Bab 27 [ Losing Direction ]

13 1 5
                                    

Pertempuran telah usai, kini medan perang dipenuhi kepulan asap yang tiada habisnya akibat bentrokan kekuatan. Pasukan kekaisaran baru saja tiba, sedangkan pasukan Howard sudah tidak terlihat lagi jejaknya. Disana, Callix bergegas mencari keberadaan Helena didalam gelapnya asap yang mengerubungi medan pertempuran.

Sedangkan Aerisha, ia menunggu dalam ketakutannya akan kakak perempuannya. Pasukan kekaisaran sekarang tengah membenahi medan pertempuran, tak lama Afertian datang menghampiri Putri Aerisha.

“Tuan Putri, bagaimana dengan Helena?” tanya Afertian tergesa-gesa.

“Aku tak tahu, Kakakku sedang memastikan keberadaanya..” jawabnya pelan.

Didalam kabut yang tebal itu, Callix terus mencari keberadaan Helena. Benar-benar tak ada disana. Netranya terus menyusuri segala bidang pandangnya, namun nihil, tak ada tanda tanda keberadaanya. Kembali, Callix menemui Aerisha. Air wajahnya sudah tak karuan tatkala tak berhasil temukan pujaan hatinya.

“Kak? Bagaimana? Ada apa?” “Yang mulia pangeran kedua, bagaimana adikku?” tanya mereka serempak.

“Aku tak dapat menemukannya, maaf..” ucap Callix lirih.

“APA MAKSUDMU KAK?” timpal Aerisha menaikkan intonasinya.

Suara bising mereka terdengar sampai pasukan kekaisaran, Duke disana segera menghampiri pertikaian mereka.

“Apa yang terjadi?” tanya Duke berusaha tenang.

“Duke Cather, aku tidak dapat menemukan keberadaan Helena, aku sungguh menyesal..” jelas Callix meminta maaf. Ia sungguh menyesal telah melukai Helena untuk kedua kalinya.

“KATAKAN PADAKU KAK! APA YANG TERJADI DENGAN KAK LENA?!” interupsi Aerisha yang kini sudah menitikkan air mata. Tangan nya sudah cengkram erat kerah baju sang kakak.

Callix disana berusaha tetap tegar dikala adik kecilnya sudah hancur hanya dengan kenyataan ini. Dilihatnya mata ruby sang adik yang berair, ia tak sanggup lagi derita lebih banyak rasa sakit.

“Apakah maksud anda..” Kembali, Duke mencoba untuk tetap tenang, namun, ia tak sanggup melanjutkan perkataannya. Suara nya tercekat, seolah direnggut sayat bernama khawatir juga takut.

“Aku tidak yakin, aku juga tidak menemukan Putri Oceana..” ucap Callix menambahkan.“Putri Oceana? Bukan Federic yang bertarung dengannya?” tanya Duke.

“Bagian itu akan aku jelaskan nanti, sekarang yang lebih penting Helena..” balas Callix. Ia terus mempertahankan kewarasannya saat ini.

“Kak! Apa maksudmu Kak Lena tidak ditemukan? Bukankah tadi ia bertarung disana?” tanya Aerisha berusaha mencerna situasi.

“Aku juga tidak tahu apa yang telah terjadi, tempat mereka bertarung tadi tidak menyisakan apapun, bahkan aku tak dapat merasakan keberadaan Helena sampai 100 meter dari tempat kejadian.” Jelas Callix.

Terlihat, mereka semua disana cukup dibuat bingung dengan situasi yang terjadi. Benar-benar tak ada satupun kunci untuk menyelesaikan hal ini dibenak mereka. masih berdiri disana, semuanya berfikir keras tanpa ada yang mengetahui apa yang sebenarnya terjadi diantara Helena dan Oceana.

**

Ketika mereka beradu kekuatan saat itu, pada dasarnya mereka imbang. Namun, bentrokan dua kekuatan itulah yang berbahaya. Sihir biasa saja, sudah sangat rentan terhadap kekuatan suci, terlebih lagi apa yang digunakan Oceana adalah sihir gelap. Sihir gelap memiliki dampak kerusakan yang sangat berbahaya, baik pada pengguna, maupun yang terkena serangannya. 

Puncaknya, Helena dan Putri Oceana harus melepaskan seluruh kekuatan mereka untuk mencapai kemenangan masing-masing. Disaat itulah, Helena jatuh kedalam sihir gelap.

Helena:The Fading LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang