Bab 20 [ Return ]

10 2 0
                                    

Dikamar nan sepi itu, terlihat sosok seorang gadis yang kini bertambah kurus. Ini adalah hari kesekian dimana nafsu makannya menghilang begitu saja. Gadis itu, hanya duduk didekat jendela kamarnya menatap luasnya kekaisaran siang itu.

Terlihat bersamanya sebuah buku bersampul merah muda yang tampaknya buku harian sang gadis. Beberapa kali, sang gadis membuka buku tersebut, namun sepersekian detik ia segera menutup kembali buku hariannya.

Tak lama, gadis itu kedatangan tamu yang hampir setiap hari menghampirinya. Mulai terdengar suara ketukan pintu, namun, sang gadis tak berniat beranjak dari tempat duduknya sekalipun untuk membukakan pintu. Ketukan berikutnya, gadis itu tetap melanjutkan kegiatan mandirinya tanpa bereaksi sedikit pun terhadap suara ketukan disana.

“kak Lena, ini aku..” bukan ketukan, kali ini terdengar suara seorang gadis kecil memanggil dengan pelan. Bahkan setelah mendengar suara yang ia kenal, gadis itu tidak bereaksi apapun selain terus menatap jendela kamarnya.
“kak, ini Risha, tolong bukakan ya?“ ucap gadis dibalik pintu besar itu. Sebenarnya Putri Aerisha bisa saja langsung masuk tanpa meminta izin, namun ia tahu kapan harus bersikap lebih merendah.

Dibalik pintu, Sang putri masih berusaha agar dapat menemani Helena berbicara. Sudah berlalu beberapa hari setelah pemakaman, Helena tidak kunjung keluar juga dari kamar nya. Bahkan Kaia, dayang pribadinya tidak diizinkan masuk.
Hampir setiap hari, putri Aerisha mendatangi Helena. Ya, tentu saja tidak ada respon dari Helena.

Satu hari kemudian, pasukan cather atau lebih tepatnya duke dan Afertian akhirnya tiba di kekaisaran Erlos. Di Kamarnya yang selalu disinari matahari dari balik jendelanya, ia menelisik keadaan diluar karena terdengar suara ribut di mansion kala itu. Matanya tertuju pada sebuah bendera dengan lambang yang familiar dimatanya. Refleks tubuhnya bergerak mengikuti rasa rindunya yang sudah tidak terbendung.
Begitu ia akhirnya keluar dari kamarnya, ternyata Putri Aerisha sudah berdiri didepan pintu kamarnya.

“k-kak Lena?" panggil Aerisha yang terkejut melihat Helena terburu buru melenggang keluar dari kamar begitu saja.
Bukannya membalas panggilan sang putri, Helena segera pergi untuk menjemput keluarganya yang telah ia rindukan.

“tentu saja, tak perlu diberitahu, ia pasti sudah melihatnya dari jendela kamarnya”gumam Aerisha  melihat tingkah Helena.

***
Dihalaman mansion Cather, duke dan Afertian telah turun dari kudanya masing masing, juga Luke. Para prajurit yang berada di kediaman serta pelayan-pelayan di mansion turun semua untuk menyambut kedatangan majikan mereka setelah sekian lama.

Disela perbincangan ringan antara duke dan beberapa ksatria yang menyambutnya, Helena turun memecah suasana yang ada. Sepersekian detik, ayah dan kakak itu segera menghampiri putri dan adik kecilnya yang telah lama tidak bersua.

“Helena.. apakah kamu baik baik saja??“ tanya Duke memulai percakapan.

“Saya baik baik saja.. ayahanda..”jawab Helena ragu.

“Elen, aku telah mendengar perihal Yang mulia Putra Mahkota..”kali ini Sang kakak yang angkat bicara.

“Apakah kamu benar benar baik baik saja dengan itu?“sambung Afertian memastikan pernyataan Sang adik.

“Ah, kakak telah mendengarnya ya?“ “yah, sekarang aku baik baik saja kak..”jawab Helena yang sepertinya ikut meyakinkan dirinya.

“Selamat siang, Pahlawan kekaisaran, Duke Cather..”panggil Putri Aerisha yang tiba tiba datang. “maafkan aku yang telah mengganggu reuni kecil kalian..”sambung Aerisha dengan senyuman hangatnya.

“Selamat siang, Bintang kecil kekaisaran, Putri Aerisha de Zephry Erlos”ucap Duke dan Afertian secara bersamaan.

“Mohon maaf Tuan Putri, bagaimana bisa anda berada di mansion kami? Bukankah istana sekarang kosong?“tanya Duke dengan sopan.

“Ah, aku minta maaf karena tinggal disini tanpa persetujuan. Aku disini untuk menemani kak Lena. Kalau masalah istana, Duke tidak perlu khawatir karena kakakku telah memasang sihir yang cukup kuat untuk melindungi baginda kaisar..” jawab Aerisha dengan tenang.

“Menemani? Bukankah tunanganku ada di-!” baru saja Afertian ingin melanjutkan kalimatnya, tiba tiba seorang gadis berambut cokelat berlari ke dalam pelukannya.

“NOVA?“panggil Afertian terkejut dengan tingkah kekasihnya.

“Tiaaan, kau tidak tahu betapa aku merindukanmu!" keluh gadis itu yang masih berada dalam pelukannya.

“Tuan Putri, maafkan saya…” ucap Afertian yang malu dengan tingkah kekasihnya itu, terlebih dihadapan Tuan Putri.

Karena Nova terus menempel dengan Afertian, mereka akhirnya terpaksa izin untuk menenangkan diri.

Tersisalah disana Helena, Putri Aerisha, Duke, dan Luke. Ya, hanya mereka.
“Helena, ayah minta maaf karena ada yang perlu ‘kita’ diskusikan.” ucap Duke yang sekilas menatap Luke.

“Apakah ini terkait Putra Mahkota? “tanya Helena meyakinkan dugaan nya.
“Benar..” jawab ayahnya.

Setelah jawaban itu, mereka ber-empat pindah keruangan yang lebih aman untuk memulai perbincangan ini. Tentu saja, setelah Duke mengganti pakaiannya terlebih dahulu.

Helena:The Fading LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang