Bab 29 [ The Fading Light ]

14 1 8
                                    

Terdengar suara langkah kaki kecil yang memenuhi lorong kediaman Cather, disusul dengan suara kekehan kecil yang cukup meramaikan Mansion sepi itu.

"Kakek!" terdengar suara anak perempuan berteriak memasuki ruang kerja Duke. Tangannya terulur ke depan, seolah minta di gendong.
"Allena, jangan lari-lari!" peringat Duke, lantas menghampiri cucunya itu.

Benar, Allena Cather sekarang telah menginjak usia 5 tahun. Diusianya yang sekarang ini, ia selalu berkeliling Mansion Cather tanpa kenal lelah.

Afertian? Ia sekarang sibuk menggantikan bisnis Duke Cather di Ardenic, sedangkan Novalie selalu rutin merawat Duchess Cather setiap harinya. Jadi, Allena selalu menggangu pekerjaan Duke.

"Kakek, Kakek, Al mau tanyaa!" ucap gadis kecil itu sembari memanjangkan ucapannya. Binar mata nya menunjukkan rasa ingin tahu yang besar.

"Ada apa, Al? Apa yang ingin kau ketahui?" balas Duke setelah membawa Allena diatas pangkuannya.

"Kamar kosong disana.. kenapa Al tidak boleh masuk?" tanya gadis kecil itu sembari memiringkan kepalanya.

DEG

Duke membisu. Ia tidak tahu bagaimana ia menjelaskan hal itu pada cucu kesayangannya, pasalnya semenjak hilangnya Helena, hanya Afertian yang boleh memasuki kamar Helena. Bahkan ia sendiri, tidak pernah memasuki kamar tersebut. Seolah ada aturan tak tertulis untuk tidak memasuki kamar Helena.

"Karena.. itu kamar berharga Al, bahkan kakek saja tidak boleh masuk ke sana.." jelas Duke beralibi.

"Tapi Al penasaran, sebenarnya ada apa disanaaa", ucap Allena sembari mencondongkan bibir kecilnya. "Kalau Al ingin masuk kesana, ada caranya..", ujar Duke diiringi dengan senyum.

"Oh, ya? Bagaimana caranya?" wajahnya sumringah."Tapi Al cium kakek dulu dong!" ucap Duke perhitungan.

CUP

Ciuman pipi mendarat dari gadis kecil dipangkuan Duke. Spontan, Duke terkejut. Tidak menyangka Cucunya menurutinya. Tak lama, Allena bangkit dari pangkuan Duke lantas berdiri sembari berkacak pinggang.

"Sudah tuh, ayo beri tahu akuu!" pinta Allena serius.

"Minta sama Ayahmu, hanya Ayahmu yang sering masuk kesana.." jawab Duke diikuti dengan kekehan ringan terhadap tingkah cucu satu-satunya itu.

Allena segera berlari menuju pintu masuk kediaman Cather, menunggu Sang Ayah pulang dengan tenang. Disisi lain, Duke Cather terus tatap cucu tercintanya, seolah melihat bayang-bayang sang 'Cahaya' Cather.

***

Allena benar-benar menunggu Afertian didepan pintu kediaman Cather, mata si kecil terus tatap pintu yang tak kunjung terbuka itu. Tak lama, fokusnya pun pecah oleh kedatangan seseorang.

"Nona Al, apa yang sedang anda lakukan?" tanya seorang anak laki-laki berambut merah gelap. Badannya condong ke depan agar dapat melihat sosok Allena yang sudah mendekap kakinya dibawah sana.

"Felix! Ayahku belum kunjung datang...", keluh Allena dengan tingkah manjanya, suara nya mencicit sedih.

"Ah, Tuan Afertian. Beliau sepertinya hari ini pulang agak malam Nona..", jelas Felix-nama sosok lelaki tadi-sedih harus menyampaikan hal ini.

"Masih lama ya?" gumam Allena sedih, mata birunya nampak berkaca-kaca menahan tangis. "Bagaimana jika Nona ikut saya bermain dengan ibuku? Aku akan memintanya membacakan dongeng kesukaanmu.." bujuk Felix berusaha mengembalikan senyum Allena.

"Mauuuu!" secepat kilat, perasaan gadis kecil itu kembali. Tangannya segera raih tangan anak laki-laki itu, untuk bergegas menemui ibu asuhnya. Dua anak kecil itu bergandengan tangan sembari berlari-lari kecil memasuki sebuah kamar diujung Lorong kediaman Cather. Tidak terlalu besar, namun cukup untuk ditinggali dua orang.

Helena:The Fading LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang