumkan nama nya memasuki ruangan, netra Helena justru terpaku pada sosok yang familiar dimatanya.

"Tuan ksatria??!!" teriaknya kecil, yang membuat semua mata pun tertuju pada Helena yang bersikap tidak sopan tersebut. Tentu saja tidak sopan, melihat kedudukan mereka yang berbeda.

Kakaknya, Afertian pun menyikut tangannya untuk memperingatinya.

"HORMAT KAMI KEPADA BINTANG ERLOS, YANG MULIA ASTROPHILLE DE ZEPHYR ERLOS" dengan kompak mereka memberikan salam kepada Sang Putra Mahkota.

"Terima kasih atas sambutannya Duke Cather, saya harap saya dapat menikmati liburan di kediaman anda hingga kepulangan saya esok hari.."ucap Sang Pangeran sembari melirik gadis yang dikenalnya sekilas.

Duke Cather menyadari tatapan tersebut, ia dengan sopan tetap tersenyum dan menahan amarah nya. Karena kedudukannya tentu tak seberapa dibanding Sang Putra Kaisar. Kalaulah ia bisa, ingin rasanya langsung membunuh Mahkota tersebut. Tapi tentu, ia akan berakhir di penjara atas tuduhan usaha pembunuhan Putra Mahkota kekaisaran Erlos ini jika ia nekat.

Setelah melewati perjamuan penuh ketegangan itu. Helena bergegas untuk kabur dari penglihatan keluarganya yang sedari kedatangan Putra Mahkota terus menatapnya dengan tatapan penasaran.

"Hendak kemana engkau Elen?" tanya Duke Cather dengan intonasi yang cukup menyeramkan.

"Saya hendak pergi bermain dengan Yuanna Ayahanda.." jawab Helena berusaha beralasan.

"Kau pernah bertemu pangeran, Elen?" kali ini Afertian yang bertanya ketika ia melihat adikknya itu hendak kabur kembali.

Tak ada jawaban dari Helena, seolah membenarkan pertanyaan tersebut. Membuat Duke dan Tuan Muda tersebut mulai merasa gelisah memikirkan dugaan dugaan yang berjalan di otak mereka. Walau begitu mereka membiarkan Helena lolos kali ini.

Dikoridor nan luas itu, seorang gadis berambut pirang berlari menyisakan suara hentakan sepatu dengan hak sedang miliknya. Ya, Helena berusaha untuk mengejar Yang Mulia Putra Mahkota tersebut. Nampaknya usahanya tak sia sia begitu ia mendapati punggung yang familiar dimatanya. Spontan ia berteriak, membuat pemilik punggung tersebut menoleh ke arah suara yang cukup nyaring itu. Tentu saja, bukan hanya Putra Mahkota yang menoleh ke arahnya, pelayan pelayan yang berada di sekitar Lorong itu pun menoleh kearah Helena. Bagi mereka ini adalah sesuatu yang menarik.

"TUAN KSAT-, YANG MULIA!" teriaknya yang masih belum terbiasa dengan panggilan Putra Mahkota.

Para pelayan di mansion tersebut terkejut melihat tingkah laku lady Cather tersebut. Mereka sudah tidak bisa berkata kata, bagaimana tidak? Lady yang biasanya hanya bermain di kamar dan tidak pernah berteriak, tiba tiba mengeluarkan suara yang begitu kencang. Bukan hanya itu, akan tetapi yang gadis lugu itu panggil adalah Yang Mulia Putra Mahkota. Namun apalah daya mereka, mereka tidak punya kuasa untuk menghentikan tindakan majikan mereka.

Helena:The Fading LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang