Dibawah gemerlap lampu yang menghiasi aula mansion nan luas itu, dengan gaun indah nya Helena pun berjalan menuju aula didampingi oleh kakaknya setelah memperbaiki riasannya. Tentunya dengan senyum diantara keduanya.
"PEMERAN UTAMA ACARA KITA AKAN SEGERA TIBA."
"MARI KITA SAMBUT, HELENA CATHER."
Lantas Helena masuk ke aula pesta tersebut bersama sang kakak dan ayahnya di belakangnya.
Apakah kalian bertanya? Siapa saja yang hadir dipesta ini jika bahkan tidak semua bangsawan mengetahui keberadaan Helena? Dipesta kali ini, memang kebanyakan yang hadir hanyalah kerabat dekat duke Cather yang mengenal Helena. Sisanya? Yah, duke Cather juga mengundang beberapa bangsawan yang tengah menjalin relasi perdagangan dengannya, tapi memang hanya sedikit.
"Lady Cather selamat atas ulang tahun anda yang ke-16," ucap Duke Walker,sosok satu ini merupakan salah satu bangsawan yang bekerja sama dengan Duke Cather dalam salah satu usaha obat-obatannya.
"Terimakasih atas ucapan nya, Duke Walker." jawab Helena.
"Saya tidak pernah bertemu dengan Lady, tetapi anda ternyata bisa mengenali saya dengan cepat ya?" timpal Duke Walker kagum dengan pengetahuan Helena.
"Tentu saja Duke, bagaimana saya bisa tidak mengenal pengrajin senjata terhebat sekekaisaran Erlos?" jawab Helena berusaha menyanjung.
"Haha, Hannes! Lihatlah putrimu! Dia berusaha menyanjungku!" ucap Duke Walker dengan memanggil Duke Cather.
"Bagaimana jika kau bertemu dengan putraku? dia lumayan tampan lho?" Duke Walker menawarkan.
"TIDAK!" sanggah Duke Cather dan Afertian serentak yang tiba tiba muncul di depan Helena.
"Baiklah baiklah, kita bisa bicarakan itu nanti" respon Duke Walker, mengabaikan ayah dan anak itu lantas pergi begitu saja.
"Helena, selamat ulang tahun!"ucap Duke Cather setelah kepergian Duke Walker.
"Terimakasih Ayahanda.." balas Helena dengan senyum manisnya.
"Helena, apa ada sesuatu yang kau inginkan sebagai hadiah ulang tahunmu?" tanya Duke.
"Apa? jadi ayahanda belum mempersiapkannya sama sekali?" timpal Afertian mendengar pembicaraan mereka.
"Diam kau Tian!"tegur Duke Cather.
"Hm, Ayahanda..aku ingin melakukan debutante..apakah boleh?" tanya Helena ragu ragu.
Sontak, Ayahandanya itu bahkan Afertian terdiam mematung mendengar keinginan Helena. Seakan tidak menduga kata-kata debutante akan keluar dari mulut Helena.
Melihat keterkejutan ayah dan kakaknya. Helena paham, permintaanya terlalu berlebihan, walaupun ia sebenarnya tidak mengetahui alasan mengapa selama ini dia tidak melaksanakan debutante.
"A-aku bercanda ayah.." ucap Helena dengan raut wajah yang panik.
"Bisakah aku memiliki perpustakaanku sendiri?"sambung Helena, berusaha mengalihkan topik debutantenya.
"Ah?! T-tentu saja Helena. Aku akan memberikanmu perpustakaan yang sangat besar." jawab ayahnya yang masih sedikit shock dengan perkataan yang dilontarkan putrinya sebelumnya.
Bahkan karena takut situasi runyam, Afertian sudah tidak berada disana lagi, pergi menemui Nova atau entah kemana.
Sejak tadi pagi sampai matahari hampir ditelan bumi, pesta itu terus berlangsung. Namun, tidak ada tanda-tanda Astrophille akan datang. Tapi, tak lama ia melihat sosok ksatria yang familiar dimatanya.
"Tuan? Bukankah anda pengawal Putra Mahkota? Dimana beliau?" tanya Helena sambil menghampirinya.
"Ah? Pangeran? Beliau sedang ada rapat dadakan, saya datang menggantikan beliau untuk sementara" jawab Federic.
"Selamat ulang tahun Lady Helena," sambung pengawal itu dengan sedikit tersenyum.
"Terima kasih Tuan Ksatria.." jawab Helena sungkan, karena mereka sejujurnya tidak terlalu dekat.
"Nama saya Federic, Lady" ucap Federic sedikit membungkuk, lantas pergi meninggalkan Helena.
"Aku baru tau ia memiliki mata seperti milik pangeran, walaupun memang sedikit pudar warnanya" gumam Helena saat kebetulan menatap mata ksatria tersebut.
Karena sudah tidak ada yang dilakukan, Helena pun meninggalkan Aula pesta lantas pergi menuju balkon mansion itu. Menatap langit yang sudah mulai menggelap . Sampai akhirnya suasana hening itu dipecah oleh suara seseorang yang tidak ia duga.
"Halo Lady? Anda sendirian disini? Apa tidak takut masuk angin?"ucap seorang pria yang datang dari pintu balkon itu.
"Ah? Pangeran? Kapan anda tiba?" tanya Helena tekejut dengan kedatangannya yang tiba tiba.
"Saya baru saja tiba Helena, maafkan saya yang terlambat menghadiri pesta yang sangat penting ini, saya harus menyelesaikan rapat dahulu sebelum kemari." jelas Astrophille dengan raut menyesal sebab datang terlambat.
"tidak apa apa pangeran, saya yang harusnya meminta maaf karena telah merepotkan anda di tengah kesibukan anda mengurus kekaisaran." timpal Helena membungkuk.
"Tidak Helena. Saya pikir seharusnya saya mendahulukan pesta ulang tahunmu." ucap Astrophille.
Sepersekian detik keduanya tertawa lepas karena saling menatap dalam beberapa saat. Dibawah langit yang sudah mulai gelap, suara tawa memenuhi udara sore itu di balkon mansion keluarga Cather.
"Oh iya, ini hadiah ulang tahun dariku." Suara Astrophille setelah mereka berdua tenang. Ia menjulurkan sesuatu yang terlihat seperti bola emas bertali.
"Apa ini pangeran?" tanya Helena binggung dengan bola yang sekarang ada ditelapak tangannya. Ukurannya lebih besar dari Yuanna tetapi tidak terlalu besar sehingga pas digenggaman kedua telapak tangan Helena.
"Ini adalah produk terbaru dari kenalanku. Lihatlah ini.." beritahu Astrophille sembari menggalungkan bola itu di leher Helena.
"Kau lihat ditengahnya ada sebuah kaca berbentuk lingkaran, ini bisa dibuka.." unjuk pangeran sembari mencontohkannya.
"Kau tahu? Kau bisa memasukkan Yuanna didalamnya. Bola ini sudah berisi udara, jadi kau tidak perlu khawatir ia akan kehabisan oksigen. Dan lagi ini anti peluru, jadi tidak akan rusak." jelas Astrophille.
"Wah?!"gumam Helena terkesima dengan bola emas itu.
"Tapi, bukankah sangat mencolok jika membawa benda berwarna emas ini kemana mana?"tanya Helena.
"Lihatlah, dibelakang sini ada tombol. Tombol ini bisa menyesuaikan warna bola ini dengan warna bajumu, lihat sekarang bola ini berubah warna menjadi biru laut," terang Astrophille sembari menekan tombol tersebut.
"Kereen,"ucap Helena tak sadar. Matanya sudah berbinar-binar melihat keajaiban bola tersebut.
"Jadi, kau bisa membawa Yuanna melihat dunia ini dengan tenang." timpal Astrophille.
"Terima kasih pangeran, aku suka" ucap Helena dengan senyum manisnya.
"siapa?" tanya pangeran yang tiba tiba terdiam.
"Bola ini sungguh menarik pangeran, Yuanna pasti sangat menyukainya"jelas Helena, membuat Astrophille kembali sadar akan posisinya.
"Ah, tentu saja."jawab Astrophille dengan sedikit ragu ragu, tersenyum kikuk.
Malam itu pada awalnya berakhir dengan tenang bagi mereka berdua. Namun, ternyata takdir tidak membiarkan mereka untuk tenang.
------
Mohon maaf bila ada typo
Jangan lupa untuk membaca short story helena di link yang ada di bioJangan lupa juga tinggalkan jejak agar penulis lebih semangat mengUpload
Terimakasih
-------
Note:
Upload setiap hari Minggu 09.00
KAMU SEDANG MEMBACA
Helena:The Fading Light
Fiction HistoriqueHelena, putri satu satunya Duke cather yang sangat ia sayangi. bagaimana tidak? kelahiran nya sudah seperti cahaya bagi keluarga ini. seorang lady yang sangat misterius dikarenakan keberadaannya tidak banyak diketahui orang luar. Ya, kehidupan gadis...