Epilog

39 2 12
                                    

Mataku gelap, tak dapat melihat apapun di sekitarku. Yang mulia Putra Mahkota juga yang lainnya selalu mengatakan aku adalah 'Cahaya' yang menyinari mereka, akan tetapi, sekarangpun aku tak dapat melihat secercah Cahaya sedikitpun.

Duniaku gelap gulita, bahkan dibandingkan gelapnya malam tanpa sang rembulan. Aku, melayang diatas keputusasaan. Tanpa tujuan dan mimpi, seolah aku memang tidak pernah dilahirkan.

Aku ingin menangis, namun aku bahkan tak bisa merasakan apapun. Rasanya, tangisku tak memiliki sebab. Berapa kali pun aku menoleh, tak ada seorangpun di sekitarku, membuatku semakin dihantui rasa takut.

Ayah, aku takut.

Putrimu disini, tapi aku tak dapat menemukan jalan pulang. Maafkan aku, tak bisa berada di sisimu dalam waktu lama.

Ibu, maafkan putrimu.

Terlalu sebentar rasanya waktu diantara kita. Aku, tak sanggup melihat kecewamu akan kepergianku. Maaf, aku pergi terlalu cepat.

Kakak, aku minta maaf.

Seharusnya aku dapat menepati janjiku saat itu, seharusnya aku lebih sering memelukmu.

Tuan Putri,mungkin aku bukanlah kakak Perempuan yang baik. Namun, aku selalu yakin kau akan menjadi seorang Kaisar yang baik dengan sifatmu itu.

Cale, aku sekarang telah mengingatmu. Kau yang selalu dibayangi rasa bersalah mu atas keegoisanku dahulu. Aku minta maaf padamu, karena tidak bisa menyimpan mu dalam ingatanku, maaf pangeran.

Dan Pangeran As, Putra Mahkotaku yang juga sahabatku. Maaf, aku datang terlambat. Maaf juga aku tak lagi menemukan jalan pulang, maaf karena aku telah kehilangan cahayaku.

Ah, tangisku pecah dalam diam. Tak sanggup lagi aku berteriak minta pertolongan. Aku terus membuka mataku lebar tapi yang ku pandang selalu kegelapan.

Siapapun, kumohon tolong aku..

Bawa aku kembali..

Aku rindu rumahku..

Keluargaku..

Disini gelap sekali..

Sekarang aku bertanya-tanya, orang-orang selalu mengatakan aku Cahaya yang menyinari mereka. Tapi, bagaimana saat Cahaya itu sendiri kehilangan sinarnya? Siapa yang akan menyinari Sang Cahaya? Sekarang aku benar-benar tersesat. Tersesat dalam kegelapan tak berujung, sendirian.

Aku masih dalam keputusasaan itu, sampai sampai aku mulai menyadari, kehadiran seseorang yang tidak pernah kubayangkan sebelumnya. Aku dapat merasakan hangatnya sentuhan tangannya dipundak ku bahkan sebelum aku menoleh, aku dapat mengetahui sosok di belakangku.

Kini di hadapanku, Pangeranku telah tiba. Aku langsung jatuh dalam pelukannya begitu menyadari kehadiran orang yang benar-benar ku rindukan ketulusannya.

Walau kegelapan menutupi sosoknya, namun bahagia ini nyata.

Duniaku memang masih saja gelap. Tapi kali ini, aku bersamanya. Dunia yang tak memiliki arah ini, kurasa aku dapat bahagia walau ditelan oleh gelap.

"Helena, kau baik-baik saja?", tanya Pangeran. Suara nya masih sama.

"Aku..sekarang sudah lebih baik..", ucapku ragu-ragu dengan pernyataan ku.

"Tapi, aku sudah tidak bisa menjadi cahayamu. Lihat, duniaku segelap ini sekarang.." sambung ku berusaha tetap tegar. Menahan sesak di tenggorokan.

"Tidak masalah, duniaku juga gelap Helena. Kau, tetap adalah secercah Cahaya di duniaku yang gelap. Dan aku, bersedia menjadi secercah Cahaya dalam duniamu yang gelap." Jelas Pangeran sembari mengelus ubun-ubun ku.

Pandanganku memang gelap sekali, namun, mata ruby nya seolah menjadi penerang diantara kami. Aku dapat melihat ujung bibirnya yang naik, pertanda ia sedang tersenyum sekarang.
Ah seandainya aku dapat melihatnya lebih jelas lagi. Namun, tiba-tiba aku teringat akan surat terakhir yang kuterima darinya.

'Helena, aku benar benar mencintaimu..'

"Pangeran.."
"Aku minta maaf..."

"Mengapa?" tanya Pangeran. Nada suaranya terkesan khawatir.

"Suratmu yang terakhir kali.."
"Aku tidak yakin dapat membalas perasaanmu.." jelas ku ragu-ragu.

Sesaat hening mengisi ruang gelap diantara aku dan Pangeran. Aku tak dapat dengan jelas melihat ekspresinya terkait pernyataan ku.

"Helena.."

"Aku tidak pernah meminta ataupun memaksamu membalas perasaanku. Kau tidak perlu memikirkan itu.." jelas Pangeran.

"Tapi satu hal yang perlu kau ketahui.."
"Helena, jika suatu saat cahayamu telah pudar sehingga kau tak dapat melihat jalan pulang. Aku selalu siap menjadi cahaya yang menghantarkanmu pulang." Ucap Pangeran melanjutkan perkataannya.

Aku tidak tahu lagi, dengan perasaan seperti apa Pangeran mengatakan hal itu. Aku terus menatap netra ruby itu dalam-dalam, sebenarnya apa yang manik ruby itu lihat dariku sehingga menyimpan perasaan sedalam ini?

Di 'dunia ku' yang kini penuh kegelapan. Aku telah menemukan kebahagiaanku, walau tak lagi berada di dunia yang sama. Walau demikian- Pangeranku ada disini, melalui kegelapan tak berujung ini bersamaku.

Teruntuk Astrophille de Zephyr Erlos,

Sang Pangeranku.

Terima kasih karena pada akhirnya kau lah yang menemukanku diujung kegelapan yang menakutkan.

Sekarang, mungkin aku tidak akan ketakutan lagi menghadapi gelap dunia di sekitarku.

Walau aku tak dapat lagi bertemu dengan keluargaku, setidaknya, dalam kegelapan ini, ada seseorang yang dapat menemaniku.

Sehat selalu,

keluargaku,

tanpaku..

TAMAT

***

Haloo Helena's Readers! Bagaimana kabar kalian setelah menyaksikan akhir kisah ini?? Baik dong!
Aslena COMEBACK NIHHH SIAPA YANG SENENG????

SIAPA YANG SEDIHH?

wkwkw sulit yaa. Oke kita mulai pidatonya..

Sebelumnya, aku mau ngucapin banyak banyak terima kasih untuk pembaca setia Helena. Aku, benar-benar bahagia atas kontribusi kalian dalam mengikuti kisah Helena. Terima kasih, aku tulus menyayangi para pembaca.

Aku juga berterima kasih kepada tim editorku yang selalu meluangkan waktunya untuk membantu kelancaran naskah ini. Terima kasih kepada teman teman yang sudah mengikutiku dari awal kisah Helena sampai kini sudah mencapai ending.

Selain itu, aku juga berterima kasih pada diriku sendiri, karena bertahan dengan kisah yang ga gampang ini. Fyi, genre cerita ini ga banyak peminatnya, tapi aku tetap mengusahakan untuk menyelesaikan kisah Helena. Banyak kesulitan sudah berlalu hingga akhirnya aku dapat menutup kisah ini.

Dan terakhir, doakan yang terbaik untuk versi buku Helena yang sedang kuusahakan teman-teman!

Terima kasih sekali lagi untuk kalian semua, see you in ASTERLAYNA!

Helena:The Fading LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang